Tuesday, September 8, 2015

Masih Tentang GTM (Gerakan Tutup Mulut)



Masih loh boooook!


Kayaknya, periode GTM emang serialnya nggak abis-abis yessss. Kelar satu episode masih lanjut sama episode berikutnya. Stock sabar emak-babe juga harus tersedia berlipat-lipat karena udah pasti GTM bakal menguras emosi jiwa raga lahir batin







-----

Bulan lalu, saya sama beberapa temen-temen Webs ngadain playdate. Tempatnya di TamaniKids kemang. Letaknya di Kemang Square Lt. 4, Jalan Kemang Raya, Mampang Prapatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12739. Sebelahan sama Tamani Cafe. 

Enak juga yaaa ternyata playdate disini. Indoor jadi nggak panas, terus nggak terlalu luas. Dengan hanya duduk manis di depan tempat main sambil ngerumpi, masih bisa tetep ngawasin bocah. Recommended.

Untuk biaya masuknya 70rb/anak udah dapet bonus voucher ice cream. Tanpa batas waktu bermain. Orangtua yang nemenin nggak perlu bayar lagi. Kita bisa pesan menu yang sama dengan menu tamani cafe di bawah.
Udah gitu nggak rame juga, jadi berasa playground milik sendiri hihihi...

Di ujung sebelah kanan ada sekumpulan emak-emak korea yang lagi ngerumpi juga. Kami disini dari payground-nya buka sampe jam 5 sore pas hampir tutup. Mungkin mbak-mas nya lega yaaa pas akhirnya rombongan emak-emak heboh ini pulang hihihihi karena begitu kita udah mau masuk lift mereka buru-buru ambil kain pel, sapu, dan beres-beres.

Cukuplah sekian cerita tentang tempat ini, orang judulnya lagi ngomongin gtm kok hehehe. Nanti saya tulis reviewnya terpisah deh.


-----

Kembali ke gerakan mulut mingkem!

Jadiiiii, pas ketemuan kemarin, teman saya yang punya nickname Kucing, (yep doi anaknya paling banyak diantara emak lainnya dan cowok semua 😁) bercerita tentang mengenai Neol, anak bungsunya yang udah berbulan-bulan susyah makan.

Awalnya Neol dibawa ke Brawijaya dengan dokter Atilla. Beberapa kali konsultasi, jawaban dari dokter Atilla adalah kemungkinan karena mau tumbuh gigi, lagi nggak enak badan, dll intinya pak dokter ini tidak terlalu mempermasalahkan anak nggak mau makan. Toh kenaikan berat badan dan klinis si anak so far oke-oke aja.

Tapiiii, namanya juga seorang Ibu ya.... tetep aja kucing merasa gelisah. Karena mogok makannya kok berbulan-bulan amat. 

Lalu cerita lah Mak Kucing ke teman yang lain sesama emak-emak. Sebut saja namanya Mak Grace.
Ternyata, Mak Grace ini juga sebelumnya punya kasus yang sama. baby nya ogah makan. Setelah bertanya kesana kemari, akhirnya dia membawa sang baby ke dr. Tiwi. (Dokter Tiwi yang ituuu? iyaaaah beneeerr dokter Tiwi yang itu... hehehe) dokter celeb yang suka sharing info di twitternya @drtiwi. Beda dengan dokter sebelumnya yang pernah dijumpai, bagi dr Tiwi perilaku anak ogah makan kalau beliau lihat ada indikasi tertentu semisal berat badan anak stagnan, akan diobservasi dengan lebih serius.

Lalu baby nya MakGrace kemudian diminta untuk cek darah dan beberapa tes lainnya. Hasilnya disimpulkan kalau baby mengalami ISK (infeksi saluran kemih).

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai sistitis (infeksi kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas dinamai pielonefritis (infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih bawah meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air kecil atau desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman tersering penyebab kedua tipe tersebut adalahEscherichia coli, tetapi bakteri lain, virus, maupun jamur dapat menjadi penyebab meskipun jarang. source: wikipedia


Owwh saya baru tau, kalau ternyata ISK berpengaruh ke napsu makan anak dan bb nya yg stabil. Artkel lebih lanjut tentang ISK bisa diintip di MilisSehat.  Alhamdulillah setelah dilakukan pengobatan terhadap isk napsu makan dan bb baby meningkat.

Mendengar cerita ini, mak kucing akhirnya membawa neol ke dr.Tiwi

Berikut kira-kira petikan percakapan konsultasinya:

kucing       : dok, anak saya kok udah berbulan-bulan susah banget makan ya...
bu dokter  : anak ibu minum susu pake dot ya? (bertanya sambil lihat buku catatan kesehatan Neol)
kucing       : iya dok...
bu dokter  : ibu HARUS stop dot nya sekarang juga
                      (hening sejenak)
kucing       : boleh dikasi tapi dibatesin aja nggak dok?
bu dokter   : nggak boleh. harus di stop dot nya sama sekali
kucing       : tapi nanti kalo anaknya gak mau makan dan ngamuk minta dot gimana ya?
bu dokter    : itu resiko ibu!.
kucing:        *diem* *menatap nanar ke depan*
bu dokter  : ibu mau anak ibu makannya banyak kan?
kucing        : *diem* *ngangguk* iya dok
bu dokter  : dia males makan, karena sudah kenyang dari minum susu. Bisa dilihat dari grafik bb nya yang naik terus


Mak kucing dan Neol pun pulang ke rumah. 

Di rumah, karena pengen neol jadi doyan makan plus jadi semangat setelah dinasehatin sama bu dokter yang galak tegas... kucing pun langsung men-stop susu dan dot buat neol. 

Awalnya cranky dahsyat dan ngamuk-ngamuk. Untungnya penghuni rumah lain juga men-support, nggak ada yang bikin pertahanan jadi meleleh misalnya dengan bilang "udah deh, kasi aja dot nya... kasian nangisnya sampe kayak gitu..."

Then... the good things happen!
Karena laper berat Neol akhirnya mau makan. Buanyaaaakkkk pula. Semenjak itu, seiring dengan Neol melepas dot, nafsu makannya jadi super duper tinggi. Gampang banget makan. Sampe kemarin pas ketemuan sama saya, neol belum mimik susu lagi. Tapi makannya udah hebat benerrrrr. Emak kucing pun legaaaaa.

-----------------------------------


Kalau kata parenting.com, ada empat  penyebab anak diatas 1 tahun mengalami GTM.


  • Pertama, di atas usia 1 tahun, laju percepatan pertumbuhan melambat; kenaikan berat badannya minim, sekitar 2 kg per tahun (coba Anda bandingkan dengan kenaikan berat badan di usia 6 bulan pertama yang bombastis karena bisa sampai 1 kg perbulan). Karena pertumbuhannya melambat, kebutuhan kalorinya pun menurun. Tidak heran anak bisa tahan berhari-hari tidak makan lalu tiba-tiba makan dengan sangat lahap. 
  • Kedua, di atas usia 1 tahun, sejalan dengan bertambahnya keterampilannya untuk berdiri dan berjalan, terjadi perubahan besar-besaran dari sisi psikologis dan emosi anak. Ia  merasa mandiri dan  menuntut orang sekitarnya untuk tunduk pada keinginannya. Di periode usia ini, akan memasuki tahapan ‘negativistic’. Mereka akan melakukan yang dilarang dan tidak akan mengacuhkan permintaan atau instruksi. Misalnya, “Ade, jangan dilempar, dong, remote-nya.” Ia justru akan melemparnya. Ini termasuk untuk urusan makan. 
  • Ketiga, kejenuhan akan suasana feeding time dan menu makanannya. Ada kebiasaan (tanpa sengaja) dimana feeding time seolah menjadi suatu kewajiban sehingga berkurang unsur entertainment-nya. Tidak fun dan monoton. Setiap hari anak makan nasi tim yang diblender menjadi satu. Ia tidak mengenal rasa asli dari masing-masing komponen makanan tersebut. Feeding time kehilangan nuansa petualangan karena anak tidak diperkenalkan pada berbagai variasi makanan. 
  • Keempat, orang tua sangat paranoid sehingga anak boleh mengonsumsi susu secara berlebihan, mie instan, camilan tak sehat, dll. Apa alasannya? Yang penting perut anak terisi!
Lengkapnya silakan buka ini


--------------------------------------------------------------




Lalu apa kabar gendhis guwaw jawaw bebican?

Hmmmppphh *tarik napas dulu*

Ini udah minggu ke-3 si Bebican cuma makan nasi sama egg (telur orak arik). Tiga kali sehari! 

Setiap hari saya masih selalu bikinin sayur sop dan sukses dilepeh. Jadi akhirnya si sayur saya campur ke telur orak ariknya tapi di penyet-penyetin dulu pakai sendok atau saya umpetin di balik nasi. Sometimes it works...tapi nggak jarang juga trik ini failed!  Soalnya setiap mau masuk mulut, dia liatin dulu isi sendok / tangan saya takut diboongin mungkin yaaaa.... kalo dia lihat ada wortelnya, langsung teriak "tidak mauuuu" 
*hadeeeehhh*

Yang saya takutkan adalah kalau kebanyakan makan telur, nanti dia bisulan*Duh, jangan sampe yaaa... knok knok on the wood*

Kalau dikasi makanan lain, mulutnya rapet, nggak mau dibuka. sedangkan apabila saya berikan nasi pakai telur orak arik, sepiring muntung bisa habissssss tak bersisa.

Saat ini, gendhis masih mimik susu pake gelas (dot). Apa saya juga harus mendadak stop mimik susu nya ya? biar dia merasa laper dan mau disuapi makanan lain selain nasi sama telur? tapi di sisi lain,  lingkungan sekeliling saya belum mendukung, karena tiap lihat Gendhis ngerengek minta dot langsung buru2 diambilin. "udah kasih aja, kenapa siiih" gitu kata mereka. *bubar dehhh pertahanan*

Apa saya kudu ke drTiwi dan diceramahin dulu biar bisa tambeng menghadapi godaan-godaan kayak gitu yaaa.... hahaha

------------------------------------

Faktanya, menghadapi GTM saya nggak sendirian. Dalam waktu yang bersamaan, beberapa grup WA kumpulan emak2 yang saya ikuti juga terjadi curhatan yang sama tentang "anak gue gak mau  makan". GTM jadi hot topic!

Ada emak nya Kak lula yang udah nyiapin berbagai jenis makanan semuanya sukses dilepeh.Ada emak nya Nara yang sibuk nanya siapa di grup yang jualan mie sehat karena nara mogok makan.Ada Mak nya Alip yang galau, apa kalo anak cuma makan makanan lain selain nasi apakah dia akan kenyang?Ada Mak nya hugo yang udah pasrah sama GTM tiada akhir, jadi walaupun hugo cuma mau makan nasi pakai coklat meses aja, emaknya udah happyAda Mak nya Aly yang stay cool walaupun aly cuma mau makan nasi+telor ceplok+kecap selama sebulan
Lalu kemudian, saya sampai pada tahap dimana "duh, ya udahlah ya..." Kalo makannya cuma mau nasi sama telor gak papah deh kasih aja. Berikan yang dia mau, yang penting dia makan, perutnya nggak kosong, dan nggak masuk angin. Karena percuma juga saya udah bikin berbagai jenis makanan dia tetep mingkem. Dipaksa makan juga anaknya teriak kenceng bangeeeeeeeeeet!
Ah, selama anaknya aktif dan sehat, bbnya naik terus, klinis dan psikisnya oke, kasi aja deh apa yang dia mau.  No worries.

Sambil berdoa semoga dia segera bosen sama nasi teur dan mau makan yang lain. Amin!







No comments:

Post a Comment