Belajar Menyusui dan.... tetek bengeknya
Ini cerita ketika baby gendhis berusia 40 hari.
Kebetulan, hari Rabu itu adalah jadwal saya untuk kontrol dengan dsog pasca melahirkan. Seharusnya sih kontrolnya dua minggu setelah delivery, namun karena baby sempat masuk perina dan kondisi saya yang masih up and down sebagai ibu baru dengan segala drama-nya, akhirnya baru terlaksana sekarang.
Nah, mumpung kontrolnya di KMC, saya sekalian aja daftar buat konsultasi ke klinik laktasi. Buka pukul 08.00 - 20.00 Untuk pendaftaran, seinget saya nggak bisa daftar via telepon, melainkan mendaftar langsung ke meja pendaftaran pada hari H konsultasi.
Ternyata, pasien dsog saya sudah banyak bererot yang hadir, kalau tidak salah saya dapat urutan 10. Sedangkan untuk klinik laktasi, dapat nomor urut 2. Ruangan antara klinik laktasi dan praktek dsog berdekatan, sehingga saya hanya menunggu di sisi sebelah kanan saja untuk mengantri keduanya.
Sayapun selanjutnya dipanggil untuk masuk ke dalam klinik laktasi. Bersama dengan Airen dan mamer. Sengaja saya ajak mamer ikut serta, supaya beliau "terbuka" pikirannya tentang manfaat asi, buruknya dot serta empeng, cara latch on, dan teman temannya.
Permasalahan menyusui yang sedang saya hadapi waktu itu adalah bayi ngempeng puting. Gendhis kalau menyusu lamaaaa sekali, lalu bobo. Tetapi pas nenen nya mau dicopot, eh...dia bangun! lantas nangis dan minta nyusu lagi. Bolak balik seperti itu. Haduuuuh, capek sekali badan saya rasanya. Mana belum bisa mimik sambil tiduran, jadi seringnya saya ikutan tidur namun dalam posisi duduk. Alamak, pegelnyaaa....
Konselor laktasi yang membantu saya ketika itu adalah dr (hmmm.... sebut saja namanya Bunga), berjilbab dan masih muda. Beliau lantas meminta saya untuk menunjukkan bagaimana posisi saya menyusui. Ternyata, latch on yang saya lakukan memang belum sepenuhnya benar. Mulut baby masih kurang "nyaplok" karena di awal dia buka mulut, bukaannya masih kurang mangap, sehingga areola nya belum semua masuk. Sayapun diajarkan tips "mouth tickling" yaitu dengan menempelkan puting kita ke bibir bagian atas baby, untuk merangsang dia membuka mulut dengan lebar. Dan saya juga baru tahu kalau pada saat menyusui sambil duduk, tangan kita yang bawah seharusnya tidak menggenggam dan hanya menopang leher serta badan baby, tetapi jari jari tangan sebaiknya dalam posisi membuka untuk menahan kepala dan leher baby.
Bu dokter juga mengatakan, kemungkinan baby ngempengnya lama adalah karena latch on yang kurang sempurna, sehingga asi yang dikonsumsi tidak maksimal. Bukan karena asi saya kurang. Hoooo... ("Tuh Mam, denger kan kata bu dokter?" ngomong ama mamer dalam hati, nggak berani ngomong langsung, menantu cupu...hihihi)
Selanjutnya, bu dokter mengajarkan posisi menyusui sambil duduk supaya areola bisa masuk ke mulut bayi dengan maksimal. caranya adalah setelah mouth ticking dan mulut bayi membuka lebar, kepala bayi kemudian kita dorong perlahan ke arah PD agar langsung "plek" nyaplok. Posisi bayi pun harus benar benar miring hampir 90derajat dengan paha, sehingga hidungnya tidak terhalang dan bisa bernafad dengan bebas. Hmmmm.... tapi jujur aja nih, cara ini kok agak kurang nyaman ya buat saya, walaupun posisi latch on benar, tetapi proses dorong kepalanya itu agak pushy. Baby nya kok kayak diperlakukan seperti robot. Padahal, menyusui kan supposed to be a natural instinc of human.
Latihan Posisi Menyusui |
Setelahnya, saya diajarkan untuk menyusui sambil tiduran. Ternyata, posisi kemiringan badan saya dan baby berpengaruh ke posisi latch on yang maksimal. Miringnya kepala baby harus sejajar dengan posisi miring PD saya agar benar benar dicaplok. kalau dilihat dari proses menyusu, ibu dokter mengatakan tampaknya baby tidak punya masalah dan tidak tongue tie.
Cup Feeder (tolong abaikan gumpalan tissue di belakangnya yaa..hehe) |
terkait dengan pemberian asip, bu dokter sangat menekannya perlunya menjauhi dot dan empeng karena bisa berakibat bingung puting sehingga bayi menolak nyusu langsung. beliau juga menunjukkan bentuk cup feeder merk medela yang bisa dipakai untuk pengganti dot. tapi well... memang perlu kesabaran yang super extra supaya baby pinter mimik pake cup feeder.
Hmmm sebenarnya sih tidak ada yang salah ya dengan ibu dokter ini, tapi saya merasa kurang sreg aja. karena instead of konsultasi dua arah, yang saya rasakan saat itu justru feeding dan defensif tanpa memberikan solusi real buat masalah saya. emang kalo udah urusan dokter mah cocok cocokan ya bo! lebih ngenesnya lagi, karena konsul bareng mamer... saya jadi merasa di pojokkan, as if saya nggak becus jadi ibu. Diungkapkan lah segala kekurangan saya sampai masalah baby blues. seolah olah mau menunjukkan bahwa beliau sudah sangat expert mengurus bayi, bahkan jika dibandingkan dengan ibu dokternya sendiri. saya dan airen sampai diuji buat gantiin baju dan diapers si baby di depan bu dokter. hikssss.... iya deh maaaaammm #nangisdipojokan
moral of the story adalah tujuannya baik sebenarnya mengajak ibu atau mamer ke dokter laktasi, yaitu agar mereka juga terupdate mengenai pentingnya asi dan menyusui. tapiiiii kalo bisa, sebelum berangkat ke rumah sakit sebaiknya ada pesan2 sponsor dulu ke suami, atau ibu kita sendiri agar tidak mengeluarkan kata kata yang bisa bikin kita melempem. huhuhu...
so, that's it. Nggak terlampau lama sih kami di dalam mungkin sekitar 30 menit-an ya. setelah itu saya lanjut antri untuk ketemu obgyn. alhamdulillah jahitan pasca melahirkan, ukuran rahim dan segala pernak perniknya sudah kembali ke bentuk semula dan tidak ada permasalahan.
Hal yang bikin tercengang justru datang dari bill tagihan konsultasi laktasi. Airen sampe protes ke saya, padahal tadi di dalam cuman gitu gitu doang tapi kok tagihannya sampe lebih dari setengah juta. wakwaoooo!! udah gitu, ternyata pengajaran posisi menyusui dihitung sebagai tindakan. karena posisi menyusui ada yang duduk dan tiduran, dihitung menjadi 2 tindakan. Amsyoooong deh!
kalau tidak salah inget, berikut rinciannya (januari 2013)
- konsultasi 300rb
- tindakan edukasi posisi menyusui 1 135rb
- tindakan edukasi posisi menyusui 2 135rb
- tindakan edukasi posisi menyusui 1 135rb
- tindakan edukasi posisi menyusui 2 135rb
mehong ya boooo, emang udah makin komersil yaaaa RS ini... padahal saya suka banget sama suasana dan ambience rumah sakitnya. Nggak heran ada beberapa dokter bagus ada yang hengkang dari RS ini karena alasan tersebut. Diantaranya dr. Purnamawati, dsa yang di banyak forum disebut sebagai dsa recommended.
saya rasa si dokter di Klinik Laktasi yang tadi saya kunjungi juga komersil deh (maap suudzan ya) hahaha prasangka ini bukan tanpa sebab sih. jadi, setelah kelar konsultasi saya minta pin bb bu dokter in case sampai di rumah saya ada pertanyaan tentang laktasi. Namun, dokternya nggak memberikan pin bb, melainkan memasukkan saya ke dalam group bbm berisi pasien pasien beliau. Daaaaaan instead of memberikan informasi seputar asi, yang beliau posting pertama kali setelah saya join adalah rentetan gambar nursing pillow berbagai motif yang menjadi barang dagangan beliau. Yah, jadi males deh! udah kayak ikut temenan bbm grup nya onlineshop ajah.
oh iya, klinik laktasi di KMC ini juga memberikan layanan jasa lainnya yaitu:
- Akupuntur Laktasi
- Relaktasi
- Konsultasi Toungue Tie & Tindakan Insisi
- dll.
Kemang Medical Care
JL.Ampera Raya No.34
Jakarta 12550
Phone : +6221.27.54.54.54 / +6221.27.54.54.00
Fax : +6221.78.84.35.48
Email : info@kemangmedicalcare.com
JL.Ampera Raya No.34
Jakarta 12550
Phone : +6221.27.54.54.54 / +6221.27.54.54.00
Fax : +6221.78.84.35.48
Email : info@kemangmedicalcare.com
Thankies, semoga postingan ini berguna :)
Mba @ingkie kebetulan saya punya permasalahan yg sama. Bayi saya menyusu sambil tidur, lamaa, klo ditaro nangis. Dan BB nya naik sedikitt banget.. Klo blh tau solusinya gimana mba.. Tks sharingnyaa
ReplyDeletemungkin latch on nya belum sempurna mba... baiknya bisa konsultasi langsung ke konselor laktasi
Deletemau tanya, itu dokter a**i bukan yaa? ciri2nya mirip soalnya..
ReplyDelete