Tuesday, January 21, 2014

My Breastpump Experience


Rekomendasi Breastpump / Pompa ASI

Preambule
Ehm, saya selalu iri sama orang lain yang konsisten tiap hari bisa bikin satu postingan di blognya. Paling tidak seminggu sekali deh pasti ada update-an. Sedangkan saya, weleh weleh weleh... mau nya sih nulis, tapi kok malah mentok cuman sampai tahap wacana saja. Maka... banyak cerita seru yang akhirnya jadi basi, deh! Hiks!




So, buat cerita yang satu ini semoga nggak ada masa basi nya yaaahhh... Karena sampai sekarang saya masih setia pumping dan masih senang berpetualang nyobain segala macam breastpump baru. Ini aja nulis blog nya sambil pumping! thanks to breastpump elektrik dan bra menyusui. Saya bisa pumping sembari handsfree! yeay!!!


Sama seperti bumil lain di luar sana, salah satu kegiatan "seru" dalam menyiapkan kehadiran baby ke dunia adalah berburu perintilan menyusui. Termasuk breastpump a.k.a pompa ASI yang diharapkan bisa jadi sobat setia selama menjalani periode menyusui yang katanya bakal penuh dengan tantangan. Setelah melek akan informasi pentingnya "menyusui", saya pun langsung meneguhkan tekad bulat bulat untuk bisa menjadi ibu perah sejati. Siaaaap grak!!! *hormat pada pompa*

Browsinglah saya kesana kemari. Jari saya menari-nari di atas keyboard buat googling dan mata saya jelalatan setiap liat ada breastpump yang "kinclong" *hahaha maap lebayyy...*

Sebagai hasilnya, berikut adalah review beberapa breastpump yang telah saya coba selama ini. Serta rating penilaian saya pribadi dari skala 1 sampai 5. Nilai 1 berarti kurang oke, 5 berarti oke bangetttts!

Kindly note, basicly breastpump emang cocok cocokan, jadi kalau cocok di saya belom tentu cocok juga di orang lain. Jadi, penilaian saya ini bukan harga mati yaaah, tapi mungkin petualangan saya mencoba berbagai macam BP bisa sebagai bahan pertimbangan dalam memilih breastpump yang cocok.

Sebelumnya, kita bagi jenis BP menjadi dua. 
Yaitu manual dan elektrik. 
Bedanya apa? gampang.... BP manual untuk memompa cukup dengan tenaga manusia yaitu kekuatan goyangan tangan kita. Sedangkan BP elektrik membutuhkan colokan listrik atau baterei. Kelebihan dari BP elektrik adalah nggak membuat tangan kita pegel


Breastpump Manual

Unimom Mezzo

Ini adalah versi manual yang dimiliki merk Unimom

Keunggulan:
  • Parts dari BP ini tidak terlalu banyak, sehingga mudah dan simple dalam merakitnya
  • Harga sungguh aman di kantong. Best buy buat jenis BP manual.
  • Nyaman. tarikannya lembuuut dan karena manual sehingga kekuatan hisapnya bisa disesuaikan dengan keinginan kita 
  • Corongnya terhubung dengan botol ukuran standar. 
  • Dalam paket pembelian dilengkapi dengan convertor sehingga bisa juga dihubungkan dengan botol wide neck seperti Avent
  • Terdapat silikon yang memberi efek pijatan dan berguna untuk merangsang LDR

Kelemahan:
  • Tuas nya agak keras, sehingga pas kita pumping lumayan bikin tangan cepat pegel
  • So far, kalau sedang dalam perjalanan yang tidak memungkinkan untuk saya pumping heboh (kalau pakai yang elektrik apalagi double pump kan perintilannya lumayan rempong tuh) BP ini bisa diandelin banget.  Tapi kalo PD lagi nggak terlalu kenceng, hisapannya terasa kurang "nyedot". 


Score: 4

Harga: Rp. 285.000






Avent Manual

Di masa masa desperado ketika saya sedang cuti sembari ngumpulin stok asip, saya merasa harus bertualang mencari BP yang bisa menyedot asi lebih banyak. Karena BP yang saya punya saat itu kok rasanya kurang maksimal. Salah satu BP yang banyak direkomendasikan orang buat dicoba adalah Avent manual. 

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ternyata teman saya @prikitiwww BP aventnya lagi nganggur karenadia lebih nyaman merah dengan cara marmet atau merah pake tangan. Alhasil, dipinjemin lah saya BPnya tersebut, siapa tau saya cocok. Asiiik!

Keunggulan:
  • Avent punya silikon corong yang oke banget. Produk ini meng-claim penggunaan silikon tersebut dapat menimbulkan sensasi memijat dan menekan daerah "pabrik" asi  sehingga hasil asip yang keluar optimal.
Kelemahan:
  • Asi sering banget nggak langsung masuk ke botol tapi ngumpet di balik silikon ataupun menyusup ke daerah pengait tuas pompa. Sukses bikin saya manyun karena banyak asi yang kebuang
  • Tuas avent manual terasa "berat" bikin tangan terasa cepet pegel
  • Berisik. Yes I know it's manual... tapi kok ketika pumping masih kedengeran bunyi berdecit "ngek ngok ngek ngok" akibat gesekan antara tuas pompa dan karet.
  • Tarikannya lebih kuat dibanding Medela Harmony ataupun Unimom Mezzo. Jadi kalau PD nya udah lumayan kosong tapi masih semangat mompa, putingnya terasa sakit
  • Harga lumayan menguras kantong. 
  • Hanya bisa memakai botol yang wideneck

Di saya, maksimal hasil perah yang didapat dengan menggunaan BP ini adalah 125ml untuk 2 PD dengan durasi mompa kurang lebih 1 jam. Setelahnya, meskipun dipaksa untuk memompa nggak keluar lagi asi nya, malahan puting saya jadi lecet. 
Selain itu, saya juga nggak nyaman sama suara berdecitnya.

Score: 3

Harga: Rp.825.000



Medela Harmony

Versi manual dari merk ternama Medela. Juga merupakan harga paling murahnya Medela. Banyak mommies yang cocok dan merekomendasikan BP ini. Karena penasaran, saya pun menyewa BP ini dari mommymilk. Ternyata memang enaaaaaak! sampai saya perpanjang masa sewanya jadi 2 bulan... hehehe

Keunggulan:
  • Enak. Nyaman! 
  • Hisapannya lembuuut tapi "nyedot" Pertama kali pumping pake ini saya langsung dapet 100ml hanya dalam beberapa menit. Nggak tau juga sih apakah faktor seneng karena nyoba BP baru atau emang bisa nyedot dengan maksimal...hehe tapi di sesi pumping berikutnya hasilnya nggak sehebat yang pertama tadi 
  • Tuasnya sangat empuk, jadi nggak cepet bikin tangan pegal
  • Dibandingkan dengan BP manual lain, BP ini termasuk yang sunyi senyap tanpa suara.
  • Memiliki 2 fase memompa. Yyaitu fase perangsangan dengan ritme memompa cepat pada tuas yang lebih pendek untuk merangsang LDR dan fase memompa yang sebenarnya dengan ritme lebih lambat di tuas yang panjang. 
  • Ukuran corong dapat di pilih sesuai dengan tipe PD kita. Standar pembelian adalah ukuran M, tapi kok rasanya kurang klop di saya. Lalu saya merental corong ukuran xl (karena l nya nggak ada) dari namichanrentalpump dan ternyata memang lebih endesss nggak bikin sakit
  • Dalam paket pembeliannya berhadiah medela calma, yaitu dot yang katanya nggak bikin bingung puting

Kelemahan:
  • Membran merk medela sangat tipis. Kalau nggak hati hati gampang sobek dan pengaruh ke daya sedot BP
  • Perintilan parts nya cukup banyak, sehingga kadang suka rempong buat bongkar pasang ngerakitnya. Dan kalo nggak pas masangnya (apalagi kalo sedang buru buru), somehow suka nggak nyedot dan kudu dipasang ulang
  • Harganya mahalllll *kelilipan*

Tadinya saya mau beli si Harmony ini, tapiii karena harganya lumayan mihil dan saya udah punya Unimom Mezzo, alhasil hasrat buat beli dipendam aja deh.


score: 5. 

Harga: 575.000



Breastpump Elektrik

Unimom Allegro # (Plus)

BP ini merupakan penyempurnaan dari Unimom Allegro sebelumnya (yang berwarna kuning), beda-nya yang plus ini sudah closed system yaitu selang pompa dan pegasnya nggak lagi berhubungan secara langsung dengan botol sehingga menghindari asi tertarik masuk ke dalam selang


ini tampilan unomom allegro yang lama


Keunggulan:
  • Value for money (haha dasar ibu ibu, belom belom saya udah ngomongin duit ajah...) Dengan harga hanya setengah dari Medela Swing, bp ini udah bisa jadi 3 tipe pompa sendiri.

  1. Elektrik single pump
  2. Manual pump. Karena udah langsung dapet tuas manualnya di dalam paket pembelian (please note, tuas manual ini sama persiiis dengan Unimom Mezzo)
  3. Double pump, dengan beli additional kit (kemarin saya beli satu paket komplit di asibayi.com seharga kurang lebih 150rb) Udah langsung bisa dijadikan double pump. So far walaupun dijadikan double pump tarikannya nggak significant melemah kok, malah cenderung stabil.

  • Memiliki beberapa ritme fase memompa. Yaitu fase 1-2 untuk memancing LDR, fase 3-7 fase memompa. Dan dari fase memancing ke fase memompa pun bisa di setel. Saya ngerasain banget tiap pindah fase so far sering dapet LDR. LDR singkatan dari let down reflex, dimana aliran asi mengalir dengan derassss...kayak keran
  • Menggunakan baterei lithium. Bisa di charge serupa baterei handphone sehingga nggak perlu beli baterai tiap kali mau pumping tanpa colokan. Daya tahan batrei ini bisa untuk 2x sesi pumping.
  • Terdapat silikon yang bisa diselipkan di corong pompa, seperti pada breastpump Avent. Gunanya adalah menampilkan sensasi memijat sehingga merangsang pabrik asi bekerja. Tapi.... kalau saya sih silikonnya nggak dipake, karena justru membuat asi ngumpet di balik silikon.
  • Closed system sehingga asi nggak mungkin tersedot masuk ke dalam selang.
  • Corongnya terhubung dengan botol ukuran standar. Selain itu, dalam paket pembelian dilengkapi dengan convertor sehingga bisa dihubungkan dengan botol wide neck seperti Avent

Kekurangan:
  • Agak berisik, meskipun nggak se-berisik Medela Mini Elektrik yang suaranya bak pemotong rumput. Kalau sedang pumping di sebelah baby yang lagi bobo, kadang mesinnya saya tutupin pakai bantal supaya baby nggak kebangun hehehe
  • Ukurannya lumayan makan tempat. Namun masih oke buat dibawa mobile. Buat saya hal ini nggak menjadi masalah, sih!
  • Tombolnya sensitif, jadi kalo pas masuk tas dan bergabung dengan barang barang lain, mesinnya suka tiba tiba kepencet. Dan bergetar getar deh kayak handphone lagi vibrate mode on
Saya akhirnya memutuskan beli BP ini ketika usia kandungan memasuki 8 bulan karena udah nggak kuat iman akibat baca reviewnya di forum emak emak. Pertimbangan value for money tadi juga jadi alasan kuat...hihihi. So far sangat puas pakai BP ini. Andalan saya banget deh!

score 5
harga : Rp. 840.000



Adaptor untuk double pump
Medela Mini Elektrik (Minel)


Merasa nggak puas dengan Unimom Allegro # kepunyaan saya dan melihat kakak ipar kok kayaknya asyik banget memerah pake medela mini elektrik, saya pun penasaran pengen mencoba. Siapa tau kalo pake "Minel" (begitu biasa buibu menyebutnya) hasil perahan saya bisa nambah banyakkkk. Amin!

Saking ngebet buat nabung asip banyak namun cuti saya yang udah mau habis, akhirnya saya nggak kuat iman lantas memutuskan buat beli si Medela Minel. Setelah dicoba, inilah pendapat saya:

Keunggulan:
  • Sesuai dengan embel embel namanya yang pakai kata "mini", Medela Minel memiliki sosok yang mungil serta ringan. Enteng dan flexible buat dibawa keman mana.
  • Dapat digunakan dengan baterei, sehingga tidak melulu megandalkan colokan. Tapi, batereinya bukan jenis yang lithium rechargable
  • Bisa dijadikan pompa manual, tetapi harus beli piston atau gagang pompa tambahan. Harga Rp. 150.000
  • Ada tombol yang bisa diputar untuk mengatur tekanan pompa.
Kelemahan:

  • Suaranya terkenal berisiiiiik bak mesin pemotong rumput
  • Bagi saya, walaupun bisa diatur, tekanan pompanya terasa terlalu kua. Bikin nipple jadi lecettt. Akhirnya hasil pumpingpun justru nggak maksimal.
Alhasil, saya jual lagi deh si Medela Minel. Terus uangnya dipake buat beli Unimom Forte. hehe!




score: 2
Harga: 925.000

Unimom Forte - Double pump

Masih belom berpetualang di dunia perah memerah, akibat kesengsem baca review dan testimonial buibu di jagat maya, serta kebutuhan buat bisa ngumpulin sebanyak banyaknya stok asip dalam waktu cepat supaya aman pas masuk kerja, saya pun jatuh hati dan tergoda racun Unimom Forte.  So, dari hasil penjualan si Minel, nabung lagi dikit... lantas saya beli deh BP ini.

Keunggulan:


  • Hospital grade
  • Harga cukup terjangkau untuk ukuran BP hospital grade
  • Dual pump, bisa hemat waktu pumping
  • Ada tombol pengatur tekanan pompa
  • Closed system, ASI dijamin nggak akan masuk ke selang
  • Suara nggak gitu berisik, lebih sepi dibanding Unimom Allegro #
Kelemahan:
  • Harus selalu terkoneksi dengan stop kontak listrik
  • Body pompa besar,  nggak mobile, repot kalo mau dibawa bawa. Tapi jauuuuh lebih kecil dibanding Medela Lactina yang juga hospital grade.
  • Tombol pengatur tekanannya nggak mirip dengan ritme bayi menyusui, sehingga nggak bikin cepat dapet LDR beda dengan allegro yang hisapannya bisa langsung bikin LDR
BP ini cukup membantu saya dalam menabung ASIP. Suaranya yang lembut, nggak ganggu baby walaupun saya pumping di sebelahnya. Enaknya doublepump, kalau PD sebelah lagi LDR, yang sebelahnya juga ikutan LDR. Jadi kegiatan mompa jadi efektif banget. 

Tapi sekarang si Forte ini sudah nganggur aja di lemari, karena saya juga udah makin jarang pumping. Belakangan, kalau di rumah saya lebih seneng pumping pake tangan aja alias marmet, maklummm emak emak pemalas males ribet nyuci perbotolan.

Jadi, kalo ada yg minat mau beli forte saya, kasi tau aja yahhh. masih gress banget kondisinya, wong jarang dipake.. :)

score: 4
Harga: 1.290.000



Medela Swing

Ini salah satu BP elektrik yang jadi favorit banyak buibu perah. BP ini juga merupakan  most wanted di kancah persewaan BP. Saya udah sempet waiting list di beberapa rental, tapi nggak kunjung kebagian. 
Tak dinyana, pas lagi jalan jalan ke acara babyfair di JCC kebetulan ada stand Medela. Eh, ternyata dibolehin untuk jajal. Asiiik....kesampean juga deh! 

Kelebihan:

  • Hisapannya sungguh lembuuuuttt, sangat nyaman dan nggak bikin nyeri puting.
  • Memiliki 2 fase hisap, yaitu fase merangsang LDR dan fase memompa penuh layaknya hisapan bayi
  • Selayaknya BP Medela lain, corongnya bisa disesuaikan dengan ukuran PD kita
  • Suaranya lumayan halus. Lebih sepi dibanding Unimom Allegro #
  • Aftersales servicenya oke
Kekurangan:
  • Batreinya bukan lithium, masih pakai batu batrei biasa, sehingga nggak bisa di charge. (bisa sih klo mau pake rechargeble batrei kayak Alkaline gitu, tapi saya nggak tau deh tahan berapa lama)
  • Ukuran motornya lumayan gede (tapi lebih ringan dari unimom allegro)
  • Pompanya masih open system, saya banyak baca keluhan busui yang lapor kalau ASInya masuk ke selang. Bahkan ada yang sampai mesinnya mati *ngok!*
  • Printilannya lumayan banyak
  • Harganya mahal boooo..
So far, ini masih jadi idaman saya. Pengennya sih sekalian yang medela swing maxi, double pump jadi lebih efektif mompanya.Tapi karena mihil gak jadi beli deh. Padahal dulu udah sempet nanya-nanya dan nemu toko yang harga jualnya murahhhh lebih murah dari toko lain loh (kalo mau info nya nanti saya share..hahaha). Walaupun udah nggak kepengen beli, tapi kalau ada yang mau ngasih saya dengan senang hati dan tangan terbuka akan menerima. Saya doain yang ngasih masuk surga! 

score: 5
Harga: 1.900.000



Ngecesss!!! pengen yang ini...



Philips Avent Single Electric

Merasa masih belom nemu yang pas dan penasaran siapa tau adaBP lain di luar sana yang bisa membuat produksi ASI saya membuncah akhirnya saya dipinjemin avent elektrik punyanya Mbak Yani. Yeay!

Kelebihan:
  • Kerennya dari BP ini adalah ritme pumping bisa diatur sesuai keinginan kita. BP ini punya kecanggihan untuk merekam ritme memompa. Jadi, di awal kita akan pumping manual untuk menentukan ritme, setelanya secara otomatis dia akan mengikuti ritme memompa kita. Asik kaaan?
  • Walaupun nama nya pake kata "silent" ternyata nggak silent silent amat. Namun memang lebih silent dibanding BP elektrik sejenis.
  • Berbeda dari avent manual yang cukup kuat menghisap, avent single elektrik hisapannya haluuuuus, kayak lagi di kilik kilik dan nggak bikin puting lecet
  • Mesin enteng dan kecil, sehingga nggak memerlukan space yang terlalu luas di dalam tas.
Kekurangan:
  • Harganya cukup mihil, beda dikit lah sama Medela Swing
  • Karena hisapan yang halus tadi, buat saya malah jadi kurang nyedot dan nggak mampu bikin PD saya kosong
  • Perintilannya lumayan banyak dan cukup takes time buat ngerakitnya (eh, ini apa saya yang kurang sigap yahhh? hahaha)
Setelah nyobain, saya ngerasa nggak sreg dan nggak kepengen buat beli bp ini. 

score: 2
Harga: 1.500.000






fyi, saat ini saya masih penasaran sama Pigeon manual. Pengen nyobaaaa banget. Karena ada beberapa busui di kantor saya yang pake bp ini dan hasil pumping mereka berbotol botol bak sapi perah... sukses bikin iri. Duh, nggak ada puas puasnya yah saya berpetualang nyobain pompa asi....hahaha

Semoga review dan rekomendasi breastpump dari saya berguna buat calon dan sesama ibu menyusui. Paling nggak, review saya ini bisa bikin para mamak tambah galauuuu bin bingung mau beli yang mana. huahahaha

Yang jelas balik lagi ke prinsip dasarnya:

Breastpump itu cocok cocokan
Cocok di saya, belum tentu cocok di mommies yang lain.

So, saran saya... better di awal sebelum lahiran minta dikadoin Medela Harmony aja. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan, bahwa BP ini cocok di hampir semua ibu ibu, sebab ibu hamil kan belom boleh nyobain pumping karena bisa memicu kontraksi.

Nanti, setelah baby lahir, baru deeeh jajal buat rental atau minjem beberapa jenis BP dari temen. Kalaupun udah "gatel" pengen beli, silakan dibeli. Jikalau pada akhirnya begitu dicoba ngerasa tidak cocok, tinggal jual lagi aja deeeeh. Gampang kok ngejualnya, apalagi merk Medela. Pengalaman saya kemarin, tinggal kirim email nuju ke milis asiforbaby atau posting di facebook langsung deh bertubi tubi respons email masuk. yeay!

Anyway... on top of that various kind of breastpump, seperti pesan bijaksana dari teman saya si tiwiw di awal saya jadi busui, yaitu:


HARUS BELAJAR MEMERAH DENGAN TANGAN!!!

in case of emergency thing happened, semisal pompa ketinggalan di rumah, cuman bawa botolnya doang ke kantor (saya banget ini mah!) atau ketika kita lagi males rempong nyuci/steril corong pompa dan teman temannya. Karena.... tangan kita kan nggak mungkin ketinggalan. Plus, nggak rempong karena cuman modal cuci tangan doang.


iya kaaan? iya dong!


#ps: all pictures and price are taken from www.asibayi.com








Wednesday, January 8, 2014

Bayi Hobi Ngempeng Puting 2

Berikut adalah copy artikel berguna tentang ngempeng puting dari file milis AFB yang saya ambil dari sini,
Sengaja saya re-post ulang di blog saya sebagai note dan siapa tahu bisa berguna buat buibu yang sedang galau karena menghadiapi masalah yang sama

---------------------------------------------------------------------------------------------

Dear AFBers,

Aku tadi dari rumah sahabatku yg lagi punya baby (Malik-1,5 bulan), 
seperti yg dia sms ke aku (dan tadi aku liat sendiri) bener2 "nenen 
addict" ..jadi perilakunya tuh jarang banget bisa bobo tenang yg agak 
lama. Bisa sepanjang jam 8 pagi sampe jam 3 sore tuh minta mimi terus, 
tidur sebentar setelah menyusui, tapi ditaro di tempat tidur hanya 
bertahan 10 menit, abis itu bangun, nangis dan baru bisa brenti nangis 
kalo udah nenen lagi sama mamanya.

Trus cara menyusu juga lucu..jadi 5-10 menit pertama dia hisap kuat-
kuat, trus abis itu sambil terkantuk-kantuk dia hanya ngempeng puting 
aja..tapi tetep gak mau dilepas. Itu berlangsung sepanjang hari 
loh..bahkan kalo malem juga gitu.

Berbagai tips udah dicoba mulai dari ngalihin perhatian ke mainan, 
diajak ngobrol, tapi belom mampu mengurangi "daya ngempengnya" itu. 
Malik udah minum campur sufor, karna dia nangis terus seperti tidak 
kenyang dengan ASI mamanya. Meskipun sekarang mamanya lagi usahain 
hanya ngasih ASI aja. Malik juga pake empeng (pacifier) buat trik biar 
dia bisa tenang dan nggak nangis.

Nah, sekarang temenku ini kebingungan mesti gimana ya mengubah 
kebiasaan ngempeng puting dan gak bisa lepas dari gendongan mama-nya 
ini? Ini kan berabe kalo nanti mamanya udah mulai masuk kerja lagi.

Mungkin ada diantara moms yg pernah ngalamin hal serupa.. aku sih cuma 
ngasih masukan berdasarkan apa yg pernah aku baca di milis yg 
problemnya mirip2..tapi ternyata belum ampuh buat Malik. Aku sendiri 
gak punya pengalaman yg kayak gini, dulu Rasya miminya memang banyak, 
tapi tidurnya juga banyak..dan gak pernah ngempeng kayak Malik.

Ditunggu ya sharingnya..mamanya Malik perlu banget tuh trik2 baru yang 
ampuh :) Karna ini kan berhubungan juga dengan kualitas tidur bayi 
yaa.. bayi seumuran Malik kan masih perlu kualitas tidur yg lumayan 
banyak. Selain itu, mamanya juga jadi kurang istirahat..pastinya sih 
dibela-belain yaa.. cuma tetep aja dong ada capeknya :)Makasih 
sebelumnya moms..


salam ASI!
YeYe - bundanya Rasya


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear Mbak Yeye,

Saya coba share sedikit dari pengalaman saya & menambahkan masukan dari
Mbak Ajeng.

Beberapa bayi memang memiliki perilaku menyusu yg unik. Salah satunya
mengempeng spt Malik. Tipe bayi yg begitu nempel di payudara ibu, mulai
menyusu sebentar kemudian tidur. Biasanya dg tipe bayi spt ini ada
beberapa hal yg bisa dilakukan utk membantu sang ibu.


nyusu sebentar terus bobo


Step #1. Pastikan bayi telah melekat dg baik pd payudara ibu (good
latching on)
-----------------------------------------

Saat mbak yeye memperhatikan malik menyusu, saya yakin mbak yeye
memperhatikan dg baik apakah Malik melekat dg baik pada payudara ibu
(areola atas tampak lebih byk terlihat dari areola bawah, dagu bayi
menempel pada pyudara ibu, mulut bayi menggembung saat menyusu, dsbnya)
atau tidaknya.

Jika Malik melekat dg baik, maka kita bisa masuk ke step ke 2. Jika tidak,
maka kita bisa membantu Malik utk melekat dg baik pada payudara ibu. Salah
satunya dg teknik menggelitik bibir bayi (mouth tickling) ==> bayi membuka
mulut lebar (open wide) ==> dorong perlahan bayi hingga sebagian areola
masuk ke dalam mulut bayi (gentle push).

Step #2. Gunakan teknik Breast Compression
---------------------------------------------------

Teknik ini digunakan jika : bayi menyusu sekitar 3-5 menit kemudian diam
ataupun tertidur. Kemudian melakukan gerakan nibble (spt mengunyah) tapi
ga terlihat gerakan minum.
Jika bayi tidak memiliki ciri diatas ataupun bayi menyusu dg baik selama
beberapa saat, kemudian setelah bayi puas menyusu bayi tetap ingin
mengempeng pada ibu, maka step #3 dapat dilakukan

Teknik Breast Compression adalah teknik pemerasan (maaf belum tau kata
tepat utk translate compression) pada payudara saat bayi menyusu.

Umumnya bayi berusia 3-6 mg relatif mudah tertidur di payudara ibu jika
aliran ASI melambat. Teknik ini membantu bayi utk mendapatkan ASI dalam
jumlah yg cukup. Perlu kita ingat bersama bahwa teknik ini hanya digunakan
JIKA bayi telah benar melekat pada payudara ibu (good latching on) dan
saat bayi sedang mengisap (mengempeng) tapi ga sedang menyusu.

Teknik bermanfaat ini ditemukan oleh pakar laktasi Dr Jack newmann sgt
membantu bayi2 yg sering mengempeng, bermasalah dg pertumbuhannya, bayi2
baru lahir, dsbnya.
Jika semua hal lancar, teknik ini tidak terlalu dibutuhkan.

Breast compression relatif digunakan jika bayi yg sedang menyusu tiba2
tertidur atau diam cukup lama (mengantuk, ngempeng) dg cara memeras daerah
payudara ke arah areola. Ditekan dan bukan didorong. Jari2 ibu diletakkan
dalam posisi C dan ditekan HANYA saat bayi sedang tidak minum (jika
dilakukan saat bayi minum, relatif dpt mengganggu proses bayi menyusu
ataupun tersedak). Kemudian hentikan jika bayi sudah diam kembali dan agar
aliran ASI berjalan kembali.



gaya tidur "angkat tangan!"


Mungkin agak susah membayangkan ya mbak hehehe. Tapi silahkan dilihat di
artikel dibawah emai ini lengkap dg videonya.
Teknik breast compression ini sudah banyak saya terapkan di banyak ibu
menyusui. Termasuk ketika dulu putri saya masih bayi dan memiliki case
serupa spt Malik.


si bayi nempeeeel melulu gak bisa dilepas


Step #3. Melepaskan bayi dari payudara jika ia selesai / puas menyusu
----------------------------------------------


Seringkali kita kesulitan menentukan apakah bayi sudah puas menyusu atau
belum. Atau apakah bayi mengempeng atau masih menyusu. Sebetulnya hal ini
gampang2 susah. Bayi yg mengempeng (hanya menghisap payudara ibu) dg yg
menyusu aktif (bayi minum dan bukan hanya menghisap) relatif mudah
dikenali. Jika bayi minum dari payudara ibu saat menyusu, maka akan ada
gerakan menelan dan mulut menggembung berisi asi serta ritme diem (pause).
Nibble-Mouthfull-Suck-Pause. Gerakan tsb akan berulang spt ritme.
Bayi yg mengempeng atau hanya menghisap akan terlihat lebih banyak gerakan
nibble (spt mengunyah atau menggerigiti ..duh maaf ya belum tau gimana
translatenya hehehe) dan relatif minim atau ga ada gerakan menelan ataupun
mouthfull.

Demikian jg utk menentukan bayi yg puas menyusu atau tidak. Bayi yg puas
menyusu umumnya relatif akan melepaskan diri dari payudara ibu. Namun
beberapa bayi tidak melakukan hal ini. Ia akan tertidur di payudara ibu
dalam keadaan mengempeng. Tanda utk mengenali bayi spt ini adalah dg
memperhatikan pola menyusunya di awal saat ia mulai menyusu. Jika ia aktif
menyusu selama beberapa wkt (umumnya sekitar 10-15 menit atau lebih) dg
gerakan minum secara aktif, maka dapat dipastikan bayi betul2 mendapatkan
intake sesuai dg yg dibutuhkan.
Sayangnya patokan wkt relatif sulit utk menentukan apakah bayi sudah puas
atau belum menyusu pada ibunya. Hanya patokan umum jika bayi tidak menyusu
(hanya mengempeng) pd ibu adalah jika bayi telah menyusu pd payudara ibu
selama lebih dari 30 menit atau berjam2 tanpa gerakan minum secara aktif.
Jika hal ini terjadi, ibu dapat membantu bayi melepaskan dari payudara ibu
dg teknik berikut :

- Dengan menyelipkan sedikit jari kelingking kita (tentu saja dlm keadaan
bersih) ke dalam mulut bayi
- Arahkan ke arah tengah mulut. Biarkan bayi mengisap jg jari kita.
- Perlahan namun pasti tarik areola ibu dari mulut bayi.
- Lepaskan jari ibu dari mulut bayi. Dan biarkan bayi tertidur.



Selamat mencoba & membantu ya mbak.
Maaf kalo email saya susah dimengertinya hehehe.
Saya yakin mbak yeye dapat melakukannya dg amat baik.
And your friend must be really proud and grateful having you by her side.

Love
Luluk
"While breastfeeding may not seem the right choice for every parent, it is
the best choice for every baby"
==========================

http://www.drjacknewman.com/index.php?option=com_content&task=view&id=82&Itemid=112

BREAST COMPRESSION

The purpose of breast compression is to continue the flow of milk to the
baby once the baby no longer drinks (“open mouth wide—pause—then close
mouth” type of suck) on his own, and thus keep him drinking milk. Breast
compression simulates a letdown reflex and often stimulates a natural
letdown reflex to occur. The technique may be useful for:

Poor weight gain in the baby
Colic in the breastfed baby
Frequent feedings and/or long feedings
Sore nipples in the mother
Recurrent blocked ducts and/or mastitis
Encouraging the baby who falls asleep quickly to continue drinking not
just sucking
Breast compression is not necessary if everything is going well. When all
is going well, the mother should allow the baby to “finish” feeding on the
first side and, if the baby wants more, offer the other side. How do you
know the baby is finished? When he no longer drinks at the breast (“open
mouth wide—pause—then close mouth” type of suck).

Breast compression works particularly well in the first few days to help
the baby get more colostrum. Babies do not need much colostrum, but they
need some. A good latch and compression help them get it.

It may be useful to know that:

A baby who is well latched on gets milk more easily than one who is not. A
baby who is poorly latched on can get milk only when the flow of milk is
rapid. Thus, many mothers and babies do well with breastfeeding in spite
of a poor latch, because most mothers produce an abundance of milk.
In the first 3-6 weeks of life, many babies tend to fall asleep at the
breast when the flow of milk is slow, not necessarily when they have had
enough to eat. After this age, they may start to pull away at the breast
when the flow of milk slows down. However, some pull at the breast even
when they are much younger, sometimes even in the first days.
Unfortunately many babies are latching on poorly. If the mother’s supply
is abundant the baby often does well as far as weight gain is concerned,
but the mother may pay a price—such as, sore nipples, a “colicky” baby,
and/or a baby who is constantly on the breast (but drinking only a small
part of the time).
Breast compression continues the flow of milk once the baby is no longer
drinking from (only sucking at) the breast and results in the baby:

Getting more milk.
Getting more milk that is higher in fat.
Breast compression—How to do it
Hold the baby with one arm.
Hold the breast with the other, thumb on one side of the breast (thumb on
the upper side of the breast is easiest), your other fingers on the other,
fairly far back from the nipple.
Watch for the baby’s drinking, (see videos at
www.thebirthden.com/Newman.html) though there is no need to be obsessive
about catching every suck. The baby gets substantial amounts of milk when
he is drinking with an “open mouth wide—pause—then close mouth” type of
suck.
When the baby is nibbling at the breast and no longer drinking with the
“open mouth wide—pause—then close mouth” type of suck, compress the
breast. Do not roll your fingers along the breast toward the baby, just
squeeze. Not so hard that it hurts and try not to change the shape of the
areola (the part of the breast near the baby’s mouth). With the
compression, the baby should start drinking again with the “open mouth
wide—pause—then close mouth” type of suck. Use compression while the baby
is sucking but not drinking!
Keep the pressure up until the baby no longer drinks even with the
compression, and then release the pressure. Often the baby will stop
sucking altogether when the pressure is released, but will start again
shortly as milk starts to flow again. If the baby does not stop sucking
with the release of pressure, wait a short time before compressing again.
The reason for releasing the pressure is to allow your hand to rest, and
to allow milk to start flowing to the baby again. The baby, if he stops
sucking when you release the pressure, will start again when he starts to
taste milk.
When the baby starts sucking again, he may drink (“open mouth
wide—pause—then close mouth” type of suck). If not, compress again as
above.
Continue on the first side until the baby does not drink even with the
compression. You should allow the baby to stay on the side for a short
time longer, as you may occasionally get another letdown reflex (milk
ejection reflex) and the baby will start drinking again, on his own. If
the baby no longer drinks, however, allow him to come off or take him off
the breast.
If the baby wants more, offer the other side and repeat the process.
You may wish, unless you have sore nipples, to switch sides back and forth
in this way several times.
Work on improving the baby’s latch.
Remember, compress as the baby sucks but does not drink.
In our experience, the above works best, but if you find a way which works
better at keeping the baby sucking with an “open mouth wide—pause—then
close mouth” type of suck, use whatever works best for you and your baby.
As long as it does not hurt your breast to compress, and as long as the
baby is “drinking” (“open mouth wide—pause—then close mouth type” of
suck), breast compression is working.

You will not always need to do this. As breastfeeding improves, you will
able to let things happen naturally. See the videos of how to latch a baby
on, how to know a baby is getting milk, how to use compression at our
video page.

Bayi Hobi Ngempeng Puting

One of my depression source during the first three month of my newborn baby is.... ngempeng puting!

Awalnya saya yakin baby menyusu dengan benar dan pintar tapi kok nggak selesai selesai yah mimiknya, bahkan bisa sampai 2 jam nonstop! Setelah hampir sejam mimik, sekilas saya lihat baby udah bobo, tapi kemudian ketika saya paksa untuk mencopot nenen dari mulut baby, seketika itu juga dia bangun. huffff.... terpaksa deh disumpel lagi. Cape deeeeh.

Inilah yang membuat saya nggak bisa ngapa ngapain, boro boro mandi cantik dengan proper, buat ditinggal pipis aja susah bener. suara tangisnya yang pecah membahana seperti yang pernah saya ceritain disini bikin geger orang serumah. semua panik! Mamer aja sampe nungguin saya di depan pintu kamar mandi sambil gendong si baby.

Yang bikin saya sedih dan ngerasa gloomy banget adalah ketika mamer bilang kalo baby ngempeng terus karena asi saya kurang. Baby masih haus tapi pd saya udah kosong. DEG!!!! asli deh rasanya saya pengen nangis bombay saat itu juga dan pengen cepet cepet pulang ke rumah mama saya ajah. Asi saya banyak kooook! Asi saya berlimpah ruah! anak saya juga nggak ngempeng kooook! liat aja stok asip saya, liat aja badan anak saya montokkkk bener berarti kan gizinya cukup. ishhh! *mulai emosi*


coba liat pipi bakpaonyaaa.. montok kaaan?

coba liat paha berlipet lipet nya.... montok kaaaaan?

Tiap kali baby nangis karena nenen nya saya copot, beliau sambil gendong nenangin anak saya sembari bilang "cup cup cup jangan nangis, yuk ngempeng lagi yuk...." lalu ketika kembali saya nenenin si bayi "tuh kaaaan dia ngempeng, bukan mimik..." Hiks! (duh, kok jadi cuhat tentang mamer yahhh.... maapkannnn... beliau baik sih, cuman ya... no body's perfect ya bo!!)

Ketakutan saya yang teramat sangat adalah kalau nanti sudah tiba waktunya saya harus masuk kerja dan si baby hobi ngempeng begini, gimana dong cara ninggalinnya? sampai kapaaaan dia akan kayak begini? saya pun juga ditakutkan dengan hantu bernama "empeng" aka pacifier aka binky. Karena mamer bilang jalan satu satunya supaya baby yang ketagihan ngempeng puting biar nggak cranky adalah dikasih empeng. pffffff!!! cerita galau saya tentang empeng bisa dibaca disini.

Bagi saya, benda ini masuk ke dalam most "please stay away" things for baby. which is adalah barang yang diharamkan buat dikasihin ke baby. Karena akan susaaaahhh banget ngelepasnya kalo bayi sampe kecanduan hantu empeng ini. Bisa jadi satu chapter drama sendiri deh. Saya gak mau hidup kami (saya,airen, dan adek baby) tambah sulit dengan kejadiran si empeng diantara kami. please deh!

Di tengah suasana hati yang kacau balau, saya mencoba untuk sebanyak banyaknya mencari informasi. Paling praktis adalah lewat mbah google. ternyata, ada yang dinamakan dengan growth spurt atau percepatan pertumbuhan. Bayi di umur umur tertentu seperti 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dst (coba googling deh buibu) butuh buanyaaaak asupan asi untuk menunjang pertumbuhannya tersebut. thats why terkadang kok si baby kayak nggak kenyang kenyang walopun mimik terus.

Penyebab ngempeng puting lainnya adalah karena baby pengen mendapatkan kenyamanan dari mommy nya. Perilaku menghisap, bau tubuh ibu, serta dekapan yang hangat membuat bayi merasa nyaman.

Saya pun kemudian menemukan artikel yang sungguh berguna disini. Artikelnya akan saya copy postingan saya selanjutnya yah!

Bisa jadi bayi kerap ngempeng karena dia nggak mendapatkan asupan yang cukup disebabkan oleh pelekatan atau latch on yang belum benar. jadilah saya selama 3 hari berturut turut melototin youtube buat belajar latch on.

Posisi latch on yang benar adalah sebagai berikut:










beragam posisi menyusui




Saya pun memastikan dengan seksama bahwa mulut baby harus menelan sampai ke areola.
Selain itu, saya juga belajar cara terbaik memasukkan nipple ke mulut baby agar bisa langsung caplok pada posisi yang sesuai. Yaitu dengan menyentuhkan puting kita ke bibir atas dan bibir bawah bayi secara bergantian sampai mulut baby terangsang lantas mangap lebar dengan sendirinya dan siap mencaplok. Pas mangap itulah langsung saya jejelin pd ke dalam mulutnya. Istilahnya adalah "mouth tickling" menggelitiki mulut bayi. 

latch on yang benar adalah yang menyusu sampai ke areola
Saya pun belajar cara mencopot nipple dari mulut baby setelah dia jatuh tertidur tanpa harus membuatnya terbangun. Yaitu dengan menyelipkan jari kelingking, lalu menekan areola sambil menarik puting keluar. hmmm semoga paham yaaa

Setelah mencoba membenahi latch on, ternyata benar juga. Saya merasakan perubahan bahwa bayi saya nggak lagi nangis kalo nenen nya dicopot. Dia bisa bobo dengan lebih tenang, kemungkinan besar karena dia udah kenyang.

Hal lain yang bisa juga dilakukan adalah teknik Breast Compression. Yaitu gerakan memeras atau menekan payudara ketika bayi menyusu supaya aliran asi yang keluar lebih deras. Mekanismenya sama seperti pada saat kita pumpung, kalo sambil mompa bagian pabrik asi nya kita tekan, maka aliran yang keluar pun jadi lebih banyak dan deras. Maka teknik ini membuat bayi mendapatkan asupan asi yang cukup.

On top of that.... itu semua masalah waktu. Saya beberapa kali curhat ke kakak ipar dan sahabat sahabat. Some of them face the same problem. Tapi mereka berhasil meyakinkan saya bahwa ngempeng puting itu ada masanya. Memang capek banget sih ngadepinnya, karena bener bener menguras tenaga dan emosi. Kudu nabung stok sabar yang berlimpah ruah. Nantinya, ketika si baby udah banyak interaksi, seneng main, dan selesai growth spurt.... perlahan ngempeng putingnya akan stop!

Tips: biar nggak tambah stress karena baby nggak kunjung stop menyusu, mending bikin diri kita happy aja, jadi sebelum mulai menyusui, kita siapin deh DVD film film kesukaan kita. sambil nyusu, sambil nonton deeeh

Faktanya, benar saja... ketika tiba waktunya saya udah harus masuk kantor, di usia baby umur 3 bulan lebih dikit, kebiasaan ngempeng putingnya udah jauuuh berkurang. Dia hanya ngempeng malam hari aja pas mau bobo. 







Nah, buat buibu yang worry takut anaknya gak bisa ditinggal karena demennya ngempeng... dont worry be happy. Baby pinter kok, seiring waktu nanti dia nggak ada kecanduan ngempeng puting lagi. Oh iya, kita juga harus banyak banyak kasih afirmasi atau hipnotis positif ke baby dengan kerap mengulang ngulang kata kata seperti "anak pintar, kalau sudah kenyang mimik nenen ibun jangan ngempeng ya, langsung bobok aja" "kalau mimiknya udah selesai, nenennya dicopot ya, kalo nenen terus nanti adek kekenyangan lho" "boboknya yang nyenyak, nenen kalau haus aja ya" "jangan ngempeng ya, kalo udah kenyang dicopot aja, nenen ibun jangan digigit, nanti kalo nenen ibun sakit adek nggak bisa mimik lagi lho..." daaaan lain lain semacamnya.

So far, sekarang kalau siang pas ditinggal kerja adek baby udah bisa nggak ngempeng puting saya masih punya satu pe er nih karena kalo malem si baby bobo nya masih nempel sambil nenen.... tapi belakangan karena udah sering saya "bisik bisikin" begitu saya bilang "udahan yaaa nenennya..." dia langsung nyopot dan lanjut bobo...haha anak pinterrr!


anak pinterrrrr!!!


Oh iya, ada tulisan bagusss tentang ini dari dr.maharani. recomended to read!!!

Goodluck ya, semoga postingan saya ini berguna buat buibu yang lagi galau. Semangat!!!

Oh iya, next post saya bakal posting si artikel berguna yang saya sebut tadi diatas. check this out yes!