Thursday, July 26, 2012

Ambitious Project - WriteINK







Its been so long since I got a challenging feeling because I have achieve (almost all of) my latest ambitious project called "Desember Ambisius"


Lately I feel so bored and lack of passion. I want to bring back my spirit, seize my day, and live it to the fullest. 


I want to feel alive!


so I think I need to list down another ambitious poject to get myself in to challengin game again.By having another ambitious project, I do hope my life will be brighter and have a goal. Because successful people always have a dream that will motivate them to work extra hard to reach it.

Now, I’m gonna list down my ambitious project for the next 2 upcoming months.



The project title called: WriteINK  


Hopefully, this ambitious - but realistic objective will motivate me :)





1. Finish my "Kupang" article, and send it to Gogirl

2. Enrich my "Kupang" article, and re-wording. Then, send it to Republika Writing   

     Competition

3. Finish my "Road to Atambua" journey and send it to Gogirl

4. Write about 2 article/week to  www.mylittlebow.blogspot.com (write about my lovely 

     uncle, fasting month, tips, etc)

5. Keep apply for copywriter or social media admin

6. Apply the scholarship in AusAid. Start with submit the application form

7. Making babymoon video :) with "emotionally sweet" appeal

6. Back up my computer to external HD



I think its enuff.
And need to always put the "ambitious" word, so I will keep pursue myself to treat this as a something serious of mine.

Good luck, Me!

Xoxo

Pemeriksaan Bebeb Ke - 4



Akhirnya...
Setelah tertunda selama hampir dua minggu akibat saya telat bikin appointment dengan obgyn, yang akhirnya bikin saya nggak kebagian jatah konsultasi ketika weekend karena schedule si obgyn udah keburu full (max bisa terima 20 pasien per hari).  Ditambah lagi dengan adanya business trip saya selama 4 hari ke jogja, membuat jadwal kontrol si bebeb jadi mundur-mundur terus.

Finally...
Setelah semua kerempongan itu berlalu,  hari ini saya mau kontrol bebeb lagi. Tetap di KMC, dengan dokter Diah. 


Menurut bagian informasi RS yang saya telepon,  obgyn akan mulai praktek jam 12. Supaya bisa dapat nomor antrian awal, di hari sebelumnya Airen sudah mewanti-wanti supaya besok kami berangkat jam 10 dari rumah. Dasar naluri Indonesia sebagai "jam karet-ers" masih melekat kuat, kami akhirnya baru berangkat dari rumah jam 11 kurang. Untungnya jalanan siang itu sungguh bersahabat, hanya dalam waktu 15 menit kami sudah sampai di tempat tujuan. Begitu daftar, kami sudah dapat antrian nomor 7. Ternyata, Dokter Diah sedang ada tindakan, kemungkinan baru bisa terima pasien konsultasi jam 1-an. Suster kemudian mencatat nomor ponsel saya, dan mengatakan bahwa apabila nanti akan tiba giliran saya, dia akan mengabari. Baiklah kalau begitchu…

Kebetulan kami juga sebenarnya punya agenda lain siang ini, yaitu menghadiri nikahan teman saya Kat Neni di Gedung Patra Jasa. Jadilah kami pergi kondangan dulu, dengan harapan begitu kembali sudah tiba giliran kami dipanggil.


Memang jalanan hari ini sedang cantik-cantiknya. Nggak sampai setengah jam kami sudah tiba di tempat acara. Cicip makanan kanan-kiri, mencoba semua gubukan dari appetizer sampai dessert, setelah perut kenyang baru deh lanjut salaman ke kedua mempelai. Karena udah hampir jam setengah 2 tapi belum ada kabar dari RS, akhirnya kami memutuskan untuk pamit dari acara dan kembali menanti di RS.


Setelah hampir dua jam manyun-manyun mati gaya menunggu, tibalah giliran saya dipanggil untuk konsultasi. Seperti biasanya, kami langsung menuju mesin USG. Wahhh…bebeb makin besarrrrrrrr.  Berdasarkan ukurannya saat ini, comfirm bahwa hitungan usia kehamilan versi saya ternyata salah, maju satu minggu dari yang saya perkirakan. Usia kandungan si bebeb saat ini sudah mencapai 15 minggu, 6 hari. Dengan estimasi delivery date tanggal 9 December. Excited!!!
























Bentuk bebeb juga sudah semakin jelas, bagian badan, kepala, tangan,dan kaki. Beratnya 141gr. Alhamdulillah kondisinya sehat, dengan detak jantung normal.  Semoga kamu sehat- sehat terus ya di dalam sana ya, Nak :) 





Ada beberapa pertanyaan yang saya kemukakan ke obgyn di konsultasi kali ini, salah satunya:

S(saya): 

Apakah minus pada mata mempengaruhi proses kelahiran, sehingga nggak bisa melahirkan secara normal, secara saya punya minus 6 di mata kanan dan kiri?

O(obgyn): 

Untuk hal ini, lebih lanjutnya nanti harus dikonsultasi kan ke dokter spesialis mata. Tapi, kemarin saya baru saja membantu persalinan si Ella (menyebutkan nama salah satu pasiennya). Dia minusnya tinggi, 8 dan 9 kanan-kiri, Alhamdulillah dapat melahirkan normal. Hal ini terkait juga dengan kondisi retina mata seseorang, apakah tebal atau tipis.


Note:
Nanti akan saya bikin postingan special tentang pertanyaan diatas.

Kayaknya segini dulu aja deh cerita saya kali ini :) doain bebeb sehat2 terus yahhhh....

*kiss-kiss*

Every parents love their children





Dulu, jaman-jaman saya masih jadi anak muda merdeka gaya ceria hura-hura (bahkan belum kepikiran punya rencana nikah) Mbak Ratna, temen kantor saya yang saat itu lagi hamil bilang : "Kalo udh nikan dan hamil gini, makin berasa deh orang tua, terutama  ibu, itu segala-gala-nya. Aku makin sayang sama ibu-ku, makin takut kualat, makin nyesel kalo dulu suka ngebentak-bentak"

Respons saya saat denger dia ngomong gitu: "Hooo...gitu ya mbak" sambil ngangguk-ngangguk. Mungkin karena belum pernah ada di posisi itu, jadi emotionally saya ngerasa kata-kata yang keluar dari mulut Mbak Ratna biasa aja. Nggak membuat saya jadi berasa "tertampar" atau jadi mellow seketika.

Ketika kemudian saya merencanakan pernikahan, saat inilah keharmonisan hubungan saya sama mama diuji. Kerap kali kami beda pendapat. Saya mau-nya A, Mama mau-nya B. Mulai dari nentuin tanggal, pilihan gedung, menu catering, siapa aja yang diundang, baju pengantin ga boleh kebuka-buka, fotografernya nggak oke  dan segala tetek-bengeknya. Belom lagi kalau ada permintaan dari keluarga pengantin laki2 yang musti di akomodir tapi nggak sesuai sama mau-nya Mama. Hal lain juga adalah masalah keuangan. Bikin kawinan mahal bo! Pengennya sih serba yang bagus-bagus, tapi yang bagus pasti harganya juga bagus. Nggak jarang saya ngotot-ngototan sama mama, bahkan pake adegan nangis-nangis segala. Saking stress-nya  saya sampe keceplosan ngomong "udahlah, nggak usah jadi nikah aja". Saat itu ada kata-kata Mama yang bikin emosi saya langsung luluh. "Pokoknya kita pilih yang paling bagus, tapi semampu Mama, semampu kita" Iya juga ya, ngapain harus maksa-maksa buat semua-nya yang paling bagus, tapi harga-nya mencekek leher saya dan Mama. Pilihan vendor kan banyak, dari vendor2 yang sesuai  dengan kondisi keuangan kita, pilihlah yang kualitasnya paling bagus. Ngutang buat nikah itu sungguh harus dihindari. Dan nggak ada orang bikin acara nikahan balik modal atau dapet untung. Trust Me!

Begitu acara sungkeman baru berasaaaaa banget, betapa saya sayang sama Mama n Bapak serta betapa tulusnya kasih sayang mereka ke saya. Di moment sungkeman tersebut, ketika saya mengucapkan kata "Mam...maafin semua kesalahan saya..."Otak saya langsung flashback ke masa lalu. Gimana mereka mati-matian membesarkan saya, kerja gila2an buat bayar sekolah saya, mendidik saya dengan sangat disiplin, ngamuk2 kalo saya bolong solatnya ato males ngaji sehabis maghrib. Tapi perilaku saya ke mereka kadang kayak nggak tau terima kasih. Saya suka ngambek, cengeng,marah-marah sampe sengaja berantakin seluruh rumah karena nggak diajak pergi, kabur kalo disuru bantu beres2 rumah, nganggep kalo mereka nggak sayang serta nggak pernah peduli sama saya, bahkan sampe pengen minggat dan bilang kalo Bapak  saya kayak Singa!! Duh, rasanya durhaka banget yaaa :(

Dan sekarang, ketika saya sedang hamil dan menanti kelahiran bebeb, saya semakin yakin bahwa nggak bakal ada orang tua yang nggak sayang sama anaknya. Bahkan sejak dari dalam kandungan, mereka udah sayang setengah mati sama buah cinta mereka. Bayangin deh, rutinitas kami tiap pagi adalah saya mengelus-elus si bebeb di perut, lalu airen berkali-kali nyiumin perut buncit saya. Habis itu dia akan meletakkan telinga-nya di atas perut saya dan mulai asik berbicara dengan bebeb, seolah-olah si bebeb udah bisa diajak ngobrol. "Hai bebeb, kamu lagi ngapain di dalem sana? Nanti siang mau makan apa? Nanti di kantor jagain Ibun ya, ayah sayang banget sama kalian berdua" so sweet...

Demi besarnya cinta kami ke bebeb, kami rela melakukan apapun yang penting bebeb tumbuh sehat. Saya yang dulu paling ogah sama sayur dan susu, sekarang memaksakan diri untuk selalu mengkonsumsi makanan dan minuman sehat tersebut. Airen jadi makin protektif sama saya. Karena pernah hampir pingsan naik kereta saking nggak manusiawinya kondisi penumpang dalam gerbong, sekarang dia melarang saya buat naik kereta dan berbaik hati mengantar saya sampai halte busway Blok M supaya saya dapat tempat duduk. Sebelum berangkat ke kantor, Airen nggak pernah lupa memakaikan minyak kayu putih ke perut dan punggung saya supaya hangat sambil sedikit di pijat2. Malam hari-nya walaupun udah capek pulang kerja, dia masih semangat buat mijitin badan saya yang pegal2. Airen paling cerewet ngingetin saya buat makan teratur dan minum vitamin. Hal yang kerap bikin Airen ngomel adalah karena kadang secara nggak sadar saya suka melakukan gerakan-gerakan semi akrobatik, "lupa" kalo saya lagi hamil. Kalau udah begitu, dia pasti teriak "Kasian bebeb-nya...kalo bergerak jangan celamitan dong!"

Kalau saya sama Airen aja sampai sebegitu sayangnya  sama bebeb di perut, artinya dahulu Mama sama bapak juga pasti punya perasaan dan melakukan yang sama ketika saya masih dalam kandungan. Apalagi saya anak pertama,curahan kasih sayang mereka pada saya tentu sungguh tidak terhingga. Kebayang deh bahwa dari saya belum lahir pun mereka sudah menyayangi saya lahir batin dan rela melakukan semua-nya demi kebaikan saya.

Jadi, kalo ada yang mikir bahwa orang tua mereka nggak sayang sama anaknya, nggak mungkin deh. Itu udah fitrah alami manusia yang diberikan oleh Tuhan, untuk menyayangi darah daging mereka dengan sepenuh hati. Every parents love their children,bahkan sejak si anak belum lahir!

*Saya jadi semakin sayang sama Mama & Bapak, semakin takut durhaka, dan semakin pengen membahagiakan mereka :).  Lindungi mereka selalu ya Allah...Amien.


































Thursday, July 5, 2012

Bumil Jalan - Jalan : Jogja Trip

June 19th 2012

Setelah sebelumnya dibawa bepergian ke Kuala Lumpur, Hongkong, Macau, Bandung, lalu Batam... tiba saatnya bebeb saya bawa business trip ke Jogja. Kali ini keperluannya adalah untuk shooting filler pariwisata Indonesia yang akan ditayangkan di Fashion TV

Dari rumah, saya diantar Airen ke pool-nya X-Trans di Bintaro, karena dia nggak bisa nganter saya langsung ke Airport. Ternyata, akibat telat booking saya dapat nomor bangku 10, which is di seat paling belakang tepat diatas ban!! (⌣_⌣") hikssss...

si mobil berjalan ajrut-ajrut-an, karena masih harus ambil penumpang di pool BSD,jadi nggak langsung masuk jalan tol yang licin, lurus, dan mulus. Untungnya di jalan ada temen ngobrol ibu-ibu yang asal-nya dari jogja, jadi ajrut-ajrut-annya sedikit berkurang.

Sampai di airport, tiba-lah saat2 dilematis ketika melalui pemeriksaan.
Dalam hati saya bertanya:

Sebenernya bahaya nggak sih, ibu hamil melewati alat pemeriksaan di airport?

Dari hasil googling sekaligus meminta penjelasan obgyn-ku, jawaban yang di dapat adalah:

  1. Alat yang dilewati oleh manusia di airport (terutama airport-airport di Indonesia) adalah Metal Detektor (yang fungsinya untuk mendeteksi apakah ada sesuatu yang berbahan metal yang dibawa / menempel di tubuh kita). Alat tersebut bukanlah scanning X-Ray. Which is tidak berbahaya bagi janin dalam kandungan 
  2. Saat ini di dunia jarang sekali airport yang menggunakan x-ray untuk detektor manusia. Dari literatur yang saya baca, hanya airport yang menerapkan standar keamanan tertinggi aja, yang memakai x-ray yaitu   amerika serikat.
  3. X-ray hanya digunakan pada detektor yang memeriksa barang bawaan kita (bagasi)

Jadi, sebenarnya aman-aman aja kok buat bumil untuk melewati alat pemeriksaan metal detektor di airport (legaaa...deh)

Hal lain yang juga menjadi concern saya pada saat naik pesawat ketika hamil kemarin adalah karena saya belom sempet cek up lagi ke dokter (pas mo daftar telat, jadi udah terlanjur penuh deh schedule dokternya) Jadi belom punya surat izin terbang dari dokter. Karena itu, bismillah aja deh.... Semoga perjalanannya lancar, so far memang nggak ada concern tertentu sama kondisi bebeb sampai saat ini, kecuali mual. Mudah2an semua berjalan amannnn terkendali tanpa gangguan dan hambatan.

Selain itu, yang musti di secure lagi adalah seat di pesawat. Ketika tiba waktunya check in saya kemudian bilang ke petugas Garuda-nya kalau saya sedang hamil, dan minta prioritas untuk dapat kursi di depan. 


Setelah urusan kursi beres, si petugas menyuruh saya untuk ke meja informasi di tengah. Petugas yang berjaga disitu meminta saya untuk mengisi form, lalu  menandatangani form tersebut. Kurang lebih isi form yang dimaksud adalah bahwa apabila terjadi apa-apa sama janin saya, pihak maskapai nggak akan bertanggung jawab. Lalu saya diminta untuk membubuhkan tanda tangan diatas materai. Agak gondok juga sih, karena saya nggak punya materai, trus mereka menawarkan materainya beli ke mereka aja, seharga 10rb. Idihhh...padahal materai kan harganya 6rb, ini  maskapai sekelas garuda loh...masih aja cari untung dari hal kecil begini, gak elit deh!

Setelah sempat berpindah ruang tunggu karena alasan operasional, akhirnya pesawat yang saya tumpangi akan segera take off...kemudian terbang ke Jogja :)

Berikut secumplik foto-foto hasil perjalanan saya bersama bebeb di dalam perut 


































See you in another story. Doain semuanya lancarrr-lancarrrr yaaaa :)

Nightmare Train, Hiiiiyyyy!

June 15th 2012

Saya adalah pelanggan setia KRL Commuterline jurusan serpong - tn.abang. Secara rumah di pinggiran, kantor perciss di depan monas. Jauh gila! Orang pertama yang ngenalin saya sama krl AC adalah om @desniar bos saya yang jago mejik di kantor lama. Begitu ngerasain angkutan tanpa macet (walaupun suka mogok dan telat) ini langsung jadi pilihan transportasi utama ke kantor.



ini nih bentukan kereta yang menjadi andalan saya buat ke kantor

Salah satu benefit di crappy hell office ini adalah adanya jemputan karyawan. Kalo pagi, si jemputan ini lewat jalan utama rumah saya jam setengah 6. Pagi benerrrrrr, jam segitu mah saya masih selimutan. Dan kalau pulang, bus sudah gelinding dari kantor jam 15.30, siang bangetttt bo! Tapi memang nikmatnya luarrrr biasa kalo bisa pulang naik jemputan. Karena: 1. Nyaman (ber-AC, pasti dapat duduk, dan bisa bobo) 2. Murah (6000 udah sampe jalan gede depan rumah dan ga perlu nyambung gonta ganti angkutan dan bayar berkali-kali) 3.Cepat (karena kita udah pulang sebelum orang lain pada pulang, jadi belom begitu macet. Sopirnya pun, si Pak Kholik sungguh lihai pilah pilih jalan)


Dan sore kemarin, saya sudah gotong2 tas siap2 mau pulang, berharap nggak ada kerjaan tambahan. Ternyata, pas ijin ke bu Bos belom boleh pulang, disuru bantuin dia mikirin anggaran. Hyah...terpaksa deh stay.

Akhirnya, begitu boleh pulang, jemputan udah terlanjur terbang. Terpaksa deh naik transportasi lain. Niatnya sih mau irit, dengan naik bus ke stasiun Tanah Abang, instead of naik ojek. Ternyata yaaa.... macet nggak ketulungan dan bapak-bapak di kanan kiri saya bau badan dan supirnya nyetir sambil merokok (oh Tuhan!) Sejak jadi bumil, ketahanan tubuh saya sungguh menurun. Bawaannya lemesss banget dan gampang capek.

Sampai di stasiun, nggak berapa lama kereta-nya datang. Penumpang sungguh padat, apalagi banyak penumpang musiman (baca: ibu-ibu yang belanja ke tanah abang menjelang puasa) yang bikin kereta tambah sesek. Percuma sih dinamain KRL AC, karena AC-nya sama sekali nggak kerasa. Keringet penumpang udah segede-gede Jagung!



ilustrasi gerbong padet kayak ikan presto pepes
And then, the nightmare story began. Begitu kereta berhenti di kebayoran lama, tiba-tiba terdengar orang berteriak-teriak "Ada Kereta...Kereta..." Lalu disusul teriakan "Asapp... Kebakaran..." Sontak seluruh penumpang yang padat bak ikan pepes panik dan berebutan untuk turun. Yang ada dipikiran saya saat itu "MasyaAllah...ini kereta bakal meledak...ini kereta bakal ketabrak kereta lain...saya harus menyelamatkan diri" Sedihnya lagi, peron di stasiun kebayoran lama itu rendah banget, dan nggak ada tangga untuk kita turun dari kereta. Jadi sempet ada ibu-ibu yang keinjek-injek saking paniknya orang-orang. Apalagi saya naik gerbong khusus wanita, isinya ibu-ibu jejeritan. Tanpa berpikir panjang, saya pun ikutan loncat turun dari kereta, sambil megangin perut, yang penting saya keluar dulu deh dari kereta ini. Duh bebeb...maapin ibunda yaaa

Nggak lama kemudian, petugas kereta ngumumin kalo yang terjadi adalah AC-nya bocor, dan sempat keluar asap. Tapi nggak berbahaya. Duh gusti..... transportasi indonesia emang buruk banget ya, nggak dipelihara dengan baik. Sangat nggak bersahabat, terutama buat bumil. Setelah pengumuman petugas tersebut, kembali terjadi desek-desekan. Kali ini penumpang rebutan buat naik kereta lagi. Adegan dorong mendorong pun terulang. Karena takut ketinggalan kereta, saya kembali loncat. Kali ini loncatnya ke atas, sambil pegangan sebelah tangan, dan si bebeb agak keteken karena saya mencoba menahan perut. Duuuh, saya merasa bersalah :(

ilustrasi desek-desekan masuk kereta
Sampai rumah, saya langsung minum air yang banyak, selonjoran kaki, dan bobok!

Kemudian....

Pagi ini, saya kembali berjibaku dengan ganasnya kereta indonesia. Sepertinya makin banyak penumpang musiman yang naik kereta di jam peak hour ini. Mereka nggak mau ya, siangan ato pagi-an dikit ke Tanah Abangnya? Biar nggak tambah sumpekkkk!!!



ilustrasi: ayo masuk terus, dorong terus 

Di dalam kereta, ruang gerak sudah tidak ada lagi. Keringat se-ember mengalir dari tiap-tiap orang. Masih dari gerbong wanita, tampaknya nggak ada tuh yang berniat ngasih tempat duduknya ke orang hamil macam saya. Mungkin karena hamilnya juga belum keliatan, dan mereka yang duduk semua-nya merem.





Begitu kereta melewati stasiun kebayoran lama, perlahan kanan-kiri saya terlihat semakin gelap. Nafas saya menJadi sesak dan rasa haus yang amat sangat tiba-tiba muncul. Mau minta tolong kanan kiri, nanya ada yang punya air apa nggak, mereka tampak nggak peduli. 
Sedih ya, orang-orang sekarang sudah sama sekali tidak punya rasa "empati" dan nggak lagi peduli sama keadaan sekitar (And I talk to myself that I promise  to be more care to others, to give benefit to others) Rasanya pengen Pingsan!!! Tapi saya berusaha untuk bertahan "ayo, ayo dikit lagi sampe palmerah, dan saya akan turun, saya pasti bisa tahan"


Sampe palmerah, saya langsung turun dengan cepat. Lalu berlari ke arah sebuah warung. Memesan teh manis anget, serta lontong + gorengan. Ini semua pasti karena saya belom SARAPAN!!!

Buat bumil, sarapan itu penting sekali, dan makan jangan sampai telat!

Sekian cerita saya kali ini. Doain yaaa semoga transportasi jakartah semakin bersahabat buat bumil...

Duh, kalo kehamilannya makin gede, gimana ke kantornya yaaaa?!



sebenernya kalo semua kereta kayak si merah ini (gerbongnya banyak dan lumayan berasa AC-nya) mungkin dunia pagi jakarta dan sekitarnya akan jadi lebih bersahabat bagi bumil



Note: Image taken from GoogleImage

Recommended Book : What to expect when you're expecting

1 June 2012





Kehamilan pertama membuat banyak bumil merasa serba parno. Belum lagi keadaan tubuh yang bergejolak seperti morning sickness (sebagian orang - seperti Mbak Mima, kakak ipar saya -  justru mungkin mengalami all day sickness, yaitu eneg,mual,muntah sepanjang hari), cepet capek, pusing, dan swinging mood yang membuat badan rasanya super nggak karuan.

Melihat wajah "mabok" saya, mbak Tia (ibu bos saya yang baru) dengan baik hatinya meminjamkan buku ini:

What to expect when you're expecting









Dia bilang, baca buku ini bisa sedikit banyak membuat bumil bisa bertoleransi dengan berbagai gejolak yang terjadi di tubuh.

Jadi misalnya di minggu pertama bulan ke tiga mual2 bumil bertambah dahsyat, itu disebabkan karena pada perut bumil sedang terjadi perkembangan janin yaitu bagian kaki, tangan, kelopak mata sudah mulai terbentuk. Begichu...

Nah, karena pengetahuan tersebut bumil jadi bisa mentolerir bahwa dengan mual yang dirasakan, berarti baby di perut sedang tumbuh. Kalau sama sekali nggak ada rasa apa2 di perut bumil, justru mungkin ada sesuatu yg salah.

Buku ini menurut saya kayak ensiklopedi-nya ibu hamil. Semua informasi lengkap ada disana, termasuk juga QnA yang common ditanyain sama para bumil.

Info beragam bentuk perut bumil pun ada. Jadi ternyata, bentuk perut bumil ketika hamil ibu berbeda-beda. Ada yang mancung-nya pas di tengah, ada yang mancung-nya rada di bawah, ada yang bentuknya rada lebar, dll hal itu tergantung bentuk tubuh dasar-nya si ibu dan posisi rahimnya.

Buat saya, ini buku yg recommended banget buat dibaca bumil. Sayangnya, ini buku halamannya super tebellll...jadinya kalo dibawa-bawa ke kantor buat bacaan sepanjang jalan bisa bikin pundak ngilu2 :( apalagi kalo tipe kayak saya yang seneng bawa tas doraemon dimana semua-mua barang peralatan lenong lengkap ada disitu. Ya tissue kering, tissue basah,sisir,mukena,air minum,dompet gendut (karena byk bon yang jarang dibuang, bukan karena byk uang lho),tas make up,obat2an, dan masih banyak lagi - kadang juga saya suka lupa apa aja yang ada di dalam situ saking rempongnya.

Kata Mba Tia, ini buku rada susah nyari-nya. Di periplus, aksara, ato kinokuniya jarang ada. Dia aja dikasih sama orang. Kira-kira ada yang mau ngasih saya buku ini nggak ya??? Pengen punya deeeeh...

Duhai marketing2 yang jual produk2 ibu hamil, bikin promo berhadiah buku ini dong...nanti pasti saya beli produknya :p *gak mau rugi, mode on*



Oh iya, ketika saya browsing-browsing mengenai buku ini, saya nemu website yang lucu pelesetan dari si pregnancy book ini. Yaitu guidance book buat superhero yang lagi expecting superhero baby.... jadi tips-tipsnya pun seputar masa kehamilan dan persiapan melahirkan calon baby superhero










Ini salah satu cuplikannya:


While many first generation heroes receive their powers at a mature age, most children of superheroes develop some form of their inherited power at an early age. Perhaps the lack of restraint, perhaps the combined genetics of either parent, perhaps circumstance, but very often, super-children—especially super-babies—tend to have vast untapped abilities that even the most powerful parents can’t keep in check"


Go check the website by yourself here. So funny!