sekedar ilustrasi doang, ini bukan mbak2nya ya :p |
Terkadang, seseorang bisa dengan "cablak" mengeluarkan kata-kata dari mulutnya tanpa dipikir terlebih dahulu bahwa their words will hurt other people's heart.
Sejak dalam kandungan, hal utama yang harus diajarkan kepada bebeb adalah untuk belajar SABAR.
Seperti kejadian yang saya alami hari ini mendengar perkataan yang tajam dan menusuk bak "silet" dari mulut seorang mbak-mbak di dalam Busway. Yang kemudian saya ceritakan via bbm ke @echaelsa
the illustration
Sebagai gambaran, hari ini adalah sebuah jumat di bulan puasa. Macet super nista dimana-mana karena besar kemungkinan banyak orang punya planning buka puasa bersama. Karena ribuan orang keluar dalam waktu bersamaan, alhasil jalur Busway pun dipake oleh kendaraan pribadi. Akibatnya, udah 2 jam nunggu di halte Monas, Busway yang mengarah ke halte Ragunan nggak kunjung keliatan batang idungnya. Setelah 2 jam lebih seperempat baru deh bis-nya nongol.
here's our bbm conversation
Me: Boooo, orang2 ini emotionally sakit jiwa deh
Me: Jadi ya, si busway yang gue naikin sekarang ini, dia tadi berenti nurunin penumpang di line tempat gue ngantri (line khusus bumil dan manula). Tapi setelah smua pnumpang turun, kita ga boleh naik ke Bis ama petugasnya, krn mau perbaikan katanya
Me: Trus begitu sampe di line penumpang biasa, (which is sebelahnya line gue) pintunya masih kebuka, jadinya semua orang disitu pada maksa naik dong
Me: Gue dan beberapa ibu hamil lainnya akhirnya berusaha naik dr pintu belakang tapinya udh ga dapet duduk
Me: Ada yang hamilnya jauh lebih gede dari gue.
Dan si penumpang yang duduk ga ada yang mau bediri ngasi tempat
Me: Tiba2 ada mbak2 mulut silet yang ngomong : "gak mau lah kasi duduk buat orang hamil, hamil juga gara2 dia sendiri, salah sendiri hamil"
"Kalo dia cacat baru gue kasih duduk"
"Lha dia nggak cacat dia hamil, ngapain dikasi duduk"
(echɑ): Whaaattttt
(echɑ): Gilaaaaaa
Me: Jahat banget yaaaaa
Me: *emosi jiwa*
(echɑ): AMIT AMIT
(echɑ): Ga takut karma apa
(echɑ): SAKIITTT
Me: *maap curhatttt*
(echɑ): Gilaaa gilaaaa. Naujubilah mba inki elus peruutt
(echɑ): Amit amit amit amit
(echɑ): Kok ada ya perempuan kaya gt
Me: Iyah ihhh..... Aku udh sabar2iiiinnn
(echɑ): Perempuan bukan sih dia
(echɑ): Gilaaaaa (ikutan emosi)
Me: Padahal si mbak-nya puasa looooh
(echɑ): Manaa diterimaa puasanyaa.. Iiiisshhh
Me: Udah spanneng kali dia, si baswe 2 jam baru nongol...
Me: Tapi mbok ya ngomongnya jgn kayak gituuu
Me: Toh gue dan bumil lainnya juga pada nggak ngemis2 minta duduk
(echɑ): Nahh iyaa
(echɑ): Diem aja gt yaa ga usah komentar
(echɑ): Buset deh
(echɑ): *masih geleng2*
Me: Iyaaaahhhh mbok ya pura2 tidur aja gituuuu
Me: Mulutnya di lem
(echɑ): Sepakat! Powerglue!
In my opinion, sometimes untuk sesuatu hal, jika memang kita sedang tidak ingin berbuat baik, silent is golden. Its better for that mbak2 to keep quite and pretend that she is sleeping, instead of berkoar2 sadis seperti itu.
Saking "gatel"nya, keluh kesah saya diatas juga saya luapkan di lahan twitter. Berikut capture-an respons teman2 saya via burung berkicau
Dear #mba2mulutsilet, hati-hati nanti kamu kualat!
Sekian dan terima kasih, xoxo
No comments:
Post a Comment