Wednesday, September 7, 2016

Jalan - Jalan Keluarga Ke Singapura - Part 1 ( Get Ready and Day One)


Horeeee... Akhirnya saat yang dinanti tiba juga
Let's pack our bag, get ready aaaaaaand go!

Kayaknya udah lamaaaaa banget gak liburan semenjak rempong sama thesis dan segambreng revisi. Bahkan lebaran kemarin pun kita skip mudik. Huhuhu...hampa rasanya. 

Jadi, sebagai kompensasinya setelah thesis beres dan ada jeda waktu sebelum beberapa minggu kedepan saya akan balik masuk ke "hell-o-ffice" lagi (OH NO! Dua tahun kok rasanya sekejap mata banget, kayaknya baru kemaren posting cerita ini. Honestly, saya masih belum siap untuk kembali jadi emak-emak kantoran. Hidup saya sebagai mahasiswa yang sedang cuti tugas belajar sembari ngasuh anak sambil mengelola online shop itu surgaaaaaaaa banget 😘😘😘)

Well, life goes on... perjuangan keras selama beberapa bulan kemarin perlu di appreciate dan dikasih reward berupa jalan-jalan bersama ayah daddy dan gendhis guwaw tercinta




--PERSIAPAN--

Jujur aja, ini persiapannya mepet banget! Rencana jalan-jalan mah emang udah dari akhir semester lalu dikumandangkan, tapi baru bisa full serius dipikirin sekitar dua minggu lalu. Awalnya pengen berangkat akhir agustus, tapi ternyata di dua minggu terakhir ada acara besar dalam hidup yang nggak boleh di skip, yaitu pertama ada konfrensi jurnal internasional (widih... keren ya bo! padahal bulan ada yang mewek-mewek tuhh karena ngerasa gak mampu menyelesaikan tesis, hahaha) dan yang kedua adalah wisuda (ya iyalahhh masa' udah drama-drama pas wisuda nggak ikut... kan syedih). 

Setelah gonta ganti tanggal, dan Pak Suami sudah meng-oke kan untuk ambil cuti, yang penting nggak di tanggal 15 agustus, akhirnya diputuskan perjalanan kami dilakukan tanggal 10 sampai 14 agustus 2015

Niat hati, mau ambisius mengunjungi tiga negara sekaligus yaitu singapura, malaysia, dan thailand. Tapi... kemudian pupus karena saya tau diri sebab budget di tabungan sama jatah cuti Ayah Daddy nggak mendukung hihihi

BELI TIKET PESAWAT

Selanjutnya, saya pun membooking tiket pesawat via Traveloka. Gampang bangeeet bookingnya. Tinggal klik klik ikutin petunjuknya, lalu pilih penerbangan yang kita mau. Kemudian bayar. Selesai deh. Harga tiket pesawat ke luar negeri juga sudah termasuk Airport Tax. Jadi kita nggak perlu lagi ngeluarin 150rb per-orang pada saat check in. 

Karena gendhis usianya sudah diatas 3 tahun, jadi beli tiketnya buat 3 orang. Lumayan yesss pengeluarannya. Saran saya, kalo emang udah rencana mau jalan-jalan, better beli tiket jauh-jauh hari, apalagi kalo pas promo. Bisa dapet yang murce!





BOOKING PENGINAPAN

Nah, ini nih...
Saya sampe survey serius buat nyari penginapan selama 3 hari berturut-turut. Standart nya emak-emak banyak mau... pengen yang murah tapi bagus. Kemudian saya terdampar di blog jalanjajansingapura, eh ternyata... Mbak Darling yang berdomisili di Singapora bisa bantuin juga untuk cari penginapan di Singapura dengan rate di bawah Agoda! Jadi, kita pilih deh tuh penginapan-penginapan yang kita incer dan lihat review serta rate-nya di Agoda, lalu minta tolong ke Mbak Darling untuk bookingkan.  Nah setelah itu, beliau akan kirim bukti bookingannya ke email kita. Setelah kita terima emailnya, baru deh transfer via rek mandiri or bca ke rekening beliau. Untuk rate SGDnya, bisa lihat di web bank mandiri or bca yang berlaku saat itu. 

Oh iya.. untuk diingat juga, kalau web online booking macam Agoda.com atau Booking.com harganya belum termasuk tax dan service charge, jadi walaupun kelihatannya lebih murah tapi kalo udah di tambahkan tax 7% dan service charge 10% jadi tambah mihil.... 

Setelah di timbang-timbang, cek harga sana-sini, ternyata memang memesan via Mbak Darling lebih hemat. 

Awalnya, saya agak galau apakah mau pesan hostel (dengan kamar private room dan pasti lebih murah dibanding harga nginep di hotel). Atau menginap di budget hotel aja. Saya juga sempet ngincer 5 footway inn hostel karena harga yang reasonable dan cukup bagus reviewnya. 

Berikut ada beberapa point yang jadi pertimbangan saya: 

1. Hostel tidak memiliki kamar mandi di dalam ruangan, tetapi biasanya kamar mandi dipakai sharing gantian sesama tamu hostel. Nah, Gendhis ituuuuu kalo mandi pasti pake drama teriak-teriak terutama kalau kepalanya saya guyur dengan air. Teriakan doi maut banget kencengnyaaaa, khawatir bisa bikin geger satu hostel. selain itu, mandi nya pun pasti nggak bisa lama-lama karena kan gantian dengan tamu lain, sedangkan Gendhis kalo abis mandi harus ada ritual main air dulu biar pas dipakein baju lebih anteng dan happy takutnya penghuni lain bete karena kita kelamaan di kamar mandi. Plus, rempong juga kalo bolak balik harus keluar masuk kamar

2. Nggak semua hostel bisa terima anak kecil, dan kalau di hostel biayanya biasanya bukan per kamaf tapi per orang, dan anak kecil juga dihitung 1 bed

akhirnya, setelah dapat masukan juga kalau bawa anak kecil lebih baik di hotel saja, saya makin mantap buat nginep di budget hotel. 

Berikut adalah list yang saya dapat dari Mba Darling menggenai rekomendasi budget hotel yang dekat dengan MRT

List hotel budget di Singapura :

‘1. Fragrance bugis
‘2. 81 bugis
‘3. amaris bugis
‘4. beach hotel, bugis 
‘5. tai hoe, little india
‘6. Hotel 165, little india
‘7. asphodel, little india
‘8. marrison, bugis 
‘9. fragrance riverside, clarke quay
’10. 81 heritage, bugis 
’11. fragrance lavender 
’12. fragrance selegie, bugis (tp MRT nya Little India)
’13. 85 beach garden, bugis 
’14. claremont, little india
'15. Nuve hotel, bugis
’16. Jayleen 1918, clarke quay
'17. Santa grand lai chun yuen, chinatown
'18. Porcelain hotel, chinatown
’19. Santa Grand, Bugis
’20. Oxford Hotel, Bugis (dkt Bras Basah MRT)
’21. Boss Hotel, Lavender
’22. 81 Rochor, little india (dkt Rochor MRT)
'23. 81 dickson, little india (dkt Rochor MRT)
'24. Clover the Arts, clarke quay
’25. Sandpiper hotel, little india (dkt Rochor MRT)
’26. Rucksack inn @mackenzie (dkt mrt little india)

Dari list tersebut, yang termurah adalah nomor 4, 6, 13 dan 14. 

Lalu... bingung dong eikeeee... rasanya pengen cap cip cup aja, tapi takut salah pilih entar si Ayah bete 😢. 

"Favoritnya yang mana?" tanya saya kebingungan 
"Pilih aja Mba..."
"Haduh..." saya makin bingung
"85 Beach Garden Hotel" jawab Mba-nya.
"Oke.."

saya langsung ke TKP, lihat-lihat reviewnya di Agoda, TripAdvisor, Traveloka, Baca-bacain blog orang di sana , sini, situ (silakan klik untuk lihat reviewnya juga ya mom) bahkan sampe saya browsing juga pakai hastag di instagram biar lebih kelihatan wujudnya kayak apa. Wokelah, kayaknya lumayan recommended lalu cuss deh saya minta bookingin. 


"Yah bu... kamar standarnya habis, udah kebeli orang"
"Yaaahhhhh 😭😭😭😭 beneran mba?"
"Coba saya cek lagi ya..." nggak lama kemudian masuk chat lagi " Iya, sorry bu telat.. udah keambil orang, tadi last room juga soalnya..."

Hyaaaaaaa gimana doooong hiks hiks hiks *garuk-garuk tanah* kudu cari alternatif lain, padahal udah mager ngubek-ngubek agoda ataupun mbah google lagi. Sedangkan waktu keberangkatan makin mefettttt. 

Saya pun coba mencari alternatif lain yaitu Air B&B yang sering dijadikan andalan para traveller kalo mau mendapatkan penginapan murah dan bagus, tapi ternyata di spore harganya bahkan lebih mahal dari budget hotel dan nggak terlalu banyak pilihan kalo memang mau sewa sekamar doang. Kebanyakan mereka menyewakan satu unit apartemen dan harganya bikin geleng-geleng kepala, belum lagi lokasi yang kayaknya cukup PR buat ke MRT. 

Dulu, sekitar tahun 2009-an saya juga pernah mampir ke Spore setelah travelling dari Shanghai-Beijing dan nginep di Apartemen di daerah Lucky Plaza. Dulu mah kawasan ini masih lumayan ngetop hehehe... tapi sekarang kayaknya udah nggak terlalu populer yak. Nginepnya di Apartemen Mrs Lily, cukup rekomended karena kamarnya bersih dan transaksi pembayarannya gampang, bookingnya juga bisa via SMS (tapi itu dulu loh yaaaa...saya nggak tau kalo sekarang) list contact sewa apartemen bisa dilihat di www.sewaapartemenhariansingapura.com.  Ada nomornya mrs Lily juga, silakan telusuri dari atas kebawah yaaa hehehe. 

Karena masih penasaran sama hotel tersebut, saya minta bantuan Pak Suami buat cari-cari penginepan eh ternyata.... emang kalo rejeki nggak kemana ya, kamar standart room di 85 beach garden hotel via Booking.com masih available. Apa mungkin ada orang yang cancel ya. Langsung deh di booking daripada entar keabisan lagi. Kami pilihnya yang free cancelation, beda sekitar 4 dolar sama yang no cancel. Jaga-jaga aja kalo ntar plan nya berubah atau nemu yang lebih oke, bisa langsung di cancel. Untuk bisa melakukan booking via booking.com harus pakai kartu kredit ya, dan harga yang tertera belum include tax dan service charge. Harganya lumayan lbh mahal dibanding harga dari Mba Darling sebelumnya. hiks hiks tapi masih lebih terjangkau dibanding harus upgrade ke kamar twin yang beda 100 sgd lebih. 

Untuk menghindari kejadian udah sampe sana eh ternyata *tetoooot* kamarnya penuh atau bookingan-nya belum tercatat, saya kemudian mengkonfirmasi langsung ke hotelnya via email untuk menanyakan apakah bookingan saya sudah masuk dan tanggalnya sesuai pesanan. Email saya langsung dijawab "your reservation bla...bla...bla... is confirm" ahhh... tenanglah hati daku. 

Saya juga menanyakan clear direction ke hotel tersebut kalau dari changi naik MRT agar supaya sampe sana nggak clueless dan nggak terjadi perdebatan antara saya dan Ayah Daddy mengenai arah tujuan kaki ini harus melangkah. Iya... karena kalo lagi travelling hal yang bikin berantem adalah ketika saya nggak tau jalan tapi sotoy dan Ayah Daddy yang kekeuh nggak mau nanya ke orang tapi cuma modal melototin peta... dan berujung pada kejadian nyasar lalu saling salah-salahan nggak penting! Hahaha... tapi biasanya abis salah-salahan terus sayang-sayangan lagi siiihhh... ciehh 

(inget ya mommies, konfirmasi mengenai bookingan kita ke hotel dan tanya clear direction adalah hal yang wajib dilakukan... kecuali kalo udah ada yang ngurusin atau kita udah tau persis lokasi penginapannya)

BELI TIKET ATRAKSI WISATA

Berhubung saya sudah punya wishlist tempat-tempat komersial yang mau dikunjungi selama di Singapore plus disesuaikan dengan rancangan itinerary, perburuan selanjutnya adalah mencari tiket masuk ke Atraksi. 

Pak Suami pun berbaik hati untuk berniat membeli tiket via travel agent dengan jasa tour yang lokasinya nggak jauh dari kantornya di daerah warung buncit-pejaten gitu. Tapiiii ternyata doi sibuk bingittttts! Jadilah akhirnya saya kasak kusuk depan laptop lagi

Ternyata, mencari tiket masuk ke dalam atraksi wisata di Singapura nggak susah kok! Sekali googling juga dapet.

Kenapa sih harus repot-repot beli tiket disini? 
Nggak bisa entar aja pas di depan tempat wisatanya ya? 

Let me explain. Sebagai emak-emak yang budget terbatas tapi banyak mau, motto hidup adalah kalo bisa dapet lebih murah dan praktis ngapain harus bayar mahal pake ngantri? Hehehe... Jadi, harga tiket di travel agent ataupun sentra penjualan tiket atraksi online ini lebih murah dibandingkan kalo beli on the spot, selain itu beli langsung di loket juga kan harus mengantri, apalagi pas peak season wiiih antrinya mengular panjaaaaang dalam cuaca yang cukup panas. Kemarin pas saya berangkat aja padahal bukan peak season, mau beli tiket singapore zoo maupun Universal Studio Singapore (USS) antriannya lumayan bikin manyun. 

Untuk pembelian online secara resmi, bisa melalui web www.rwsentosa.com  yang memang dikhususkan buat pasar Indonesia (Kadang kalo lagi hoki, suka ada promo special price untuk dua atraksi atau beli tiket atraksi dapat voucher makan dan shopping). Kalau saya, akhirnya kemarin beli via www.liburankeren.com. Karena udah sempat banding-bandingin dengan lapak yang sama di sebelah-sebelah, web ini paling murah, beda beberapa puluh ribu dari penyedia jasa sejenis. Prosesnya? Gampang!. Tinggal cari atraksi yang diinginkan (harga yang tertera di web sudah termasuk tax), lalu klik beli. Pembayarannya bisa via kredit card maupun transfer manual. Saya membayar via mbanking. Selang sepuluh menit langsung dapet email tiket masuk atraksi. Yeay! Enaknya lagi... bisa langsung masuk tanpa perlu nuker-nukerin tiket segala, khusus di Singapore Zoo kita mesti scan barcode di mesin yang telah disiapkan, buat dapetin tiket fisiknya. Tapi itu pun, prosesnya cepet banget nggak sampe semenit!

For info, saat pembelian tiket ini, gendhis usia-nya 3,5 tahun. Untuk masuk ke Universal Studio Singapore (USS) dan S.E.A Aquarium mulai usia 4 tahun harus beli tiket. Nah, karena gendhis belum 4 tahun masih grateeeyyss deh! Kalo menurut saya, 3,5th usia yang ideal sih... karena disamping free, anaknya juga udah ngerti klo diajak jalan-jalan. Selain kedua atraksi diatas, atraksi lainnya seperti singapore zoo,  night safari, dll mensyaratkan minumum pembelian tiket di usia 3 tahun. Jadi, buat ke Singapore Zoo saya beli tiket 3 pax. 




TRANSPORTASI

Plan-nya, kami selama disana wara wiri mau naik bis sama MRT. Saya pun udah chat Om @Desniar yang tiap tahun selalu berkunjung ke Singapore buat minjem kartu Ezlink nya. Karena kalau dihitung buat perjalanan selama 5 hari apabila beli tourist pass yang harganya sekitar 25 dolaran buat 3 hari, sisa 2 harinya lagi juga kudu nambah beli single trip. Ribet lah... Ezlink udah paling bener hehe. 

Namun, di hari H kita janjian buat gojek ternyata om Des berduka karena mertuanya berpulang dan beliau harus ke Tegal. Alhasil, sampai di Singapore saya beli 2 ezlink card baru. Harganya 12 dolar, dapat isi 7 dolar yang bisa dipakai dan 5 dolarnya buat deposit. Kalo kata bapak2 yang melayani, jumlah saldo minimum di ezlink card 3 dolar.    Gak papah lah, siapa tau tahun depan ada rejeki kesana lagi jadi bisa dipake... hehehe. Oh iya, untuk anak usia 7 tahun kebawah dengan tinggi minimal 90cm masih free. Tapi kalau usia dibawah 7 tahun dan tinggi udah diatas 90cm harus minta children pass biar bisa tetep gratis naik MRT. Children Pass bisa didapat di loket passenger service khusus di stasiun MRT yang biasanya banyak dilewati turis seperti Changi Airport, Bugis, Orchard, dan Marina Bay. 

Pas saya ukur, gendhis udah lebih dari 90cm, tapi masih dikit lah bedanya, jadinya kalo pas masuk gate doi saya gendong atau dorong di stroller aja tanpa perlu pakai children pass. 

Oh iya, selama disana karena udah tau bakal wara wiri dan jalan jauh (nggak ada ojek, plus naik taksi mihil) saya persiapan bawa gendongan ergobaby andalan dan sewa stroller Pockit 2 dari IG: babytoysrentalkingdom. Review stroller ini akan saya tulis menyusul yaaa...





PACKING

Ini nih... yang suka rempes. Hahaha. Untuk meminimalisir bawa bawaan yang nggak penting, setelah itinerary disusun, saya mempacking baju buat saya dan gendhis per hari satu kantong plastik disesuaikan dengan aktivitas yang akan dilakukan hari itu. Misal, hari pertama ke USS.Di satu kantong plastik saya siapkan kaos + legging + underwear + topi yang akan dipakai (pilih yang nyaman dan gak gerah), plus dua set baju ganti, dan baju tidur untuk malam. Diatasnya saya pasang stiker day1, USS. Jadinya sungguh ringkes dan nggak rempong lagi cari-cari sewaktu di hotel. Pas pergi nya pun tinggal angkut satu plastik itu aja. Untuk 4 hari lainnya saya lakukan hal yang sama. Trust me, jni jadi ringkes, terorganize dan memudahkan hidup bangetttt!

Kami bawa satu koper besar, satu ransel (Ayah Daddy) dan satu shoulder bag. Masing-masing juga cuma bawa satu pasang sepatu. Pilih yang paling nyamannn karena pasti bakal jalan kaki all the way. 

Jangan lupa peralatan mandi, Peralatan elektronik (camera dan charger2 plus... international adaptor karena mostly di singapore colokannya yang kaki 3). Bawa botol minum, dan lunch box (saya bawa dua box lock n lock ukuran medium... dan kepake banget karena makanan disana ukurannya gede, bisa 2 kali makan buat gendhis ataupun untuk bungkus makanan ke hotel), Plusssss bawa camilan anak dari Indonesia (saya borong sari roti kesukaan gendhis sampai 6 bungkus, koko krunch, regal, dan susu ultra 200ml - bisa dibawa tapi masuk bagasi) karena saya belum kebayang disana nanti nyari cemilan yang gendhis mau takutnya susah secara doi kan picky eater

Bawa mainan kesukaan anak. Saya bawain playdoh sama egg surprise biar anteng selama di pesawat




That's it, So we're ready! 



Day 1

Kami berangkat naik Lion Air jam 8.30 pagi. Pake Lion sudah free bagasi 15kg per orang. Untungnya ini international flight, jadi ga delayyyyy. Alhamdulillah. Lion kan terkenal banget suka ngaret.

Di pesawat gendhis excited mau "terbang". Terakhir dia naik pesawat pas umur hampir dua tahun pas ngikut saya business trip ke Solo, jadi belum ngerti apa-apa. Nah sekarang udah makin ceriwissss iwis iwis... 

Begitu pesawat take off dan sudah stabil, dia minta pindah duduk ke dekat jendela dan heboh lihat pemandangan, awan, langit, dan laut. Bosen lihat keluar jendela lalu saya ajak menyibukkan diri bikin play dough. Duh,  mata ini rasanya ngantuk beratttt secara baru tidur jam 2 malam dan udah bangun jam 4 pagi. Untungnya, nggak lama gendhis pun mengantuk saya pangku aja sambil saya "merem" ehh doi ikut merem deh. Sisa perjalanan kami isi dengan bobo nyenyak








Setelah landing, kami pun bergegas ke imigrasi dan menyerahkan dokumen keimigrasian. Di cap deh pasportnyaaaa... alhamdulullah passport gendhis udah nggak kosyong lagi.. hehe

Keluar area bandara, kami langsung menuju MRT Changi. Jangan kuatir, petunjuk arah disana cukup banyak dan jelas. Hanya dengan mengikutinya kita dengan mudah sampai ke tujuan. Lalu selanjutnya ke loket passanger service buat beli Ezlink card. 

Sengaja kami mencari hotel di daerah bugis, karena selain line-nya sama dengan changi airport (green line) juga sekitarnya gampang cari makanan halal dan tempat belanja (meskipun belanja sama sekali bukan jadi prioritas trip kita)



How to go to 86 Beach Garden Hotel from Changi?

Naik MRT ke Tanah Merah Station, dari sana ganti yang ke arah Pasir Ris, lalu turun di bugis

Setelah itu, ambil arah downtown line (turun ke bawah) ikutin aja petunjuk jalannya. (kita sempet berfikir salah jalan karena kok ga ketemu pintu exitnya) tapi ternyata exit ada di paling ujung. Tinggal naik lift ke street. 

Keluar stasiun MRT, Lihat sekeliling dan carilah gedung Hotel Morissey, nah hotel kita ada di belakang Morissey. Sampai di morissey kita akan menemukan hotel dengan plang "Beach House Hotel" plis jangan salah... karena ini BUKAN hotel kita hehehe... pintu masuk hotel kita ada di bagian samping kanan dari Beach House hotel. Pintu-nya cilik, tapi di depannya ada tulisan plang "85 Beach garden Hotel" berwarna hijau. I'm wondering kenapa yah namanya pake bawa bawa "beach " segala, padahal sama sekali nggak ada beach disekitar situ hahahaha...

Kalau sesuai petunjuk dari email hotel :
From Changi Airport, you may take the train straight to Bugis MRT Station, kindly proceed to Exit D (Tan Quee Lan Street/ Liang Seah Street). Our entrance is by the back carpark, please keep a look out for our sign board.

Sampai di hotel sekitar jam 1, kami pun check in dan rebahan sebentar. Resepsionisnya ada di lantai 2, saya pun membayar dengan cash aja supaya nggak kena credit card charge yang lumiyin itu... 

Pas masuk ke kamar... Wadawww seuprit amattt hahaha tapi bersih kok, lumayan lengkap juga isi kamarnya. Detail review mengenai hotel ini akan saya buat terpisah yak biar lebih jelas. 

Setelah istirahat ngelurusin kaki dan bersih-bersih, kami pun gak sabar buat angkat kaki keluar hotel dan mulai menjelajah. Hurrayyyy!

Karena laper, udah hampir jam 3 juga akhirnya kami jalan kaki menuju bugis junction. Lokasinya di 200 Victoria Street Singapore 188021, sekitar 7 menit jalan kaki.  Naik ke lantai 3 lalu kami ketemu Food Junction. Rate harga makanannya mulai dari 5sgd sampai belasan sgd. Yang recommended adalah Fitra Chicken Rice, si Ayah beli Hainan Chicken Rice seharga 6sgd, enakkkk deh. Kalau saya beli makan di stall makanan padang. nasi lemak pakai sop (karena makan nya bareng gendhis) plus mie goreng yang keasinan dan kebanyakan lada buat di take away, masing2 sekitar 6sgd juga.  Mie gorengnya saya masukin ke dalam lunch box buat kalo gendhis makan malam. 

Setelah kenyang, kami pun ke tujuan pertama yaitu tempat wisata paling mainstream dan sebagai bukti pergi ke singapur, yaitu Merlion. 

How to go to Merlion?
Naik MRT, turun di Raffles Place Station (Green Line), keluar Exit H lalu jalan kaki ke Merlion. Nah buat sampe Merlion ada baiknya kita sambil bawa peta atau lebih enak lagi kalau punya smartphone yang koneksi internetnya aktif. Karena jalan kesana agak membingungkan, dan cukup lumayan jaraknya apalagi buat orang Indonesia yang biasa naik ojek ☺️☺️. Tapi karena pemandangannya bagus, sambil jalan bisa sambil lihat kanan kiri dan foto-foto. 

Ternyata, lebih enak kalau naik bus. Naik bus nomor 100 (kalau dari bugis) turun di Fullerton SQ (depan Fullerton Hotel). Nah kalo ini jalannya lebih sedikit karena nggak jauh dari Fullerton Hotel udah kelihatan Merlionnya. 

habis makan, Gendhis Bobo. Cukup nyenyak juga, karena pas kami pindahin ke stroller dan sampe menjelang kami tiba di merlion dia masih belum bangun. Padahal sepanjang jalan cuaca panas bingitttt. 





Di merlion, suasananya cukup rame. Para turis rebutan foto deket Merlion.Saya, Airen dan gendhis akhirnya ngambil foto yang dengan jarak yang cukup aja deh, yang penting merlion nya keliatan. Oh iya, pas disana ada rombongan akademi pelaut yang isinya pria muda2, badannya super atletis pake seragam ngepres body aduhhh cakep2amat (haha salah fokus). Saya pikir dari Indonesia, setelah di deketin ternyata ngomongnya pakai suara hidung. Owalahhh dari thailand toh!






Puas foto-foto kami pun nyari tempat buat ngadem. Pembangunan singapur tuh cepet banget ya.. (apa saya nya aja yang udah lama ga kesana, terakhir tahun 2011 pas masih newlywed, diundang jeung @desniar yang kebetulan lagi di transfer sama kantornya ke Sing. Lumayaaan bangettttt nginep grateys di apartemen gede yang mau masuk aja kuncinya harus pake kode-kode kayak the Matrix) Dulu cuma ada starbucks di kolong jembatan, sekarang udah ada cafe-cafe lucu. Saking kepanasan tapi mau irit, airen beli air mineral dingin seharga 3,5sgd lalu ngadem sambil duduk di samping sungai. Gendhis yang udah bangun seneng banget lari-larian. 




Tujuan selanjutnya sesuai itunerary yang udah dibuat adalah mau lihat Wonderful Laser Show di Promenade Marina Bay Sands, tapi mampir dulu buat makan di Gluttons Bay dan lewatin Helix Bridge. 

Dari merlion, trus kita clueless dong, ke Marina Bay Sandsnya lewat kanan apa kiri ya? karena posisinya sebrang-sebrangan. jadi bisa ditempuh dengan jalan ke kanan atau ke kiri. helix bridge tuh yang mana? hahaha karena di kedua sisi kayaknya ada jembatan. Tapi kalo berdasarkan petunjuk letaknya deket singapure flyer (itu loooh yang kayak bianglala muter2 jadi bisa memandang seluruh sisi negri singa dari atas) akhirnya kami ambil sisi kiri ajah. 


Cara ke Helix Bridge. How to get there?

Jembatan ini menghubungkan Esplanade dengan Marina Bay Sands The Shoppes. jalan kaki-nya dari Esplanade lumayan jauh, sekitar 20 menit. Jadi sebaiknya sore menjelang malam supaya tidak panas, dan lampu di Helix Bridge sudah dinyalakan. Untuk Anda yang membawa stroller, Helix Bridge ini sangat stroller friendly. Untuk mencapai jembatan Double Helix, kalian bisa naik MRT jalur Circle (warna kuning), turun di stasiun Promanade, ambil exit A, lalu berjalanlah ke arah Singapore Flyer. Ga jauh dari sana akan tampak dua jembatan, yang satu untuk mobil, yang satu Double Helix ini.

direction ini saya copy plek ketiplek dari web nya mba Tesya, lalu saya save di file itunerary yang saya buat sebagai guidance. Silakan mampir ke blognya di www.tesyakinderen.com superrrrr lengkap kap! 

Meskipun sore-sore ternyata jam 4an matahari masih lumayan terik. Jalanan yang lebar, taman yang hijau, serta burung-burung berterbangan bikin jalan kaki jadi nggak gitu berasa capeknya.  Nah, klo kata mba Tesya kan bagusnya pas lampu dinyalakan, Jadi sambil nunggu sayapun duduk2 sembari memandang sungai (ini sungai kan yaaa? hehe) sementara gendhis ngejar-ngejar burung dan bernyanyi dan si Ayah motret-motret atau ngerekam video







Sepanjang jalan, ada kios2 yang menjual cemilan, ice cream, maupun minuman dingin lain yang disajikan dengan batok kelapa. duh... bukin air liur langsung netes. Tapi atas nama penghematan, kita cukup nyaman dengan minum air putih dulu aja... karena kan next nya mau makan di Gluttons Bay (which is kita juga belum tau Gluttons Bay itu persisnya ada dimana)

Setelah melangkahkan kaki cukup jauh, lalu kami nemu tempat yang musiknya kenceng dan rame orang-orang pada makan. Saya sama airen pun langsung belok hahaha.... eeeeeh ternyata ini Gluttons Bay! Aaahh aku menemukan mu! 











Tempatnya kayak Pujasera gitu... ada beberapa stand yang menjual beragam makanan. Harganya pun cukup berfariatif. Kalo pas browsing kemarin, saya melihat rekomendasi makan disini kebanyakan bilang Satay.... tapi begitu sampe disanna kami kok ga tertarik yaa buat maem sate. Akhirnya saya membeli Hainan Chicken Rice (lagiiii...) hahaha, abis bingung nyari makanan yang disuka gendhis. Saya pilih yang pasti-pasti aja deh. Sedangkan si ayah katanya masih kenyang, memilih beli minuman dingin aja. Saya lupa minuman apa ya yang dia pesen tapi seinget saya enak dan segerrrr. Alhamdulillah gendhis makannya banyak, saya jadi tambah semangat!

Yang menarik disini adalah di stand makanan sebelah ujung kanan yang menjual menu makanan dalam porsi keluarga buat makan tengah seperti seafood. Ada kepiting, udang, ikan, dan lainnya. Mereka memajang display makanan (yang kalo kata Airen sih itu terbuat dari lilin) dijejer diatas meja panjang, tapi kok looks so real banget yaaa buat saya. Saya malah berpikir kalo ada yang pesan, trus display makanannya dipanasain hahaha... 

Kenyang maem dan cuaca udah mulai agak adem... kami pun lanjut berjalan lagi. Ehhh ternyata lampu bridgenya udah mulai dinyalakan. Haduhhhh cantik bangetttt 😘😘😘 recommended sekali buat dikunjungi. 







sebelum sampai bridge nya, kami disuguhi hamparan sebuah lapangan sepakbola yang dibangun diatas sungai. Hadeh keren banget! Oh iya, tempat ini juga dipakai para warga maupun turis buat jogging. Lalu lalang orang-orang lewat di sebelah kami sambil berlari-lari kecil. Ada juga yang naik sepeda, skateboard, ataupun skuter. 

Kami pun melintas diatas helix bridge. Wadawwww lampu lampu cantiknya bikin nagih untuk difoto atau dipandangi. Di jembatannya pun sengaja dibuat seperti balkon sehingga kita dapat bebas memandang sekitar maupun foto-foto. Worth the Walk dan Worth the wait deh meskipun tadi kita jalan kaki cukup jauh dari merlion dan agak nunggu lama sampe lampu ini nyala. 

Setelah menyebrangi jembatan, dan puas foto-foto  kami pun sampai di The Shopee Marina Bay. Cuss deh cari promenade nya buat nonton wonderful Laser Show


Wonderful Laser Show (Promenade Marina Bay Sands). HOW TO GET THERE?

Setelah menyeberangi Helix Bridge, masuklah ke Marina Bay The Shoppes (gedung di sebelah Casino), lurus terus hingga keluar di pintu belakang yang menghadap ke Esplanade dan patung Merlion. Jika bingung, tanyakan saja dimana "area Promenade" berada. (source from Here)

Setelah masuk, lalu kami turun 1 lantai. Jalan terus lurus.. nanti akan ketemu Plang tulisan Promenade. Nah Promenade itu ternyata berada di area outdoor yang menghadap langsung ke sungai. Idealnya, kita datang satu atau setengah jam sebelum pertunjukan dimulai. Supaya bisa lebih leluasa pilih tempat duduk. Pertunjukan diadakan setiap hari, sehari 2x. Yaitu jam 19.00 dan 20.00

So, hows the show? keren dan lumayan menghibur, terutama buat anak kecil kayak gendhis

Di Promenade, tempat menonton pertunjukan dibuat seperti amplitheater (bener gak ya tulisannya?) jadi kayak nonton bioskop gitu, kursinya terbuat dari kayu dan disusun berundak-undak. Kami memilih duduk agak di depan supaya bisa taro stroller, 
wing sebelah kanan dekat store-nya LV yang blink blink lampunya gemerlapan terus tiap detik. Selanjutnya mulai deh pertunjukan  air mancur menari disertai dengan permainan laser dengan background gedung-gedung yang cantik. Mirip sama avenue of the stars yang di hongkong. 




Jujur, saya agak lupa cerita-nya apa... hahaha yang jelas ada gambar anak kecil ketawa dan diakhiri dua orang artis singapore nyanyi. 

Seru-nya lagi, ada part yang nggak hanya hembusan air mancur, tapi juga tiupan buble-buble yang mengudara diatas kepala penonton. Lagsung deh gendhis heboh berdiri mau nangkepin bubblenya. Btw, pernah ke purwakarta nggak mommies? kalau dibandingkan pertunjukan Air Mancur Sri Baduga di Purwakarta, masih lebih grande yang di Purwakarta karena selain durasinya rasanya lebih lama, juga pakai efek hembusan api segala. Recommended banget buat liburan lokal bersama keluarga.  Sayangnyaaaaa... nontonnya sambil berdiri (pegel) dan kehalang pager tinggi 😅, kalo habis ujan, tamannya becek dengan tanah basah sehingga agak kurang nyaman. Hopefully fasilitasnya bisa lebih ditambah yaaa... 

Kelar laser show, kami pun segera menuju ke stasiun MRT yang terletak di lantai bawah yaitu station Marina Bay yang terletak di yellow circle. Ketika berjalan menuju stasiun, ternyata masih banyak pemandangan unik yang disuguhkan.

saya dan Airen berdecak kagum melihat sebuah kolam raksasa dengan pusaran air seperti tornado! Sumpah keren banget! Airnya langsung mengalir ke bawah menuju kanal. 



Owalaaaaah ternyata di bagian bawah The Shopee ini ada kanal-kanal, bahkan kita bisa naik perahu menyusuri kanal tersebut. Serasa di Venice atau di Hotel Venetian Macau. 

Hari pertama kami lalui dengan seruuuuu... bersiap untuk petualangan besok!















Rabu Bersama Bapak

this post is dedicated to my beloved Bapak 😘

Kalau Adhitya Mulya punya Sabtu bersama Bapak, saya punya Rabu Bersama Bapak (in my own version)

I might say... sebagai anak sulung perempuan, Kalau orang bilang anak perempuan biasanya dekat dengan ayahnya, saya justru merasa jauuuuh lebih lengket dan nyaman sama Mama. Di masa sekolah SD sampai kuliah saya nggak terlalu dekat sama Bapak. Buat saya, ketegasan dan kedisiplinan bapak justru membuat adanya jarak yang bikin saya merasa bapak nggak sayang sama saya. Bapak itu sukanya marah-marah. Waktu kecil saya sering di jewer, dicubit... bahkan pernah di tendang. Tapi emang semua salah saya sih... karena dulu itu saya cengeng, lelet, dan susah kalo disuruh solat :p Jadinya bapak sebel deh! Dan saya juga nggak suka deket-deket sama bapak, takut kena omel :(. Setiap habis shalat magrib, kami anak-anaknya harus membaca al-qur'an. Bapak kemudian duduk di antara kami, mendengarkan sambil terkadang berdehem kenceng "hemmm" itu berarti diantara kami ada yang salah baca-nya. Saya pernah iseng sengaja salah baca...pengen tau aja, bapak beneran dengerin apa enggak... eh ternyata langsung disuru ngulang bacanya hahahaha

Beda sama Mama. Walaupun mama bawel dan suka memanipulasi jam (iya... kalo bangunin anaknya selalu bilangnya udah jam 6 pagi.. udah telat berangkat sekolah.. padahal masih jam 5 deehhhhh) Buat saya mama bagaikan malaikat, yang puk puk saya kalo saya nangis habis dimarahin Bapak. Apalagi dulu bapak sempat sekitar 5 tahun sekolah di luar negeri tanpa anak dan istri-nya ikut. Dan waktu itu teknologi masih terbatas, komunikasi cuma lewat surat-suratan atau telepon SLI yang mihil bangeettt. Mungkin cuma sebulan sekali bisa teleponan, itu juga kadang collect call (bener gak ya tulisannya?) dimana pada saat nelepon yang membayar adalah pihak penerima telepon. semenjak akhir SD sampe hampir SMA durasi berkomunikasi saya dan Bapak cukup minim. Baru kemudian setelah bapak pulang dan kami sekeluarga berkumpul bersama, sosok bapak yang penuh disiplin pun kembali hadir.

Bapak hobi olahraga tenis meja dan bulutangkis. Beliau rutin olahraga, itu pula kayaknya yang bikin beliau tetap punya badan ramping dan kayaknya seumur-umur ga pernah gendut. Kalo ada kejuaraan 17 agustus antar RT, beliau pasti jadi juara. Rentetan piala yang berjajar di rumah, kebanyakan hasil peruntungan beliau pas 17-an. Oh iya, beliau punya cita-cita anaknya jadi atlet PON cabang tenis meja. Cita-cita tersebut beliau tulis pake spidol warna silver di bagian belakang lapangan tenis meja yang waktu itu beliau beli ketika saya masih SD "Semoga anak-anakku menjadi pemain di PON mendatang". Lantai 2 rumah kami, selain buat tempat shalat dan ngaji, biasa digunakan buat bapak dan teman-temannya main tenis meja. Sayangnya hal tersebut nggak kejadian, anak-anaknya nggak ada yang jago main tenis meja kayak bapak... hehehe.

Salah satu hal yang saya amazed sama Bapak adalah kesederhanaan
beliau. Bapak kalo ngajar suka-nya naik sepeda. Makanya dijuluki umar bakri. Sepedanya ada keranjang di depan, buat naro buku dan berkas-berkas. Bukan sepeda mahal juga... Bapak beli-nya bekas di bengkel sepeda dekat rumah, soalnya dulu sepeda sebelumnya yang agak bagusan hilang diambil orang di kampus... jahat ya, sepeda dosen pun di maling!






Dari beliau juga saya belajar arti ketulusan dan keikhlasan. Sudah belasan tahun bapak menjadi dosen di sebuah pesantren di daerah indramayu. Setiap minggu-nya Bapak pasti bolak balik kesana. Saya aja yang masih muda aja mikirnya "kok bapak mau aja ya tiap minggu ngajar kesana, saya mah capekk pasti ogah..." padahal bayarannya nggak seberapa juga, cuma saya yakin niat beliau adalah sangat mulia yakni demi agama dan mencerdaskan umat. Bulan lalu beliau membawa pulang burung kuntul, yang ditemukannya nyasar masuk ke kamar pas dipesantren. Dan sekarang si burung kuntul jadi piaraan kesayangan Bapak dan gendhis










All the feeling about an evil dad gone with the wind semenjak saya menikah selanjutnya punya anak. Mungkin karena usia beliau semakin senja dan anak-anaknya juga udah gede-gede serta pinter-pinter, nggak ada lagi tuh "Si Bapak yang serem tukang marah-marah". Justru jadi lebih sabar, legowo, dan toleran. Ketika bulan lalu HP beliau dicuri ketika ditinggal sejenak pada posisi sedang men-charge di kamar pesantren, beliau berusaha ber-khusnudzan pada tuhan dengan tetap berfikir positif bahwa ada rencana tuhan yang lebih indah dengan hilangnya HP tersebut. Kemudian ketika diadakan "sidak" oleh pihak pesantren kepada para siswa, dan hasilnya nggak ketemu juga itu HP, bapak berusaha untuk iklas. Padahal... isinya banyak lagu-lagu kesayangan beliau dan foto-foto yang belum dipindahkan ke HP beserta nomor kontak orang-orang. Issshhhhh saya aja gemessss!!!!

Bapak adalah orang yang amat-sangat-super-kepo tentang tesis saya. Tiap saya pulang ke rumah beliau nanyain perkembangannya terus. Beliau juga tempat saya curhat sampe mewek-mewek karena thesis saya mentok. i dont even know where should I start...huhuhu...

Sampai kemudian, ketika saya harus turun lapangan buat cari data ke Purwakarta, beliau dengan senang hati menawarkan diri untuk mengantar saya. "Kalau mau saya antar, saya bisa hari rabu". Beliau kadang kerap menyebut "saya" instead of "bapak", jadi saya suka berasa kayak anak mahasiswanya 😜

Kayaknya ini pertama kalinya saya pergi jauh berdua doang sama Bapak. Kinda weird, bapak pasti nggak asik! Sepanjang perjalanan dijamin saya bakal boseeeeeennn warbiasak dan mati gaya dan mungkin juga kehabisan bahan pembicaraan

Kami berangkat dari rumah jam 6 pagi. Sebelumnya bapak sudah mewanti-wanti kalo kita harus berangkat pagi biar nggak macet dan sampe sana masih pagi juga. Tau kan yaaa kalau berurusan sama pihak pemda, makin kesiangan takutnya mereka udah pada pulang *ngok*

Kami pun berhenti di rest area buat sarapan. Bapak minum kopi sama makan roti. Saya beli paket breakfast KFC. "bapak gak mau ini?" kata saya sambil menunjukkan bungkusan chicken wrap "nggak.. mau minum kopi aja" Kelar sarapan kamipun melanjutkan perjalanan

Pukul 10 kurang roda mobil kami sudah menjejak ujung pintu tol purwakarta. mobil pun berbelok ke kantor dishubparpostel. Info dari Kang Tri, temannya Airen yang mendapat penempatan disana, sekaligus sosok yang sangat berjasa atas thesis saya karena memperkenalkan saya ke orang-orang penting yang menjadi informan penelitian, bahwa bapak kepala bidang berkantor di gedung tersebut... eh ternyata dapet info kalo kantornya sudah pindah!

Janjian deh via telpon sama pak Kabid. Rupanya belum lama ini kantor beliau pindah mendekat ke kantor dinas Pak Bupati supaya koordinasi lebih cepat. Jadilah akhirnya kami berputar-putar kota buat mencari masjid agung. Karena clue yang didapat cuma lokasinya dekat masjid agung. Secara kami masih buta dengan jalanan disana, akhirnya bolak balik nyasar deh... hahaha.. apalagi banyak jalanan satu arah yang bikin bingung😝

Honestly, ini kali pertama saya ke Purwakarta. More than i expected. Kirain kota nya biasa-biasa aja, umumnya kota perlintasan layaknya karawang, cikarang, gitu gitu... panas, gersang, plain gak ada apa-apa.  eh ternyata this city is so nice loh! Di jalan-jalan terdapat ragam hiasan sentuhan khas sunda yang bahkan ambience tersebut nggak bisa kita rasakan di bandung sebagai ibu kota jawa barat, maupun   kota lainnya kayak garut, ciamis, atau cirebon. Adegan nyasar-nyasarnya saya dan bapak justru bikin kami menyaksikan pemandangan baru. I feel like... kayak di Bali ya, pohon-pohon di tutupi kain, ada beragam patung-patung tokoh wayang maupun tokoh perjuangan yang berdiri gagah di tengah jalan, lampu penerangan jalan diberi aksen topi caping, pagar berbentuk melati menghiasi banyak bangunan dengan seragam, ada taman-taman cantik serta pepohonan kecil yang dibentuk rapi menyerupai berbagai hewan atau bentuk lainnya. Hal tersebut membuat kota ini jadi nggak flat, tapi ada "soul" nya. Kalo saya baca di beberapa artikel memang ada pihak-pihak yang nggak setuju sama kebijakan Bupati Purwakarta dalam menata kota nya seperti ini karena alasan-alasan tertentu.  But for me, this is sooo good! And for the judgemental person out there yang berfikiran kalo menyelimuti pohon dengan kain itu musyrik dan ke-bali-bali-an... you should know the truth, alasan utama hal tersebut dilakukan adalah justru untuk melindungi pohon-pohon dari perbuatan tangan-tangan jahil yang merusak, seperti menempelkan tulisan sedot wc, sewa badut, jual rumah atau bahkan menjadi spot kampanye dengan tempelan wajah-wajah caleg parpol yang membuat pemandangan kota jadi berantakan dan jorok!

Alhamdulillah, akhirnya kami sampai juga di masjid agung. Sempat bingung juga, kok ga ada tulisan yang mengarah ke bangunan kantor dinas... owalaaaah ternyata, tempatnya agak nyempil malah terkesan kayak rumah warga, lokasinya persis beberapa langkah dari masjid agung. Kami disambut oleh dua orang staf dinas yang sangat informatif dan helpful, sambil menunggu Pak Kabid yang masih berada diuar kantor. Untunglaaah saya ngajak Bapak. Beliau juga ikut masuk, ngobrol, dan nanya-nanya, membuat saya yang "kaku" jadi berani mengajukan banyak pertanyaan. Wawasan beliau yg lebih luas membuat pertanyaan jadi semakin berkembang.

Selang satu setengah jam kami menunggu, akhirnya datang juga narasumber kehormatan. Mulai deh pertanyaan demi pertanyaan yang telah disusun terlontar keluar menanti jawaban. Bapak juga kali ini ikut nanya-nanya. Saya jadi ngerasa kayak anak kecil pemalu yang nggak berani sendirian duduk dikelas, tapi minta ditemenin bapaknya... hahaha Alhamdulillah, interview berjalan lancar. Pak Kabid sangat informatif dan terbuka menjelaskan berbagai hal terkait pariwisata Purwakarta dan strategi pemasaran maupun komunikasi yang dijalankan. Beliau memberikan penuturan yang runut kenapa Purwakarta menjadikan sebuah tradistional culinary sebagai icon destinasi wisatanya instead of landmark tempat, hewan khas, maupun motif batik yang biasanya menjadi icon destinasi kota-kota lain. Pak kabid nya masih muda, sehingga saya menangkap strategic plan yang dirancang beliau cukup inovatif dan kekinian media yang digunakan nggak melulu yang konvensional. Sayangnya interview terpaksa di sudahi karena beliau harus melanjutkan agenda kerja berikutnya. Oh iya beliau juga menyarankan saya untuk mampir ke "diorama" yang menyimpan sejarah purwakarta. Well noted!

Kelar interview, saya dan bapak shalat zuhur di masjid agung, lalu karena perut sudah keroncongan kamipun mampir ke warung makan di sebelah masjid dan menikmati kupat tahu. Bapak cukup lahap makannya. Kami pun ngobrol ngalor ngidul mengenai hasil interview tadi.

Memenuhi advice pak Kabid, kemudian kami meluncur menuju diorama. Again... karena nggak tau jalan, kami pun nyasar lagi... hahaha. Kalo pergi sama Bapak, emang sebenernya nyasar menjadi hal biasa. Nggak afdol kalo nggak pake nyasar sebab Bapak memang nggak hafal (atau nggak tau?) jalan. Pernah nih, mama pergi sama Bapak dan Mila ke Airport, pulangnya... alih-alih sampe rumah di Ciputat, malah nyampe Tanjung Priok. Haduhhh dan itu nggak cuma sekali, bulan berikutnya ke Airport lagi, pulangnya kembali nyasar ke Ancol, pas puter balik ternyata nyampenya ke arah Airport lagi.. hahaha penumpangnya sampe geregetannnn! Nah, ada adegan lucu nih, karena nggak ketemu-ketemu akhirnya kami memutuskan buat nanya ke orang. Lalu mobil berhenti di samping seseorang yang kalo dari pakaian dan lampu tongkat yang dibawanya adalah seorang juru parkir. Pas bapak berhenti dan nanya, orang tersebut cuma ketawa-ketawa. "arah diorama, gedung kembar, kemana ya?" dia cuma ngangguk-ngangguk sambil tertawa dengan pandangan kosong. "kesana ya?" kata bapak serius sambil menunjuk sebelah kanan, juru parkir itu pun ikutan tunjuk-tunjuk kanan sembari nyengir memperlihatkan deretan gigi-nya yang ompong. "Yaaaahhhh orang gilaaaa Pak..." seru saya, kami berdua pun ngikik. Iya, ternyata sosok tersebut fix agak kurang waras.

Bapak pun melanjutkan menyetir lurus "loh, kan tadi orangnya nunjuk sebelah kanan pak?" ucap saya, "orang nggak nggenah kok dituruti..." sahut bapak tetap menyetir lurus. Kami pun ngikik lagi.

Setelah berputar-putar (yang sebenarnya di situ-situ doang) tapi berasa jauh karena pake nyasar, akhirnya kami pun menemukan Gedung Kembar yang menjadi tempat museum diorama purwakarta. Beruntungnya kami, datang ketika ada jadwal kunjungan dari sebuah SD. jadi selain jam operasional museum agak diperpanjang, kami juga bisa ikut menyaksikan video tentang purwakarta di dalam theater.

Guess whatttt ternyata diorama purwakarta ini bagussss bangetttttt. sumpahhh. 



Bagian depan museum diorama purwakarta. Pic: kebudayaanindonesia.net


Saya sama Bapak sampai terheran-heran. Sepanjang pengalaman saya ke museum di Indonesia, tempat paling keren so far adalah museum Bank Indonesia. (itupun terakhir kesana pas jaman orientasi kantor 😜) Karena dilengkapi dengan show unit audio visual yang lumayan keren, walaupun beberapa ada yang udah gak nyala....LED yang harusnya membuat gambar sambung menyambung, tapi beberapa tampak tidak menyala. Alhasil, bikin gambar yang harusnya keren jadi kepotong ditengah-tengah huhuhu.... syedih.

Nahhhh di museum diorama purwakarta ini alat peraga nya jauh lebih canggih! Pelayanan dari para staf nya juga layak diacungi jempol.
Masih muda-muda, sepertinya anak kuliahan. Cantik-ganteng-kinyis2 dan penuh senyum. Memakai seragam adat Purwakarta. Kami pun langsung didampingi pemandu yang cukup informatif menjelaskan setiap spot dengan baik. Tebak dooong siapa yang paling antusias dan banyak nanya ke pemandunya? tentu saja Bapak! Padahal kan saya ya yang riset thesis... hehe

Begitu masuk ke ruang pamer, ada sebuah buku ajaib yang bisa berbicara, kalau "page" nya dibuka, dia otomatis membacakan tulisan di page yang sama dengan yang sedang dibuka. Bapak mendengarkan buku tersebut bercerita mengenai sejarah purwakarta sambil manggut-manggut  "ini kamu rekam.. ada sejarahnya" tukas Bapak. Saya dengan sigap menyalakan recorder di handphone.







Selanjutnya, kami hanyut dalam penjelasan sang pemandu dan beragam show unit serta gambar-gambar. Saya lihat wajah Bapak, beliau tampak sangat antusiuas sambil ber "oooo.... gitu.." ke Akang pemandunya. Mulai dari kisah kerajaan padjajaran, masuk ke jaman penjajahan, sampai akhirnya Indonesia merdeka.

Kami pun dibawa ke sebuah rungan dengan ambience yang bikin merinding kalau di rasakan baik-baik. Dalam ruangan tersebut berkumandang lagu indonesia raya sesuai dengan syair pertama kali dibuat, serta memamerkan naskah teks proklamasi yang diketik oleh... sayuti melik (pak sayuti ini seringkali keluar dalam soal-soal ujian anak sd :p)







Berjalan ke ruang selanjutnya, kami diperkenalkan dengan jajaran foto para pemimpin purwakarta dari awal terbentuk hingga saat ini. Dilengkapi dengan sebuah layar digital dimana kami bisa memilih profil salah satu pemimpin yang ingin kami kenal lebih jauh. setelah dipilih, di layar tersebut akan keluar biografi dari pemimpin tersebut.


sumber : purwakartakab.go.id

Masuk terus ke ruang berikutnya.... Whoaaaaa Bapak sang penggemar wayang tampak kembali berdecak-decak kagum. Barisan koleksi wayang disusun berjejer dengan rapi-nya. Sayapun menyempatkan diri berfoto diantaranya.





Show unit keren lainnya adalah mesin yang dengan sensor tangan digoyang-goyang kita dapat memilih lagu-lagu khas purwakarta untuk kemudian diperdengarkan. Kalau saya nggak salah ingat, salah satunya adalah lagu ciptaan Pak bupati yang dinyanyikan sama Charlie van houten  (bener kan yak namanya... hahaha pokoknya si charlie mantan vokalis st 12 lahh)

Laluuuuu yang paling top nya nihhhh adalah atraksi sebuah sepeda ontel yang di sisi kanan-kiri-depannya dilengkapi layar gedeee. Bapak dengan super semangat mencoba atraksi tersebut. Jadi, kalau pedal sepeda digowes, layar di depan kita akan ikut berjalan serasa kita benar-benar sedang bersepeda mengelilingi kota Purwakarta. Nah, kalo nge-gowes nya berhenti, gambar di layar juga ikutan berhenti. Seruuu deh! Bapak aja sampe nggak mau turun saking kesenengan... padahal ya bo.... di belakangnya ada serombongan bocah SD yang udah ngantri dan resah nggak sabar pengen naik 😜 eehh Bapak cuek ajaaaa tetep ngegenjot sepeda sambil senyum2. "bapak ih... itu anak kecil di belakang pada nungguin...." ucap saya. "biarin aja... ngantri..."









Jalan lagi menuju spot selanjutnya, ternyata ada pilar yang berisi visi-misi kabupaten purwakarta. Info penting nih buat dikaitkan sama communication objective dari tourism marketing kota tersebut. Sayangnya tulisan dibuat diatas sulur-sulur yang motifnya cukup ramai sehingga agak susah buat difoto secara jelas.

Nah, kami lalu masuk ke ruangan audio theater yang memutarkan film seputar sejarah purwakarta dan beragam hal terkait dengannya. Opening film dibuka dengan lagu dan tarian sate maranggi. Saya sama bapak dan satu rombongan anak SD serempak berjoget sambil tertawa tawa.. That was fun! hahaha... si Bapak ikutan goyang-goyang "ayo kamu rekam... " pinta nya.





Terakhir, kami berkesempatan foto bersama Bapak Bupati. Bukan... bukan karena ada kesempatan pas bupatinya nganggur... hehe tapi ada sebuah stand foto berupa layar monitor dimana kami bisa berfoto bersama pak bupati. Ada juga stand foto augmented reality dimana kami bisa foto pake baju daerah purwakarta. Tentu saja saya dan bapak tidak melewatkan kesempatan ini.






Di pintu keluar, bapak pun menuliskan pengalamannya dengan diorama ini "sebuah museum yang monumental" tulisnya di buku kenangan. Purwakarta memang bercita-cita menjadi "window of art and culture" yang menjadi jendela bagi kesenian dan kebudayaan khas Sunda. So true, kalau jalan-jalan ke Purwakarta, harus diagendakan untuk mampir kesini.

Kami pun pulang dengan happy. Sepanjang jalan bapak cerita tentang rutinitasnya kalau ke pesantren di Indramayu. Ternyata... perjalanan berdua dengan bapak ke Purwakarta meninggalkan kesan tersendiri buat saya dan sama sekali nggak membosankan dan kaku seperti yang saya pikirkan. Dan saya makin memahami bahwa Bapak memang sayang sama saya... hehehe.

Semoga Bapak selalu dalam lindungan Allah, diberikan umur panjang, diberikan kesehatan, dan rejeki yang berlimpah (jadi bisa terus ngajak jalan-jalan gendhis hehehe). Semoga saya bisa jadi anak yang berbakti dan bikin Bapak bangga dengan menyelesaikan program beasiswa ini serta thesis yang selesai tepat waktu, dan insyaAllah nilainya bagus. Aminnnn

Maafkan kalau dulu saya pernah menyamakan Bapak dengan Singa, mengadakan "perang dingin" (iya, kami sempet nggak saling ngomong selama berbulan-bulan), sengaja bikin Bapak kesal, dan berfikiran kalau Bapak nggak sayang sama saya. Belakangan saya lihat Bapak semakin sepuh. Sering juga mendapati Bapak yang lagi nonton tivi atau baca buku lalu tertidur lelap. Bahkan pernah tertidur di dalam istana frozen nya Gendhis dengan hanya kaki yang tampak dari luar. Kadang kita terlalu sibuk beranjak dewasa, mengejar karir, serta fokus pada kehidupan sendiri, Dan lupa bahwa orang tua kita juga bertambah tua.

I love you, Bapak. Sehat terus yaaaa.









Sent from my iPhone

Monday, July 4, 2016

gloomy in me



there will be a time when someone feeling gloomy and down kayak saya sekarang.
.
se-super-supernya manusia super juga kadang pasti bisa merasa failed, gagal, sedih, dan tersindir
.
Dua minggu terakhir ini buat saya kayak rollercoaster. Baik otak, hati, fisik, semuanya!! Ketika melakukan banyak hal secara bersamaan dalam satu periode waktu, ternyata nggak semua hal bisa saya lakukan dengan baik. Ada banyak yang missed nya, dan bikin kecewa banyak orang. Kecewanya orang lain berefek pada rasa gagal di dalam diri yang akhirnya bikin mood jadi drooop

Saya dan waktu seperti kejar-kejaran. Selesai sidang thesis (I will write about this in separete post, masih agak "nyessss" kalo inget suasana pas sidang kemarin hiks hiks hiks, i can do a waaaay better than that harusnya sih), harus langsung ngerjain revisi. Revisinya pun ada buanyakkk dan ada part yang kalo direvisi sepenuh hati bisa jadi satu semester sendiri dan ada part yang i have no idea ini mesti direvisinya gimana.  Setelah itu, bolak balik kampus buat ngejer-ngejer dosen demi mendapatkan tanda tangan mereka, dan nggak bisa dalam sehari langsung berhasil dapetin ke-empat tanda tangan yang dibutuhkan. Belum lagi, setelah dapet ternyata ada printilan administratif yang missed jadi kudu diulang lagi dari awaaaal... hadeeeh 😅😅. Sedangkan semua harus kelar sebelum libur lebaran, which is akhir juni, karena dosennya udah pada mau mudik dan sekretariat udah mau tutup. ini hawa-nya udah liburan  bangettttt ngettt. Belum lagi nyari dana dan persiapan buat konferensi scopus, yang menyita perhatian juga.

Di sisi lain, alhamdulillah mommaergo bulan puasa ini banyak yang order. Banyak punya produk2 baru juga. Tambah seru lagi karena punya produk yang di produksi sendiri yaitu teethingpad, wrap, sama pouch. Seneeeeeng! Apalagi ini kerjasama dengan industri rumahan, sedikit-sedikit bisa bantu kasih income buat mereka. Tapi ya gitu... kadang masih ada yang kurang pas semisal pilihan warna resleting yang menurut saya kurang matching, penempatan logo ditaro nya ngumpet padahal saya pengennya terpampang jelas. Emang harusnya lebih bawel siiiihh ehehehe. 

tengah malem, masih semangat foto-foto. capek, tapi seneng.. jadi ga terasa capeknya 😘

Lalu... yang paling.. mmm paling apa ya istilahnya... paling keteteran adalah response chat2 yang masuk. 
tapi namanya juga olshop kecil ya, kalo ada chat-chat ya dijawab sendiri. Dan karena kerempongan perihal urusan2 diatas ya jadinya slow response banget. I'm trying to be as responsible as I can. Jadi kadang kalo di marketplace kayak bukalapak, yang penting saya proses dulu pengirimannya, jadi pembeli cepet terima barangnya. Sayangnya, lately i'm super bad in managing time buat masuk2in resi pembelian disisi lain itu bukalapak suka down, saya ga bisa2 input langsung dari hp, gagal melulu.. jadinya barang terkirim tapi pembelian dibatalkan oleh sistem karena saya ga bisa input resi. pas saya tracking ternyata si pembeli udah beberapa kalo chat ke saya nanyain udah di proses apa belum, dan nggak sempet ter-balas. pas saya menceritakan kelalaian saya klo barang udh dikirim tapi status pembayaran dikembalikan... she refuse to accept that 😭😭😭 jadi barang dia terima, uang kembali ke dia, dan saya minta tlg kirim bali kalau sempat, ongkirnya saya ganti.. tapi dia ga mau balikin barang saya 😭😭😭😭😭😭😭  "ya tuhan... semoga hati nya dilembutkan ya, iya sih saya yang salah... udah minta maaf juga.. tapi ya begitulah... insyaAllah diiklaskan.. diganti rezekinya sama tuhan"  *memang saya yang salah... ga boleh mewek* Barengan dengan yg ini ada juga customer lain, tp alhamdulillah kali ini pembelinya baik hati uangnya lamgsung di transfer full ke rekening saya 😘😘

satu lagi... being an olshop owner bikin saya punya banyak teman baru. mereka juga kadang suka nanya-nanya masalah per-asipan ataupun curhat dalam mengasuh baby. Seneng deh, tapi kemarin sempet ada pengalaman gak mengenakkan. Jadi ada teman baru saya yang komunitasnya mau mengadakan acara. Trus dia minta mommaergo jadi sponsor. Sebelumnya saya beberapa kali juga udah pernah jadi sponsor acara komunitas ibu-ibu. Tapi namanya juga olshop kecil, jadi ya cuma bisa ngasih voucher ataupun hadiah doorprize/goodybag. Awalnya saya agak lama juga ngeresponse nya karena lg konsentrasi sama thesis, terus mbak nya bilang gak papah kok voucher belanja juga di terima, apa aja yang penting berpartisipasi, akhirnya.. dengan tujuan meramaikan acara, dan siapa tau awareness nya mommaergo bisa naik jadilah saya menyetujui buat kasi voucher 50rb utk 3 orang. saya sudah baca proposalnya, cuma memang agak kurang konsentrasi sama paket sponsorship yang di dapat. Maksud saya beneran cuma mau ikut ngeramein aja... emak-emak kan seneng ya kalo acara ada banyak hadiahnya. Lalu saya kirimlah logo mommaergo sama voucher belanjanya via email dengan harapan nanti di print langsung aja sama panitia disana (acaranya di luar kota), saya juga kasi notes kalo pas ada woro2 atau liputan event tolong mommaergo di tag atau mention maksud hati dari request ini adalah supaya saya tahu perkembangan event tersebut atau jalannya acara. maklummm sayah anaknya suka yang praktis-praktis, kalo di tag kan otomatis keliatan bukan dalam rangka promote atas endorse2an, beneran. kalo request supaya pada follow ig dan fb nya mommaergo  buat yang mau dapetin hadiahnya ya.. itu standar aja sih di pikiran saya.. harus ada effort dikit biar lebih bermakna. ternyata... saya salah total. pasalnya, seminggu lebih kemudian ada yang me-wa saya panitia dari acara tersebut, different person. dan langsung chat panjang. Mmmmm kalo menurut saya sih agak intimidating yaaa... bilangnya saya ga bisa jadi sponsor, kalo mau sponsor minimal harus kasih 500rebu. saya harus cepetan konfirmasi "kalo ga mau gak gak papa, karena banyak sekali yang sudah waiting list jadi sponsor, tolong konfirmasi secepatnya" Laaaahhh... sebenernya, saya nggak masalah kok kalo logo mommaergo nggak ada di promotional material mereka karena memang angkanya  belum sesuai sama paket sponsorship mereka. cuman jadi sponsor penggembira doang juga fine aja, tapi ada satu kata-kata mereka yang bikin saya garuk-garuk tanah
" kami nggak mau terima kode voucher harus dalam bentuk fisik" terus saya bilang baik2 saya hanya ingin meramaikan karena diminta jadi sponsor, dan hanya olshop kecil, ga bisa kasi dukungan banyak, dikasi voucher nanti minta tolong panitia disana utk ngeprint karena kan sistem order olshop saya masih by chat atau wa... bukan yang di mall gituuuuu trus jawabannya agak bikin ngilu sih "kami ga punya waktu buat ngeprint" astagaaaaahhh perasaan yang butuh dan minta-minta sponsor awalnya elo, kenapa sekarang gue mau ikut ngeramein aja jawabannya judes amat!  *maap baper.. mungkin lagi pms hahaha* ya sudah karena kayaknya nggak penting juga arti sponsor saya di acara mereka - hanya remah remah rengginang di toples khong guan yang tutupnya udah karatan- , dan katanya ada buanyak sekali yang antri mau jadi sponsor sampe waiting list segala ngapain juga sponsorin kalo cuma buat diejek-ejek. 

eniweyyy, ya balik lagi ke kata bijak diatas. you can't please everybody, nggak bisa semua hal yang jalan bersamaan jalannya mulus mulus aja dan bisa bikin satisfy semua orang. saat ini saya lagi ngerasa more in to mrs.failed yang kerjaannya nggak pernah bener. 

duh kok jadi banyak share yang nggak ngenakin ya.. udah ah, besok - besok mau cerita yang bagus2 ajah dan mau fokus ibadah. Bentar lagi ramadhan-nya habis... nggak boleh di sia-siakan untuk mengeluh dan berfikir negatif. 

skype-an sama princess elsa dan ngobrol ngalor ngidul sama dua cewek kece kesayangan bikin saya sejenak bisa melupakan problematika hidup dan bersyukur bahwa masih banyak orang-orang yang kurang beruntung dan drama hidupnya jauh lebih complicated dari saya ☺️


Monday, June 20, 2016

ACC! yeay!



finallyyyyyy
setelah jungkir balik, kayang, koprol, dan begadang tapi akhirnya ketiduran sampe pagi karena di interupsi sama gendhis yang minta di kelonin....

setelah hari-hari yang dilewati dengan berdoa dan meneteskan air mata karena "duh kok susah banget yaaaaa buat menyelesaikan ini" "duh kok revisi lagi revisi lagi gak di acc yaaa..." "duh ini kapan kelarnyaaaaa" "duh kok kayaknya saya gak bisa nyelesein ini ya" bahkan sampai tahap "blues" yang agak serem "kayaknya besok saya udah ga ada lagi di dunia ini ya...dan thesis ini nggak akan pernah selesai"

Alhamdulillah...

Hari ini saya kembali datang ke dosen pembimbing yang emang terkenal perfectionist. Tanpa beliau buka buntelan thesis saya, beliau langsung membubuhkan tanda tangannya.

"hah? nggak mau dilihat dulu isinya pak?" saya sampe nggak percaya. "nggak usah, ngapain... nanti aja pas sidang" Wadooohhhh... jadi ciut sendiri nih nyali saya takut kalo pas sidang thesis saya banyak "bolong"nya. 

Alhamdulillah saya dapet dosen pembimbing yang cukup kritis seperti beliau namun sabarrrrrr luar biasa dan sangat open dalam memberikan masukan dan bimbingan. Saya jadi "mak-dong" bagaimana sebuah penelitian seharusnya dijalankan, apa saja yang harus diperhatikan karena basic beliau memang researcher sejati. Kalau pas kita mahasiswa bimbingannya bertanya,  atau kalau kita ngasih argumen yang kadang based on pemikiran pribadi dan ke-sotoy-an , beliau selalu bilang "kata siapa???" karena semua ideas, gagasan, pemikiran, pendapat dan sejenisnya menurut beliau harus punya data dukung yang kuat dan referensi yang jelas. Gak boleh asal njeplak...

Beliau pulalah yang mengencourage saya dan 3 mahasiswa bimbingan lainnya untuk masukin thesis kita ke jurnal internasional ter-indeks scopus. Alhamdulillah... punya saya statusnya accepted with minor revision even before thesis saya jadi! 

So... here it is cuplikan foto thesis saya yang udah di acc dan status accepted di jurnal internasional. *senyum2* *bangga* *padahalkemarennangis2*

Mohon doa nya yaaaa, insyaAllah kamis besok bisa sidang. Diberikan kelancaran, bisa jawab pertanyaan dengan baik, pengujinya diberikan kelembutan hati, dan lulus dengan nilai baik. Aminn...amin...amin.. 







Saturday, April 30, 2016

Project Toples Gula


Alhamdulillah, walaupun rasanya beraaaaaaat sekali dengan cicilan disana sini, merelakan semua simpanan yang dipunya, hidup penuh pengiritan, menahan hasrat jalan-jalan, makan enak, belanja-belanji, de el el akhirnya perlahan toples gula kami a.k.a gubuk impian mulai kelihatan bentuknya! 

Kenapa toples gula siiiih? iya, karena anak saya namanya gendhis. Gendhis itu artinya manjs. Yang manis itu adalah gula. Nah.. tempat nyimpen gula adalah di toples. Jadilah namanya toples gula yang kalo mau rada keren kami suka check in locationnya SugarJar hahaha *maap norak*
.
Rasanya agak nggak percaya, bagian samping rumah mertua yang tadinya gudang dan kamar pembantu bisa disulap jadi satu bangunan sendiri yang kayak rumah. Iya, akhirnya kegalauan saya menemui ujungnya, kami membangun rumah nempel (OMG!!! masih ada sisa-sisa rasa gak yakin sama keputusan ini) percisssssss di sebelah mertua.  *lap keringet*

Semua adalah atas jasa Pak Nur, manusia canggih serba bisa yang dalam setiap ukurannya selalu presisi. Kecanggihan beliau juga turut membuat budget kami lebih efisien karena nggak perlu membayar arsitek, ahli listrik, ahli pipa2 air, bahkaaaan ahli bikin lemari,pintu,parket! Oh..Sungguh paket komplit. Kerennya lagi, keahlian tersebut tidak didapatnya dari bangku sekolahan, tapi berdasarakan pengalaman puluhan tahun menjadi pekerja bangunan. Thumbs Up. Upah beliau sebagai mandor sekaligus tukang sekitar 130rb/minggu. Ini hitungannya udah bener-bener efisien banget.

Bisa dibilang, bentuk bangunan ini adalah khayalannya Airen. Saya nggak terlalu rempong request ini itu simply karena.... saya terlalu percaya sama seleranya! Hahaha... belom lagi karena dia bolak balik bilang "udah deh percaya aja pasti keren, kamu tau selera aku kaaaan?" Well... iya deh. Saya cuma bawel masalah cahaya masuk sama sirkulasi udara. Pastikan cahaya matahari harus bisa masuk, ruangan nggak ada yang gelap dan suram, plussss gimana caranya supaya walaupun ga pake AC rumah tetep nyaman, adem. Atas nama hemat energi sekaligus pengiritan. Hihi

Tema besar dari rumah kami adalah unfinished - minimalis - industrialis karena menyesuaikan dompet yang tipis. Jadi, beberapa part di rumah ini memang cuma susunan dinding bata, lantai tanpa keramik, dan loteng tanpa penutup. Pengennya siiiih rumah kami ini jadi kayak cafe-cafe kekinian yang lagi hits di seantero jekarda-bogor-bandung. 

Ketika membangun rumah ini lah saya baru sadar bahwaaaaaa bahkan harga gagang pintu aja sekian ratus ribuuu! itu baru gagangnya loh, belom sama bagian dalamnya yang ada ceklekannya (haha bahasa nya ndeso banget). Sedangkan pintu nya bisa juta-jutaan. Kebanyakan budget kami terserap oleh manpower. Sengaja si Ayah dedi ga ambil sistem borongan, tapi pake sistem harian biar tukangnya ngerjainnya lebih serius dan rapi, nggak buru2 kayak kesetanan dikejer target. Untuk biaya tukang sekitar 110rb/hari dan kenek 90rb/hari. Total sudah 8 bulan proses pengerjaan rumah ini. Bisa dibayangin dooooong berapa celengan ayam jago yang udah dipecahin buat bayar itu semua. Di bulan ke 3 kami pun melambai-lambai ke camera *nyerah* *lambaikan bendera putih* karena pundi-pundi udah habis. Sedangkan rumah belom ada bentuknya baru tiang-tiang doang. Why???? iya, ternyata... karena kami bukan membangun diatas tanah kosong, melainkan membongkar dulu bangunan yang udah ada... its double the amount of everything! Double dari segi waktu, dan double dari segi pengeluaran. Ngebongkar itu jauh lebih lama dibandingkan menyusun bangunan baru, terlebih rumah bangunan sebelumnya ini udah kayak benteng karena dibuat dari bata belanda yang kokoh buanget. Menghancurkannya butuh berminggu-minggu saking kuatnya. Beneran! 

The show must go on. Kami nggak mungkin stop cuma sampai tahap tiang pancang doang, karena udah kebelet punya gubuk sendiri. Harapannya paling nggak sampai jadi satu kamar, satu dapur, sama satu kamar mandi, dan satu pintu ke luar lah... sehingga kita (baca: saya) pengennya sih paling nggak bisa ada privacy sendiri. *udah gerahhhh cyiiiiiin!*

Kemudian... keputusan besar pun diambil. *jeng jeng jeng...* *pasang back sound biar dramatis* salah satu luxury jadi abdi negara adalah bukan cuma saya yang bisa sekolah, tapi secarik surat dengan cap instansi plus tanda tangan seorang bapak-bapak juga bisa ikutan sekolah. Saya sekolahkan lah kertas tersebut biar pinter hehehe, sebagai konsekuensi sampai puluhan tahun kedepan gaji saya yang seuprit dipotong lebih dari  setengahnya. Kalo bukan petugas negara mungkin saya harus punya aset2 yang dijaminkan sebelum dapat pinjaman... lha tapi aset aja gak punya, adanya asep... kasian pak asep udah tua masa' mau jadi jaminan 😜😜😜. 

Nah, kalo mau minjam, disarankan cari bank yang emang udah kerjasama dengan kantor, dan di situasi ekonomi indo yang serba nggak pasti lbh aman pilih yang cicilannya flat rate dibanding yang floating. Ngeliat kmrn pengalaman teman saya, di awal dia santai aja, bahkan hepi karena bunga pinjamam cuma 7%, di tahun ke2 tiba2 kayak di tujes tujes itu bunga naik jadi 14% harus adjustment lagi deh pengeluaran keluarga. Yang direkomendasiin sama rekan yang udah beberapa kali minjem adalah bank-bank daerah, karena biasanya mereka flat dan bunga-nya masih reasonable. Saya pilih ambil di BJB karena itu yang kerja sama ama kantor, plus.. prosesnya cepet banget! Senin saya masukin persyaratannya, kamis udah akad kredit, dan jumat bisa ambil uangnya. Wakwaooooo.

Dilematis juga sih ya... kenapa di dunia ini pake ada yang namanya bunga???!!! hiks hiks hiks karena kalo diitung-itung bunga nya aja udah lebih dari setengah jumlah pinjaman. Tapi kalo nggak minjem, dapet uang dari mana coba?... eniwey, saran dari banyak orang dijalanin aja... ntar nggak terasa taunya udah ketutup aja. Baiklahhhhhh 

Meskipun belum jadi banget... struktur bangunan udah oke, walau belom lengkap pintu ama jendela

Yuk kita tour the house... 😘😘😘

ini ceritanya ruang tamu, entah airen dapet ispirasi dari mana temboknya dibentuk kayak gitu... dan dia paling rempong ama tiga lampu gantung diatasnya 





Ini tangga, saya paling suka sama bentuk railingnya, industrialis sekali yaaaa... udah gitu ceilingnya super tinggi dan bagian atas ga pake genteng tapi kaca doang, ala ala skylight gitu! Jadi kalo full moon bisa lihat bulan dari dalem rumah romantis yesss. Tapi saya malah parno takut kalo lagi hujan petir, cahaya kilatnya masuk ke dalam rumah hiiiii....


ini soon to be berbentuk dapur, tapi kami belum punya modal buat bikin kitchen set yang katanya harganya 1,9jt/meter. Alamaaaaaakjaaaaaannn mahal amat sik! 

Nah ini bagian belakang, alhamdulillah masih dapet taman walau seuprit. sekaligus juga tempat jemur baju...hahahaha. Lagi cari ide nih, supaya ruang jemur bisa keliatan cantik, diapain yaaaaa, any ideas? 


Kalo ini... sih iseng nya saya sama Airen waktu mau pergi and nungguin mamer dandan ga kelar-kelar sampe kita mati gaya. Lucu juga udah lama ga foto beduaan kayak gini

Foto diatas adalah lantai dasar, nanti next saya posting lantai atasnya ya... kalo bentuknya udah cukup memenuhi syarat buat dipajang disini. Masih berantakan soalnyaaaa hehehe

Sunday, March 13, 2016

Lemesin Aja!

Hola,  Apa Kabar?
Duh banyak sarang laba-labanya....
*ambil kemoceng*

Nanti kalo ada waktu luang, kita bercerita lagi ya...
Tanggal 19 Maret besok, kira-kira bikin surprise apaaaaaaaaaa yang seru ya?
I bet someone will forget again this year, like usual*phew*

Please shower me with energyyyyyyyyyyyyy to finish this thesis.
Keasyikan mikirin mommaergo, tulisannya nganggur aje.

*mabok maranggi*
*mabok bikin transkrip*
*mabok jurnal dan konferensi terindeks scopus*
*mabok mikirin mixed methods*

Ternyata yaaah, sekolah lagi setelah jadi emak-emak dan sambil bekerja itu butuh ilmu membelah diri yang luar biasa, dan godaannya juga super buanyaaakkk. Mau begadang juga udah nggak sekuat dulu, lebih sering dapet efek samping "masuk angin" hahaha...plus lagi gendhis kalo bobo malem harus dikelonin, nah "dong dong" nya niiiiiiiiiiih, padahal udah plan mau begadang, trus ngelonin gendhis, trus saya juga ikut bobo, trus bangun-bangun udah pagiiiiiiiiii.... bubaaaar semua rencana hahaha. Begitulah hidup, makin seru ajeaaaa!

If I can turn back time
Harusnya dulu pas single, sambil kerja sambil S2 ya.
Tapi,,,, entar gak punya idup dong, secara di ahensi kerjanya dari pagi sampai tengah malem buta. Hihihi.. eniwey, yang penting mah hepiiiii ajaaaa....

Semangattt!!! Lemesin ajaaa!!!



-----

I : Mas, temen-temenku pada jalan-jalan ke luar negri. Tuh, ada yang ke jepang, singapur, korea,
    keliling eropa
E : Dinas ya?
I  : Hahaha... ada yang dinas ada yang nggak sih...
E : Emang mau jalan-jalannya dinas? Sama bos kamu yang ituuuu?
I   : Hahaha Nooooooooo OGAH!
E  : Ya udah sabar aja kali, duitnya buat beli pintu sama jendela dulu
I   : Iyaaaaaa... pintu aja masa' berjuta juta yaaaaaa....