Tuesday, May 13, 2014

Should I (be) Worried? [episode : anak belum bisa jalan]

She couldnt walk by herself, yet!

Tiap ketemu orang, basa basi nya adalah selalu ditanya "si kecil udah umur berapa? udah bisa apa?" begitu saya jawab "udah setahun lebih...." lalu diikuti dengan pertanyaan "oooh...udah bisa jalan dooooong" saya pun menjawab dengan senyum agak berat " iyah... udah seneng di titah, tapi belum mau jalan sendiri...." "oooh....biasanya umur segitu udah bisa jalan loh...kebanyakan di gendong kali..." lalu muka si penanya berubah jadi rada prihatin. asyemmm!



lebih seneng merangkak nungging, daripada berjalan


Dan, pagi itu saya dapat email dari babycenter.com mengenai milestone perkembangan Toddler usia 16 bulan. Saya memang sengaja subscribe web ini, tujuannya adalah supaya dapat memantau pertumbuhan Gendhis dengan cermat. Jadi, setiap minggunya saya akan menerima email mengenai milestone tumbuh kembang sesuai dengan umur anak.

Btw, recommended loh web ini untuk di subscribe. Walaupun berbahasa inggris, tulisannya gampang banget dicerna dan bertaburan tips tips keren yang easy to follow

Baby center bilang, di umur 16 bulan ini, seorang anak umumnya sudah bisa jalan, lagi seneng2nya berlari, dan mengeksplorasi sekitar

Membaca hal ini duuuh saya merasa galau lagi... apa saya kurang menstimulasi ya, sehingga sampai sekarang gendhis belum bisa jalan sendiri. Jujur, sudah berhari hari hal ini menjadi beban pikiran di kepala saya, tapi saya mencoba untuk tetap cool dan santai... "entar juga pasti bisa jalan kok!" kata saya dalam hati.  Ibu saya juga menguatkan "udah jangan dipikirin.... nanti juga bisa, malah mungkin langsung lari....."

Kegalauan yang sama juga pernah terjadi ketika bayi saya belum bisa tengkurap, duduk, merangkak, dan berdiri... padahal anak lain seumuran dia sudah bisa. Lagi lagi memang masalah waktu, kayak judul lagu "indah pada waktunya". so, ditunggu aja...

Yes, semestinya saya memang nggak perlu khawatir-khawatir amat sih. Karena kalau dilihat milestone tumbuh kembang gendhis lainnya sangat bagus. Gigi sudah banyak, sudah sering ngoceh (walaupun belum ada satu kata pun yang jelas - ini pe er sendiri lagi nih untuk masalah speech ability), dia juga makin pinter, terbukti bahwa gendhis sudah bisa mengikuti instruksi dari saya yang sifatnya sederhana... semisal saya tanya "gendhis mana yaaaa?" lalu dia akan mulai mengangkat tangan dan menepuk nepuk dadanya. Atau "kupu kupu yang mana yaaa?" nanti dia akan menarik telunjuk saya dan meletakkannya dia atas gambar kupu kupu.

berdirinya sudah lumayan kuat, tapi belum mau melangkah

current hobby: mainin sedotan & masukin ke dalam lubang



indeed, every kid is special...and wonderful! setiap anak memiliki waktunya sendiri sendiri untuk mencapai tahap perkembangan pertumbuhannya. Kalau menurut mitos jaman baheula, ada dua stages kemampuan anak. Yaitu anak yang dapat berjalan terlebih dahulu atau justru yang mampu berbicara duluan. menurut web ini mitos tersebut adalah purely mitos. Bahkan disini juga dijelaskan bahwa yang bagus itu adalah kalau kemampuan berjalan sang anak muncul bersamaan dengan kemampuan benbicara. Jikalau diminta untuk memilih, menurut sang dokter (dr. Hardiono Pusponegoro spA (K) - Klinik Anakku Kelapa Gading) lebih takut anak telat berbicara, karena berkaitan dengan kemampuannya dimasa datang.

Masih menurut pakar, dr. Waldi Nurhamzah spA disini,  tonggak-tonggak perkembangan yang penting pada anak terbagi dalam beberapa bagian besar. Antara lain perkembangan bahasa, psikososial, dan motorik. Perkembangan motorik dibagi lagi menjadi motorik kasar dan halus. “Kelihatan kan, bahasa dan berjalan merupakan perkembangan yang terpisah, bukan dalam satu kelompok” kata Waldi.

Berjalan masuk dalam perkembangan motorik kasar, seperti halnya perkembangan berdiri, tegak dan melangkah. Jadi, kalau dibuat suatu garis perkembangan, masing-masing kelompok punya rentang waktu perkembangan sendiri-sendiri. Karena itulah tak bisa disimpulkan, jika kemampuan bicara muncul lebih dulu, maka berjalannya belakangan atau sebaliknya. “Bisa saja keduanya berlangsung berdekatan. Jadi, nggak bisa dikatakan, mana yang lebih dulu, jalan atau bicara karena memang keduanya tidak bisa diperbandingkan”.
Masing-masing berasal dari garis perkembangan berbeda dan punya tenggang waktu sendiri-sendiri. 
(ooohh gitu ya Dok... *ngangguk2* *serasa lagi konsultasi* *ngomong sendiri*)

Oh iya, perasaan sedih sedih galau ini juga kerap muncul terutama ketika memperhatikan anaknya teman atau tetangga saya yang walaupun umurnya lebih muda dari gendhis....dan badannya juga lebih imut,  mereka sudah bisa jalan sendiri. Hmmm... hati kecil saya agak tergelitik juga sih,  mungkin mitos diatas ada benarnya juga ya, karena berkaca pada anaknya teman saya yang sejak umur 10 bulan udah bisa jalan, sampai sekarang usia beranjak 14 bulan, giginya masih ompong! hahaha....

Ideally, batas toleransi maksimum untuk anak dapat berjalan sendiri adalah sampai usia 18 bulan atau satu setengah tahun. Kalau sampai usia tersebut belum kelihatan tanda tanda anak bisa berjalan, barulah bisa disebut terlambat dan disarankan buat segera konsul ke klinik tumbuh kembang. Nah, main point nya adalah tahapan perkembangan anak sangat bervariasi pada setiap individu nya. Ada yang masuk kategori early walker yaitu bisa berjalan sebelum usia 1 tahun (walaupun masih miring-miring dan sering jatuh) dan kategori late walker yaitu anak yang baru bisa berjalan di usia 16 - 17 bulan. Waduuuuh sekarang gendhis udah 16 bulan niiiii.. *emaknya tambah parno*

To calm me down, saya percaya aja sama advice dari babycenter:
Don't worry if your child is one of the later ones – what's important is the progression of skills. If your child was a little late learning to roll over and crawl, chances are he'll need a few extra weeks or months for walking as well. As long as he keeps learning new things, you don't have to be too concerned. Soon after your toddler takes his first steps, he'll learn to stoop down and then stand back up again. If your child's an early walker, he's probably enamored of toys that he can push or pull as he toddles.
Sempat terlontar perkataan dari mamer yang bilang "baby walkernya nggak dipakein terus sih, coba baby walkernya dibawa kesini juga...pasti sekarang udah bisa jalan" *ya ampuuun, Bro! saya cuman bisa mengelus dada, memungut stock sabar yang mulai berjatuhan*
Kalau melihat literatur jaman sekarang, pemakaian baby walker sangat tidak dianjurkan. Karena instead of bikin anak mau berdiri tegak dan berjalan, dengan adanya pengaman dari baby walker justru membuat anak akan sangat ketergantungan dan nggak berani melangkah tanpa pengaman. Selain itu, dengan baby walker anak jadi tidak menggunakan otot panggulnya secara optimal, karena dia hanya mengayuh sambil duduk. Sementara untuk berjalan, diperlukan keseimbangan otot-otot panggul. 

Hal lain adalah banyak kejadian "kecelakaan" yang melibatkan bayi bersama baby walkernya. Seperti cerita dari seorang anak yang berjalan dengan baby walker ke meja tamu, lalu menarik taplak meja....dan tumpahlah segala kopi serta teh panas mengenai tubuh mungil sang bayi. Atau...cerita tentang bayi yang kepleset menggelinding bersama walkernya karena permukaan lantai yang bergelombang membuat baby walker nyangkut. Menurut babycenter:
Don't be tempted to buy a walker, though. Walkers can be dangerous because they make it easy for children to fall down steps or get into other dangerous situations. What's more, these devices actually discourage children from learning to walk.
Meskipun begitu, saya pernah menyewa walker merk Coco Latte buat gendhis main sekaligus sebagai tempat untuk ngasih makan. Jadi nggak perlu digendong-gendong deh. Walker yang saya sewa memiliki standar keamanan tinggi, jadi nggak mungkin bayi nya terjungkal. Di bagian depannya terdapat lampu kelap kelip yang bisa mengeluarkan suara. Udah gitu, di bagian belakang ada gagang sehingga bisa jadi push walker buat di dorong-dorong. Saya nyewanya di fluvvy rental toys dengan harga 130rb/bulan. Diperpanjang selama 3 bulan karena ngerasa cocok :) Walker yang sama saya lihat di mothercare, dijual dengan harga hampir dua juta. Woooow...




Suatu hari ketika beberes, eh...saya menemukan harta karun. Sewaktu lahiran dulu, gendhis dapat kado dorongan walker dari teman kantor saya. Yes, saatnya mencoba! Langsung dong saya minta airen buat merakit. Ternyata ya boooo.... kalo menurut saya dorongan walker kayak gini rada serem deh, karena nggak ada rem nya, jadi kalau didorong akan meluncuuuurrr lalu nubruk! apalagi keseimbangan gendhis belum sempurna, jadi kudu put some extra protection biar dia nggak kepleset. Namun, instead of dia main dorong dorongan walker, gendhis lebih suka duduk manis lalu anteng memainkan aksesoris mobil tersebut. Duuuhhh....! #tepokjidat




nggak mau dorong, senengnya mainin aksesoris sambil duduk




Berbagai nasihat pun mampir. Mulai dari membelikan kursi plastik sehingga anak akan tertarik buat mendorong-dorong tips ini sudah dicoba, nggak ampuh buat gendhis,  lalu mengajak si anak berjalan diatas rumput berembun hahaha kalo saran yang ini nggak terlaksana karena emak babe nya malesss keluar rumah pagi pagi. Saran lain adalah pakai alat bantu belajar jalan seperti tali gantung. Karena saya mempertimbangkan pengiritan (maklum kalo yang kualitas bagus harganya lumayannn... mikir 1000x buat beli). Terakhir adalah trick menitah lalu dilepaskan. fyi, trick ini gagal total! begitu saya melepaskan tangan, anaknya langsung ngedeprok di lantai....hahaha. Pegimaneeee iniiii....





Another tips:

Parent tip"To encourage my late walker, I kneeled on the floor and stood him up an arm's length away from me. Then I let go and he'd take a step or two toward me and belly flop into my arms. Within a day or two, he was walking everywhere." – Elissa

For sure, sebenarnya gendhis nggak purely belum bisa jalan sih, karena apabila diperhatikan,  kalau sedang berdiri, semakin hari gendhis tampak semakin "jejek". Terbukti gendhis sangat senaaaang dititah. Mulai dari awalnya saya pegangin dengan tangan full, sampai kemudian saya hanya memberikan jari telunjuk saya sebagai tempat dia bertumpu. Sering kali, gendhis menarik narik tangan saya buat menitah. Dan setiap kali sudah dapat "pegangan" gendhis akan langsung jalan cepeeeet banget kayak tentara mau perang sampai saya pun terseok seok dibuatnya. Bahkan kalo lagi "lupa" dia bisa kok maju satu dua langkah namun begitu sadar, akan sontak diam di tempat nggak bergerak...lalu kembali merangkak #hadeeehhh...






Jadi, setelah saya analisa lebih jauh, main problemnya adalah  gendhis belum pede untuk bisa berjalan sendiri tanpa berpegangan. Kalo ada tumpuan...apapun media nya bisa itu jari saya ataupun hanya baju, dia kemudian bakal ngaciiiirrr. Nahhh.... gimana ya, untuk memboost rasa percaya dirinya? *emak emak bingung* Baca punya baca salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan men-encourage si anak melalui pemberian pujian, pelukan, ciuman, tepuk tangan, dan sorak sorai heboh setiap kali dia melakukan hal yang "pintar". Sehingga anak akan merasa senang serta bangga... dan membuatnya pede untuk melakukannya lagi lagi dan lagi...

Then, the magic happens!

Di saat gendhis memasuki usia 16 bulan, 2 minggu. Sepulang saya dari kantor, ternyata di rumah sudah ada 5 orang kakak sepupunya. Mereka aktif main kejar-kejaran dari ruang tamu - dapur - ruang keluarga - balik lagi ke ruang tamu... berulang ulang. Awalnya, gendhis hanya melihat sambil ketawa geli. Tetapi kemudian.... dia merasa ingin ikut ambil bagian dari keriaan tersebut. Mulanya cuma jalan merambat sambil bersandar di atas meja eh...lama lama ikutan berjalan (hmmm...lebih ke berlari deh ini kayaknya) membuntuti kakak kakak sepupunya. Hebatnya lagi, walaupun tampak miring-miring tetapi dia sama sekali nggak jatuh! padahal jaraknya lumayan jauh loooooh.... hehehe berarti kan keseimbangannya sudah mantap bener *ah, ibun terharuuuu*

Ada adegan lucu.
Jam 8 malam Airen pulang ke rumah. Pas buka pintu, melihat ayahnya datang lalu tiba tiba tuk tuk tuk tuk.... gendhis pun berjalan dari ruang tengah menuju pintu depan. Airen sampe melongo sambil nganga, gede pula lagi nganga nya....hahahaha (ini seriusan, nggak di lebay lebay-in)

"Loh loh loh... kok dia bisa jalan sendiri.... tadi pagi kan belum bisa..." ucap airen heran


Hihi. Begitulah..... adanya. Mungkin sering sering ngajak si baby ke playground atau main sama anak lain bisa jadi jalan ampuh untuk membuat dia pede berjalan sendiri. Dan, late walker means ketika nanti dia udah bisa berjalan, pasti jalannya udah langsung jago! beda sama early walker yang jalannya masih tergopoh gopoh beberapa langkah lalu jatuh.

sekolah (trial doang sih sebenernya hehehe) di Rock Star Gym biar ketemu banyak teman


Jadi buat emak emak yang lagi sama galau-nya sama saya kindly note that every child is different...all we have to do as a mom is just giving  the right stimulation for them and let the ability growing in their own time. just wait and keep observe! 

Tetap semangaaaat!!! *big hug* 





1 comment: