Wednesday, January 8, 2014

Bayi Hobi Ngempeng Puting 2

Berikut adalah copy artikel berguna tentang ngempeng puting dari file milis AFB yang saya ambil dari sini,
Sengaja saya re-post ulang di blog saya sebagai note dan siapa tahu bisa berguna buat buibu yang sedang galau karena menghadiapi masalah yang sama

---------------------------------------------------------------------------------------------

Dear AFBers,

Aku tadi dari rumah sahabatku yg lagi punya baby (Malik-1,5 bulan), 
seperti yg dia sms ke aku (dan tadi aku liat sendiri) bener2 "nenen 
addict" ..jadi perilakunya tuh jarang banget bisa bobo tenang yg agak 
lama. Bisa sepanjang jam 8 pagi sampe jam 3 sore tuh minta mimi terus, 
tidur sebentar setelah menyusui, tapi ditaro di tempat tidur hanya 
bertahan 10 menit, abis itu bangun, nangis dan baru bisa brenti nangis 
kalo udah nenen lagi sama mamanya.

Trus cara menyusu juga lucu..jadi 5-10 menit pertama dia hisap kuat-
kuat, trus abis itu sambil terkantuk-kantuk dia hanya ngempeng puting 
aja..tapi tetep gak mau dilepas. Itu berlangsung sepanjang hari 
loh..bahkan kalo malem juga gitu.

Berbagai tips udah dicoba mulai dari ngalihin perhatian ke mainan, 
diajak ngobrol, tapi belom mampu mengurangi "daya ngempengnya" itu. 
Malik udah minum campur sufor, karna dia nangis terus seperti tidak 
kenyang dengan ASI mamanya. Meskipun sekarang mamanya lagi usahain 
hanya ngasih ASI aja. Malik juga pake empeng (pacifier) buat trik biar 
dia bisa tenang dan nggak nangis.

Nah, sekarang temenku ini kebingungan mesti gimana ya mengubah 
kebiasaan ngempeng puting dan gak bisa lepas dari gendongan mama-nya 
ini? Ini kan berabe kalo nanti mamanya udah mulai masuk kerja lagi.

Mungkin ada diantara moms yg pernah ngalamin hal serupa.. aku sih cuma 
ngasih masukan berdasarkan apa yg pernah aku baca di milis yg 
problemnya mirip2..tapi ternyata belum ampuh buat Malik. Aku sendiri 
gak punya pengalaman yg kayak gini, dulu Rasya miminya memang banyak, 
tapi tidurnya juga banyak..dan gak pernah ngempeng kayak Malik.

Ditunggu ya sharingnya..mamanya Malik perlu banget tuh trik2 baru yang 
ampuh :) Karna ini kan berhubungan juga dengan kualitas tidur bayi 
yaa.. bayi seumuran Malik kan masih perlu kualitas tidur yg lumayan 
banyak. Selain itu, mamanya juga jadi kurang istirahat..pastinya sih 
dibela-belain yaa.. cuma tetep aja dong ada capeknya :)Makasih 
sebelumnya moms..


salam ASI!
YeYe - bundanya Rasya


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear Mbak Yeye,

Saya coba share sedikit dari pengalaman saya & menambahkan masukan dari
Mbak Ajeng.

Beberapa bayi memang memiliki perilaku menyusu yg unik. Salah satunya
mengempeng spt Malik. Tipe bayi yg begitu nempel di payudara ibu, mulai
menyusu sebentar kemudian tidur. Biasanya dg tipe bayi spt ini ada
beberapa hal yg bisa dilakukan utk membantu sang ibu.


nyusu sebentar terus bobo


Step #1. Pastikan bayi telah melekat dg baik pd payudara ibu (good
latching on)
-----------------------------------------

Saat mbak yeye memperhatikan malik menyusu, saya yakin mbak yeye
memperhatikan dg baik apakah Malik melekat dg baik pada payudara ibu
(areola atas tampak lebih byk terlihat dari areola bawah, dagu bayi
menempel pada pyudara ibu, mulut bayi menggembung saat menyusu, dsbnya)
atau tidaknya.

Jika Malik melekat dg baik, maka kita bisa masuk ke step ke 2. Jika tidak,
maka kita bisa membantu Malik utk melekat dg baik pada payudara ibu. Salah
satunya dg teknik menggelitik bibir bayi (mouth tickling) ==> bayi membuka
mulut lebar (open wide) ==> dorong perlahan bayi hingga sebagian areola
masuk ke dalam mulut bayi (gentle push).

Step #2. Gunakan teknik Breast Compression
---------------------------------------------------

Teknik ini digunakan jika : bayi menyusu sekitar 3-5 menit kemudian diam
ataupun tertidur. Kemudian melakukan gerakan nibble (spt mengunyah) tapi
ga terlihat gerakan minum.
Jika bayi tidak memiliki ciri diatas ataupun bayi menyusu dg baik selama
beberapa saat, kemudian setelah bayi puas menyusu bayi tetap ingin
mengempeng pada ibu, maka step #3 dapat dilakukan

Teknik Breast Compression adalah teknik pemerasan (maaf belum tau kata
tepat utk translate compression) pada payudara saat bayi menyusu.

Umumnya bayi berusia 3-6 mg relatif mudah tertidur di payudara ibu jika
aliran ASI melambat. Teknik ini membantu bayi utk mendapatkan ASI dalam
jumlah yg cukup. Perlu kita ingat bersama bahwa teknik ini hanya digunakan
JIKA bayi telah benar melekat pada payudara ibu (good latching on) dan
saat bayi sedang mengisap (mengempeng) tapi ga sedang menyusu.

Teknik bermanfaat ini ditemukan oleh pakar laktasi Dr Jack newmann sgt
membantu bayi2 yg sering mengempeng, bermasalah dg pertumbuhannya, bayi2
baru lahir, dsbnya.
Jika semua hal lancar, teknik ini tidak terlalu dibutuhkan.

Breast compression relatif digunakan jika bayi yg sedang menyusu tiba2
tertidur atau diam cukup lama (mengantuk, ngempeng) dg cara memeras daerah
payudara ke arah areola. Ditekan dan bukan didorong. Jari2 ibu diletakkan
dalam posisi C dan ditekan HANYA saat bayi sedang tidak minum (jika
dilakukan saat bayi minum, relatif dpt mengganggu proses bayi menyusu
ataupun tersedak). Kemudian hentikan jika bayi sudah diam kembali dan agar
aliran ASI berjalan kembali.



gaya tidur "angkat tangan!"


Mungkin agak susah membayangkan ya mbak hehehe. Tapi silahkan dilihat di
artikel dibawah emai ini lengkap dg videonya.
Teknik breast compression ini sudah banyak saya terapkan di banyak ibu
menyusui. Termasuk ketika dulu putri saya masih bayi dan memiliki case
serupa spt Malik.


si bayi nempeeeel melulu gak bisa dilepas


Step #3. Melepaskan bayi dari payudara jika ia selesai / puas menyusu
----------------------------------------------


Seringkali kita kesulitan menentukan apakah bayi sudah puas menyusu atau
belum. Atau apakah bayi mengempeng atau masih menyusu. Sebetulnya hal ini
gampang2 susah. Bayi yg mengempeng (hanya menghisap payudara ibu) dg yg
menyusu aktif (bayi minum dan bukan hanya menghisap) relatif mudah
dikenali. Jika bayi minum dari payudara ibu saat menyusu, maka akan ada
gerakan menelan dan mulut menggembung berisi asi serta ritme diem (pause).
Nibble-Mouthfull-Suck-Pause. Gerakan tsb akan berulang spt ritme.
Bayi yg mengempeng atau hanya menghisap akan terlihat lebih banyak gerakan
nibble (spt mengunyah atau menggerigiti ..duh maaf ya belum tau gimana
translatenya hehehe) dan relatif minim atau ga ada gerakan menelan ataupun
mouthfull.

Demikian jg utk menentukan bayi yg puas menyusu atau tidak. Bayi yg puas
menyusu umumnya relatif akan melepaskan diri dari payudara ibu. Namun
beberapa bayi tidak melakukan hal ini. Ia akan tertidur di payudara ibu
dalam keadaan mengempeng. Tanda utk mengenali bayi spt ini adalah dg
memperhatikan pola menyusunya di awal saat ia mulai menyusu. Jika ia aktif
menyusu selama beberapa wkt (umumnya sekitar 10-15 menit atau lebih) dg
gerakan minum secara aktif, maka dapat dipastikan bayi betul2 mendapatkan
intake sesuai dg yg dibutuhkan.
Sayangnya patokan wkt relatif sulit utk menentukan apakah bayi sudah puas
atau belum menyusu pada ibunya. Hanya patokan umum jika bayi tidak menyusu
(hanya mengempeng) pd ibu adalah jika bayi telah menyusu pd payudara ibu
selama lebih dari 30 menit atau berjam2 tanpa gerakan minum secara aktif.
Jika hal ini terjadi, ibu dapat membantu bayi melepaskan dari payudara ibu
dg teknik berikut :

- Dengan menyelipkan sedikit jari kelingking kita (tentu saja dlm keadaan
bersih) ke dalam mulut bayi
- Arahkan ke arah tengah mulut. Biarkan bayi mengisap jg jari kita.
- Perlahan namun pasti tarik areola ibu dari mulut bayi.
- Lepaskan jari ibu dari mulut bayi. Dan biarkan bayi tertidur.



Selamat mencoba & membantu ya mbak.
Maaf kalo email saya susah dimengertinya hehehe.
Saya yakin mbak yeye dapat melakukannya dg amat baik.
And your friend must be really proud and grateful having you by her side.

Love
Luluk
"While breastfeeding may not seem the right choice for every parent, it is
the best choice for every baby"
==========================

http://www.drjacknewman.com/index.php?option=com_content&task=view&id=82&Itemid=112

BREAST COMPRESSION

The purpose of breast compression is to continue the flow of milk to the
baby once the baby no longer drinks (“open mouth wide—pause—then close
mouth” type of suck) on his own, and thus keep him drinking milk. Breast
compression simulates a letdown reflex and often stimulates a natural
letdown reflex to occur. The technique may be useful for:

Poor weight gain in the baby
Colic in the breastfed baby
Frequent feedings and/or long feedings
Sore nipples in the mother
Recurrent blocked ducts and/or mastitis
Encouraging the baby who falls asleep quickly to continue drinking not
just sucking
Breast compression is not necessary if everything is going well. When all
is going well, the mother should allow the baby to “finish” feeding on the
first side and, if the baby wants more, offer the other side. How do you
know the baby is finished? When he no longer drinks at the breast (“open
mouth wide—pause—then close mouth” type of suck).

Breast compression works particularly well in the first few days to help
the baby get more colostrum. Babies do not need much colostrum, but they
need some. A good latch and compression help them get it.

It may be useful to know that:

A baby who is well latched on gets milk more easily than one who is not. A
baby who is poorly latched on can get milk only when the flow of milk is
rapid. Thus, many mothers and babies do well with breastfeeding in spite
of a poor latch, because most mothers produce an abundance of milk.
In the first 3-6 weeks of life, many babies tend to fall asleep at the
breast when the flow of milk is slow, not necessarily when they have had
enough to eat. After this age, they may start to pull away at the breast
when the flow of milk slows down. However, some pull at the breast even
when they are much younger, sometimes even in the first days.
Unfortunately many babies are latching on poorly. If the mother’s supply
is abundant the baby often does well as far as weight gain is concerned,
but the mother may pay a price—such as, sore nipples, a “colicky” baby,
and/or a baby who is constantly on the breast (but drinking only a small
part of the time).
Breast compression continues the flow of milk once the baby is no longer
drinking from (only sucking at) the breast and results in the baby:

Getting more milk.
Getting more milk that is higher in fat.
Breast compression—How to do it
Hold the baby with one arm.
Hold the breast with the other, thumb on one side of the breast (thumb on
the upper side of the breast is easiest), your other fingers on the other,
fairly far back from the nipple.
Watch for the baby’s drinking, (see videos at
www.thebirthden.com/Newman.html) though there is no need to be obsessive
about catching every suck. The baby gets substantial amounts of milk when
he is drinking with an “open mouth wide—pause—then close mouth” type of
suck.
When the baby is nibbling at the breast and no longer drinking with the
“open mouth wide—pause—then close mouth” type of suck, compress the
breast. Do not roll your fingers along the breast toward the baby, just
squeeze. Not so hard that it hurts and try not to change the shape of the
areola (the part of the breast near the baby’s mouth). With the
compression, the baby should start drinking again with the “open mouth
wide—pause—then close mouth” type of suck. Use compression while the baby
is sucking but not drinking!
Keep the pressure up until the baby no longer drinks even with the
compression, and then release the pressure. Often the baby will stop
sucking altogether when the pressure is released, but will start again
shortly as milk starts to flow again. If the baby does not stop sucking
with the release of pressure, wait a short time before compressing again.
The reason for releasing the pressure is to allow your hand to rest, and
to allow milk to start flowing to the baby again. The baby, if he stops
sucking when you release the pressure, will start again when he starts to
taste milk.
When the baby starts sucking again, he may drink (“open mouth
wide—pause—then close mouth” type of suck). If not, compress again as
above.
Continue on the first side until the baby does not drink even with the
compression. You should allow the baby to stay on the side for a short
time longer, as you may occasionally get another letdown reflex (milk
ejection reflex) and the baby will start drinking again, on his own. If
the baby no longer drinks, however, allow him to come off or take him off
the breast.
If the baby wants more, offer the other side and repeat the process.
You may wish, unless you have sore nipples, to switch sides back and forth
in this way several times.
Work on improving the baby’s latch.
Remember, compress as the baby sucks but does not drink.
In our experience, the above works best, but if you find a way which works
better at keeping the baby sucking with an “open mouth wide—pause—then
close mouth” type of suck, use whatever works best for you and your baby.
As long as it does not hurt your breast to compress, and as long as the
baby is “drinking” (“open mouth wide—pause—then close mouth type” of
suck), breast compression is working.

You will not always need to do this. As breastfeeding improves, you will
able to let things happen naturally. See the videos of how to latch a baby
on, how to know a baby is getting milk, how to use compression at our
video page.

Bayi Hobi Ngempeng Puting

One of my depression source during the first three month of my newborn baby is.... ngempeng puting!

Awalnya saya yakin baby menyusu dengan benar dan pintar tapi kok nggak selesai selesai yah mimiknya, bahkan bisa sampai 2 jam nonstop! Setelah hampir sejam mimik, sekilas saya lihat baby udah bobo, tapi kemudian ketika saya paksa untuk mencopot nenen dari mulut baby, seketika itu juga dia bangun. huffff.... terpaksa deh disumpel lagi. Cape deeeeh.

Inilah yang membuat saya nggak bisa ngapa ngapain, boro boro mandi cantik dengan proper, buat ditinggal pipis aja susah bener. suara tangisnya yang pecah membahana seperti yang pernah saya ceritain disini bikin geger orang serumah. semua panik! Mamer aja sampe nungguin saya di depan pintu kamar mandi sambil gendong si baby.

Yang bikin saya sedih dan ngerasa gloomy banget adalah ketika mamer bilang kalo baby ngempeng terus karena asi saya kurang. Baby masih haus tapi pd saya udah kosong. DEG!!!! asli deh rasanya saya pengen nangis bombay saat itu juga dan pengen cepet cepet pulang ke rumah mama saya ajah. Asi saya banyak kooook! Asi saya berlimpah ruah! anak saya juga nggak ngempeng kooook! liat aja stok asip saya, liat aja badan anak saya montokkkk bener berarti kan gizinya cukup. ishhh! *mulai emosi*


coba liat pipi bakpaonyaaa.. montok kaaan?

coba liat paha berlipet lipet nya.... montok kaaaaan?

Tiap kali baby nangis karena nenen nya saya copot, beliau sambil gendong nenangin anak saya sembari bilang "cup cup cup jangan nangis, yuk ngempeng lagi yuk...." lalu ketika kembali saya nenenin si bayi "tuh kaaaan dia ngempeng, bukan mimik..." Hiks! (duh, kok jadi cuhat tentang mamer yahhh.... maapkannnn... beliau baik sih, cuman ya... no body's perfect ya bo!!)

Ketakutan saya yang teramat sangat adalah kalau nanti sudah tiba waktunya saya harus masuk kerja dan si baby hobi ngempeng begini, gimana dong cara ninggalinnya? sampai kapaaaan dia akan kayak begini? saya pun juga ditakutkan dengan hantu bernama "empeng" aka pacifier aka binky. Karena mamer bilang jalan satu satunya supaya baby yang ketagihan ngempeng puting biar nggak cranky adalah dikasih empeng. pffffff!!! cerita galau saya tentang empeng bisa dibaca disini.

Bagi saya, benda ini masuk ke dalam most "please stay away" things for baby. which is adalah barang yang diharamkan buat dikasihin ke baby. Karena akan susaaaahhh banget ngelepasnya kalo bayi sampe kecanduan hantu empeng ini. Bisa jadi satu chapter drama sendiri deh. Saya gak mau hidup kami (saya,airen, dan adek baby) tambah sulit dengan kejadiran si empeng diantara kami. please deh!

Di tengah suasana hati yang kacau balau, saya mencoba untuk sebanyak banyaknya mencari informasi. Paling praktis adalah lewat mbah google. ternyata, ada yang dinamakan dengan growth spurt atau percepatan pertumbuhan. Bayi di umur umur tertentu seperti 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dst (coba googling deh buibu) butuh buanyaaaak asupan asi untuk menunjang pertumbuhannya tersebut. thats why terkadang kok si baby kayak nggak kenyang kenyang walopun mimik terus.

Penyebab ngempeng puting lainnya adalah karena baby pengen mendapatkan kenyamanan dari mommy nya. Perilaku menghisap, bau tubuh ibu, serta dekapan yang hangat membuat bayi merasa nyaman.

Saya pun kemudian menemukan artikel yang sungguh berguna disini. Artikelnya akan saya copy postingan saya selanjutnya yah!

Bisa jadi bayi kerap ngempeng karena dia nggak mendapatkan asupan yang cukup disebabkan oleh pelekatan atau latch on yang belum benar. jadilah saya selama 3 hari berturut turut melototin youtube buat belajar latch on.

Posisi latch on yang benar adalah sebagai berikut:










beragam posisi menyusui




Saya pun memastikan dengan seksama bahwa mulut baby harus menelan sampai ke areola.
Selain itu, saya juga belajar cara terbaik memasukkan nipple ke mulut baby agar bisa langsung caplok pada posisi yang sesuai. Yaitu dengan menyentuhkan puting kita ke bibir atas dan bibir bawah bayi secara bergantian sampai mulut baby terangsang lantas mangap lebar dengan sendirinya dan siap mencaplok. Pas mangap itulah langsung saya jejelin pd ke dalam mulutnya. Istilahnya adalah "mouth tickling" menggelitiki mulut bayi. 

latch on yang benar adalah yang menyusu sampai ke areola
Saya pun belajar cara mencopot nipple dari mulut baby setelah dia jatuh tertidur tanpa harus membuatnya terbangun. Yaitu dengan menyelipkan jari kelingking, lalu menekan areola sambil menarik puting keluar. hmmm semoga paham yaaa

Setelah mencoba membenahi latch on, ternyata benar juga. Saya merasakan perubahan bahwa bayi saya nggak lagi nangis kalo nenen nya dicopot. Dia bisa bobo dengan lebih tenang, kemungkinan besar karena dia udah kenyang.

Hal lain yang bisa juga dilakukan adalah teknik Breast Compression. Yaitu gerakan memeras atau menekan payudara ketika bayi menyusu supaya aliran asi yang keluar lebih deras. Mekanismenya sama seperti pada saat kita pumpung, kalo sambil mompa bagian pabrik asi nya kita tekan, maka aliran yang keluar pun jadi lebih banyak dan deras. Maka teknik ini membuat bayi mendapatkan asupan asi yang cukup.

On top of that.... itu semua masalah waktu. Saya beberapa kali curhat ke kakak ipar dan sahabat sahabat. Some of them face the same problem. Tapi mereka berhasil meyakinkan saya bahwa ngempeng puting itu ada masanya. Memang capek banget sih ngadepinnya, karena bener bener menguras tenaga dan emosi. Kudu nabung stok sabar yang berlimpah ruah. Nantinya, ketika si baby udah banyak interaksi, seneng main, dan selesai growth spurt.... perlahan ngempeng putingnya akan stop!

Tips: biar nggak tambah stress karena baby nggak kunjung stop menyusu, mending bikin diri kita happy aja, jadi sebelum mulai menyusui, kita siapin deh DVD film film kesukaan kita. sambil nyusu, sambil nonton deeeh

Faktanya, benar saja... ketika tiba waktunya saya udah harus masuk kantor, di usia baby umur 3 bulan lebih dikit, kebiasaan ngempeng putingnya udah jauuuh berkurang. Dia hanya ngempeng malam hari aja pas mau bobo. 







Nah, buat buibu yang worry takut anaknya gak bisa ditinggal karena demennya ngempeng... dont worry be happy. Baby pinter kok, seiring waktu nanti dia nggak ada kecanduan ngempeng puting lagi. Oh iya, kita juga harus banyak banyak kasih afirmasi atau hipnotis positif ke baby dengan kerap mengulang ngulang kata kata seperti "anak pintar, kalau sudah kenyang mimik nenen ibun jangan ngempeng ya, langsung bobok aja" "kalau mimiknya udah selesai, nenennya dicopot ya, kalo nenen terus nanti adek kekenyangan lho" "boboknya yang nyenyak, nenen kalau haus aja ya" "jangan ngempeng ya, kalo udah kenyang dicopot aja, nenen ibun jangan digigit, nanti kalo nenen ibun sakit adek nggak bisa mimik lagi lho..." daaaan lain lain semacamnya.

So far, sekarang kalau siang pas ditinggal kerja adek baby udah bisa nggak ngempeng puting saya masih punya satu pe er nih karena kalo malem si baby bobo nya masih nempel sambil nenen.... tapi belakangan karena udah sering saya "bisik bisikin" begitu saya bilang "udahan yaaa nenennya..." dia langsung nyopot dan lanjut bobo...haha anak pinterrr!


anak pinterrrrr!!!


Oh iya, ada tulisan bagusss tentang ini dari dr.maharani. recomended to read!!!

Goodluck ya, semoga postingan saya ini berguna buat buibu yang lagi galau. Semangat!!!

Oh iya, next post saya bakal posting si artikel berguna yang saya sebut tadi diatas. check this out yes!






Thursday, January 2, 2014

Dinas Luar Negeri - Tetap Memerah ASIP doongs!

Hoammmm....so sleepy! I'm still jetlag.

Mumpung masih anget anget macam pantat penggorengan, sambil menunggu ujan yang reda di st.pondok ranji, saya mau nulis mengenai pengalaman saya membawa asip dari  luar negeri.





London's calling

Yup. Waktu nerima kabar saya bakal dikirim ke London untuk dinas dalam rangka pameran travel terbesar ke dua di dunia, saya sih belum terlalu mikirin masalah per asip an. Sebab, angin surga seperti ini biasanya suka mendadak berhembus ke arah yang berbeda kalo saya belum benar benar nerima surat, punya visa dan megang tiketnya. Bahkan, kadang walaupun tiket udah ditangan keputusan bisa berubah last minutes.

Barulah setelah mendapat kepastian yang benar-benar pasti, yakni sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, saya langsung heboh cari info tentang membawa asip dari luar negeri dan segala tetek bengeknya.

Here's the step:

1. cari info sebanyak banyaknya

Begitu saya dapet lampu hijau buat pergi, saya langsung meminta petunjuk mbah google. Ternyata cukup bayak referensi mengenai hal ini. Link nya nanti saya kasih setelah artikel saya ini selesai yaaa.... yang jelas, saya segera memprint semua informasi berguna dan menjadikannya sebagai panduan untuk persiapan.

Hal lain yang menjadi concern saya adalah availability kulkas (freezer dan chiller) di negara tujuan. Setelah konfirmasi by email ternyata hotel tempat saya menginap hanya menyediakan chiller. Untunglah Ibu Usya sang pemilik penginapan berbaik hati dan mempersilakan saya untuk menitipkan asip di freezer rumah beliau. Lokasinya nggak terlampau jauh dari penginepan. Tinggal jalan kaki sedikit, bisa sembari menikmati pemandangan pinggiran London yang aduhai. Yeayyy,  tenang lah hati dakuuu...

2. siapkan mental

Bukan hanya mental saya sebagai ibu perah serta baby yang ditinggalkan dirumah, tapi yang terpenting justru mental pengganti kehadiran saya yaitu si ayah daddy,eyang uti, akung beot, umi, abi, mbah, tante, dll sebagai pengasuh baby selama saya pergi (nasib nggak punya baby sitter hehehe). The hardest part adalah mereka harus siap menghadapi perkara urusan "bobo malem" dimana baby biasanya ngempeng nenen. Kekhawatiran saya adalah takutnya pada hari pertama ditinggal, baby bakal cranky dahsyat. In fact, hal tersebut beneran kejadian. Malam pertama, adek dan semua orang di rumah baru bisa bobo jam 4 pagi. Semaleman Ayah daddy nggak berhenti nyanyi sampe 10 album. haha! (positive side nya, you got the bonding time with baby, dad!)

Setiap hari, dikala mau bobo, saya selalu membisikkan sugesti positif - hypnoparenting ke baby
 "ibun mau pergi seminggu, nanti adek di rumah yang pinter ya, maem nya yang banyak, mimik susu yang cukup, nggak rewel, bobo nya yang pinter...."
3. menabung asip

Seiring dengan baby yang semakin besar dan berbanding terbalik dengan produksi asi yang semakin menurun, saya sebenarnya rada ketar ketir sama stok asip buat ditinggalin selama saya pergi. Terlebih lagi, saya juga jadi donatur ASI buat Baby Andra, ponakan saya yang ASI mommy nya masih belum keluar banyak.

Syukur alhamdulillah, karena sebelum masuk kerja lumayan rajin mompa dan pas udah masuk kerja lagi hasil pompa saya lumayan stabil (walaupun nggak melimpah ruah seperti sesama ibu perah di kantor yang tiap pulang bisa bawa oleh oleh berbotol botol). Seringnya, hasil pumping dan asip yang diminum baby di rumah balance. Kalaupun kurang, biasanya ditebus dengan hasil perah pas weekend.  Sampai umur baby 11 bulan stok asip masih tersedia 3 rak di freezer. Hore!!

Meskipun begitu saya nggak mau jumawa. Tetap berusaha untuk lebih rajin pumping dan kembali minum segala asi booster seperti masa masa awal menyusui. Walaupun ternyata efeknya juga nggak berasa hehehe. Hitung punya hitung, sebagai asumsi, kalo nanti baby saya tinggal dia akan minum maksimal 8 botol @100ml/hari. Walaupun udah "merasa" belakangan ini lebih rajin pumping, ternyata sampai di detik detik terakhir sebelum keberangkatan, stok di kulkas tetep 3 rak freezer!! Hiks, berarti nggak ada yang di tabung dooong...at least I've try. Sisanya berdoa terussss supaya asip cukup.

Karena khawatir, saya sampe berpesan ke ibu "jikalau nanti asip nya kurang, siang hari baby mimik air putihnya dibanyakin aja yaaaa...."

Fakta dilapangan, hari pertama ditinggal baby menghabiskan 12 botol @100ml. wakwaooooo!!!! untuuung masih cukup sampe saya pulang. Alhamdulillah

4. siapin peralatan tempur

TADAAAA.... ini dia peralatan perang yang saya bawa:

Breastpump 

unimom elektrik double pump + tuas manual.




Pompa ini adalah sahabat saya paling setia dalam dunia memerah asi. Kalau keadaan memungkinkan, saya pumping pake elektrik yang double pump biar cepat dan hemat waktu. Tapi kalau kondisinya sulit untuk "buka pabrik" karena harus pakai nursing apron seperti di dalam pesawat, memakai tuas manual adalah opsi terbaik.

nursing apron

Senjata ampuh buat pumping di tempat umum. saya pakai yang merk baby-oz hadiah lahiran dari para chichies dobeltip. Motifnya owl lucu dan.... cukup menarik perhatian orang orang. Glek!


Mirip seperti ini, tapi motifnya Owl dan warnanya Gonjreng!

cooler bag

Mau cerita dulu nih, awalnya saya udah booking sewa fridge to go yang tahan 16 jam buat saya tenteng selama perjalanan serta cooler box/cooler bag ukuran besar (mana aja deh yang available) buat bawa hasil perahan. Rencananya mau sewa di mamaperah.com. Namun, ternyata oh ternyata pas udah mau transfer mendadak sontak rental tersebut nggak bisa dihubungin. Saya coba wats up, email, dan sms beberapa kali tetap nggak ada jawaban....bete deh! mana waktu keberangkatan udah semakin deket pulak.



Cool bag kecil bertali panjang buat ditenteng selama perjalanan dan event




Coolbag gede buat diisi asip dan dimasukin bagasi

Karena tak kunjung berkabar, akhirnya saya memutuskan untuk membeli cooler bag igloo dual compartemen. Asumsi saya, coolerbox yang segede gaban ini bisa memuat hasil perahan selama seminggu plus sejumlah ice gel dan ice pack agar tetep dingin. Saya beli di ace hardware seharga 195k. Gak papah lah itung itung buat investasi. Kualitas igloo kan memang terbukti tahan banting.





Sedangkan untuk mobile sehari hari selama acara, saya memakai coolerbag boogy baby 85k yang memang biasa saya pake buat ke kantor. Dilengkapi tali strap panjang sehingga gampang dicangklongin ke pundak. Kemungkinan besar, setiap harinya saya akan ada di luar sekitar 12 jam. well, ketahanan dingin dari tas ini sih so so ya... tapi lumayan lah dari pada harus beli lagi. Tinggal nanti disiasati dengan saya bawa ice pack yang dinginnya lebih tahan lama ajah. Selain itu, udara London yang sudah masuk winter season mudah-mudahan membantu asip stay dingin di luar ruangan. Kabarnya sih suhu disana sekitar 6 derajat celcius. Dingiiinnn....




ice gel / ice pack

Kelar googling sana sini, finally saya memutuskan untuk membeli beberapa ice gel/ice pack lagi. Berikut adalah bentukan dan testimoni mengenai tingkat kehandalan ice setelah menempuh kurang lebih 24 jam:

a. ice blanket rubbermaid, 65rb

Seperti namanya, ice ini berbentuk lebar dan memanjang kayak selimut sehingga memungkinkan untuk menyelimuti asip beku secara sempurna. Satu tupperware saya yang berisi sekitar 10 plastik asip berhasil saya selimuti. Faktanya, ternyata ice blanket ini tidak tahan lama. Ketika saya tiba di rumah, gel nya udah mencair semua. Sepertinya sih nggak tersisa satu titik beku pun. 





Duh, lalu apa kabar si asip yang diselimutin? hmmm kondisinya udah agak cair aja gitu bo... tapi masih ada titik beku-nya, jadi boleh langsung masuk freezer. Namun saya utamakan untuk dikonsumsi lebih awal.

b. ice gel igloo, 25rb

Hasil googling menunjukkan bahwa banyak mommies yang jatuh cintrong sama ketahanan ice gel ini yang konon katanya bisa sampe 8 jam lebih. hmmm tapi kenyataannya di saya, sampe rumah sudah 80% cair





c. ice gel lokal - ice cool 9rb 

Mengingat harganya yang murah meriah, saya nggak terlalu yakin sama performanya. Walaupun begitu sengaja tetap saya bawa buat nambah nambah dingin cooler bag. Eh, kemudian saya terkaget-kaget. Mengapa??? Karena ternyata,  setibanya dirumah dan membuka tas, ice cool ini hanya mencair 10% saja. Selebihnya masih beku! 
#tepuktangan #nggaknyangka




d. snowgam - 35rb

satu kata: JUARA!!! 
Performanya oke banget. Sampai rumah kondisi snowgam masih 100% beku. Dinginnya semriwiiing.... asip selamat sampai tujuan. Saran saya sih, meskipun sedikit berat, this snowgam is really worth to bring. trust me!




plastik asip 

Bawalah sesuai dengan jumlah perkiraan hasil memompa. lebih banyak, lebih baik...dari pada kalo kurang ntar malah bingung kan. Saya bawa plastik merk natur - 35rb, sebanyak 3 pak.
Sengaja pake plastik supaya lebih mudah disusun dan dibawa. Hemat tempat dan tenaga. hehe



wadah

Bisa pakai merk tupperware atau claris atau lock n lock atau apapun. Gunanya adalah untuk menyimpan asip yang sudah di perah sebelum dimasukkan ke dalam kulkas. Hal ini supaya kantung kantung asip tersebut tidak tercecer dan tidak terlalu terkontaminasi kalau harus bercampur dengan bahan makanan lain di dalam kulkas hotel.

Saya membawa 3buah wadah yang masing masing kira kira cukup untuk menampung 10 kantong asip. Ukurannya kurang lwbih 20 x 15cm.

Jangan lupa, di atas wadah ditempelkan kertas bertuliskan informasi bahwa wadah ini berisi asi, berikut nama dan nomor kamar hotel



Wadah yang saya bawa seperti wadah bertutup hijau yang ukuran besar

sticker tom n jerry dan pulpen

untuk menandakan waktu pemerahan asi serta jumlahnya

Alumunium foil

Berguna untuk mempertahankan suhu asip. Jadi nanti masing masing kantung asip dibungkus lagi dengan alumunium foil ini. Sayangnyaaaa....kemarin alumunium foil yang saya sudah siapkan ternyata nggak kebawa, ketinggalan di dalam mobil di jakarta. ngok!!!

Plastik wrap

Setelah container ditutup, kemudian seal dengan plastic wrap supaya kenceng dan nggak gampang tumpah.




print tulisan

Saya sengaja memprint tulisan untuk kemudian ditempel di semua sisi depan belakang dari coolerbag pada saat packing. sebagai notifikasi bahwa isi tas ini adalah breastmilk. sehingga disaat masuk dan keluar bagasi, petugas akan memperlakukan tas ini dengan super hati hati

#Tips: Biar aman, bawa print-an tulisan ini jangan hanya dua ya, tetapi bawalah beberapa lagi, in case terjadi apa-apa (kayak cerita saya) kita masih punya cadangan.


FRAGILE!!! BREAST MILK, KEEP IT FROZEN!!!


Lakban Bening

Berguna untuk menempel tulisan diatas dengan rekat ke badan tas, selain itu juga bermanfaat pada saat packing untuk menutup rapat wadah container dan cooler bag atau coolerbox

kertas koran

Saya sengaja bawa dari jakarta, takut kalo ternyata nanti disana nggak nemu penjual koran, secara sekarang sudah era digital kan ya... paperless - udah jarang orang baca koran.
Guna koran ini adalah untuk ditaro di bagian samping dan atas tas sebelum ditutup. Fungsinya adalah sebagai penahan dingin. Terbukti manjur lhooo...

surat jalan

Sesuai dengan arahan dari para mommies yang udah berpengalaman, saya juga membawa beberapa kertas penting sebagai bekal perjalanan saya:



Banyak ya buibu bawaannya... tapi setimpal kok dengan kebahagiaan bisa bawa oleh oleh asip buat dedek bayi tercinta




5. selama Perjalanan

berangkat:
Saya memompa di mobil otw ke airport soetta, lalu mompa lagi pada saat di pesawat Jakarta - Abu Dhabi. Kemudian, tadinya mau pumping di airport Abu Dhabi karena transit 2 jam. Eh, tapi nggak nemu tempat yang enak. Sesi mompa selanjutnya adalah di pesawat Abu Dhabi-London.

pulang:
Saya memompa di toilet airport Heathrow London, lalu berlanjut di pesawa London - Abu Dhabi. Lanjut pumping di bandara Abu Dhabi pas transit (huaaa.... saya hampiiiir aja ketinggalan pesawat saking asiknya mompa, untungnya ada rombongan mahasiswa indonesia yang mau pulang kampung dateng lebih telat lagi ke gate. selamat deh!). Terakhir, saya pumping lagi di pesawat London - Jakarta.

Untuk men-steril pompa selama di perjalanan, sehabis mompa corong akan saya siram dengan air. Kalo memungkinkan bisa minta air panas ke pramugari, tetapi jika tidak ada saya menyiramnya dengan air mineral botol. Setelah itu, saya lap dengan tissue basah yang khusus untuk membersihkan mulut bayi.

lucky me, selama pulang pesawatnya kosong, jadi saya bisa duduk sendirian. Bahkan sampe bebas bobo selonjoran. asyeeekkk!

#Tips:

a. Chek In lebih cepat agar bisa request window seat dengan penumpang perempuan di sebelah kita. Sehingga nggak merasa risih ketika pumping





b. pakailah tanktop menyusui. it can instantly open and reduce the mess. nggak ribet buat buka buka kancing atau angkat angkat baju. Dan yang kebuka pun hanya part tertentu aja, jadi nggak ngablak kemana mana gitu.... (halahhh bahasa gueee). buat nutupnya pun tinggal tarik, sreeett.... praktis!

untuk luarannya, saya pake cardigan tebel dari body and soul. Selain anget, modelnya yang lebar membuat beberapa kali saya pumping tanpa apron, karena udah "aman" ketutup sama si cardigan ini. mantap laaaahhh pokoknya.

c. bawa kantong asip cadangan di coolerbag. Kantong asip tersebut berguna buat wadah es batu yang saya minta dari pramugari. Supaya coolerbag tetep dingin, saya selalu minta es batu ke pramugari sebanyak 2 plastik asip full. mereka akan dengan senang hati memberikan.




6. Selama Acara

Event saya diadakan di excel exhibition center. Sedangkan saya menginap di wisma indonesia Colindale. Jauuuuh bo! sekitar sejam-an naik tube. Kalau naik mobil nggak tau deh berapa lama nyampenya, karena ternyata di london pun ada macet jugak hoho!

Di tempat event berlangsung, saya beberapa kali pumping di..... toilet! Abis nggak ada tempat lain yang representatif sih. Untungnya bilik toilet disana banyak dan bersih, jadi saya cari bilik paling pojok yang jauh dr pintu masuk. Biasanya, posisi pojok itu sepi peminat hehehe... 

Dalam sehari di tempat acara saya bisa 2x pumping yaitu jam 12 dan jam 3. Sedangkan untuk pagi dan malam saya pumping di hotel. 2 hari terakhir ketika survey lapangan, saya pumpingnya pas makan siang di restoran dengan bermodalkan apron. Pokoknya dimana ada tempat dan waktu yang possible buat pumping, saya cuek aja mompa. Bahkaaaan pas lagi nonton  opera thriller nya michael jackson di Piccadili Theatre sambil menikmati tontonan saya manfaatin buat mompa.

Banyak pandangan kepo dari orang orang sih, bahkan ada waitres yang sampe nanyain tentang motif owl di apron saya. Namun saya sih cuek beibeh aja, yang penting stok asi buat adek tetep terus terjaga... hehe

7. packing

Dari awal, supaya urusannya nggak rempong, saya sudah decide untuk memasukkan semua bawaan asip ke dalam bagasi. Karena itu persiapan saya mateng banget dengan segala peralatan pendukung packing. konon katanya, suhu di bagasi juga lebih dingin daripada di kabin.

berikut step by step saya:


  1. Masukkan asip ke dalam wadah container
  2. Bungkus container dengan alumunium foil
  3. Lalu bungkus lagi dengan plastic wrap serapat mungkin
  4. Masukkan koran di sisi kanan-kiri coolbag
  5. Masukkan snowgam/ice pack ke dalam coolerbag
  6. Masukkan wadah container ke dalam coolerbag
  7. Masukkan ice gel / es batu dan segala elemen pendingin lainnya ke dalam coolerbag
  8. Tambahkan koran ke dalam coolerbag. sumpel sumpel si koran sampai kondisi dalam bag rapat dan tidak berselah
  9. Sebelum di resleting / ditutup, tambahkan koran di permukaan atas. koran terbukti dapat mebuat es tetap dingin
  10. Kunci utama nya adalah packing serapat mungkin. jangan ada celah sama sekali. insyaallah dijamin aman sampai tujuan

Oh iya, sebelum men check in kan bagasi, saya diminta petugas bandara untuk melapisi cooler bagdengan plastic wrap agar tidak gampang terbuka dan aman. Biasanya, di airport internasional ada kok counter yang menyediakan jasa wrap ini.

Ada cerita lucu ketika proses wrapping. Saya baru sadar betapa bodohnya karena sudah menempel tulisan  sebelum menggunakan jasa wrapping, kan nanti kalo sehabis wrapping selesai tulisannya bakal ketutupan.... hiks

Menyadari kebodohan saya, akhirnya minjem gunting ke mas-mas counter wrap buat mencopot tulisan tersebut, dan nantinya akan saya pasang lagi setelah coolerbag selesai di wrap. Eh...ternyata susah yaaaa ngerobek tulisan yang udah saya rekat kuat-kuat pake isolasi bening. Ada sedikit sobekan yang membuat tulisan tersebut jadi rada gak bisa di baca.  Melihat saya yang heboh jongkok sambil menggunting, si mas nya, yaitu seorang pria kulit hitam yang belakangan saya tahu adalah imigran dari Burma, langsung nyamperin sambil senyum senyum.

"what are you doing?" Duh, saya sempet berprasangka buruk, jangan jangan ini mas mas kecentilan mau godain saya....abis senyumnya penuh arti banget hahahaha "I need to pull this out, because I want to place it in front of my bag" kata saya sambil nunjukin bagian depan tas "ohhh... I can make it for you" katanya. "pardon?" tanya saya bingung. Lalu dia berjalan ke arah meja kasir.  

Ternyata ada sebuah komputer lengkap dengan printernya. lalu dia mengambil potongan tulisan hasil guntingan saya yang udah berantakan bentuknya dan membuatkan print an kertas baru. "for my baby" saya bilang karena ngeliat dia senyum pas baca tulisan tersebut. "I also have a baby, a girl" "really?" "yes..." dia langsung membuka hp nya dan menunjukkan fotonya pada saya... "she has a very loud voice" lanjutnya. "aaaa...how come a very noisy sounds coming out from this cute little tiny person" ungkapnya sambil tertawa.... hahaha akhirnya justru kami mengobrol seru mengenai baby dan segala tingkah laku nya. Pas saya mau bayar biaya print out, dia bilang "its free for you" hehe asiiiikkkk...

Mesin untuk wrap

Setelah selesai di wrap. Nah loooo tulisannya ketutupan


8. kembali ke tanah air

Sebelumnya, saya sudah berpesan ke keluarga yang akan menjemput untuk membawakan coolerbag plus es batu dan ice gel buat nyimpen hasil perahan saya selama di perjalanan pulang agar tetep dingin

Sampailah saya di rumah.
Pas buka kulkas....stok asip yang tadinya lumayan full tinggal sebaris.  JENG JENG JENG!!!! huaaaa.... untuuung oleh oleh buat adek lumayan banyak. Jadi bisa menambah isi kulkas kembali.

Tiba saatnya membuka cooler bag. Alhamdulillah, kondisi asip masih oke punya. Namun satu kontainer asip beku yang saya bungkus pake ice blanket udah rada cair, meskipun masih ada titik beku nya. Untuk kondisi asip seperti ini, yang saya tahu masih boleh kok buat masuk freezer. Tetapi saya prioritaskan untuk diminum baby terlebih dulu.

Kontainer kedua yang juga berisi asip beku masih aman, hanya mencair sedikitttt. langsung deh ditaro freeaer. Kontainer ketiga berisi asip cair yang belum dibekukan pun langsung masuk freezer, aman untuk disimpan smp 6 bulan kedepan. Yippie!


kondisi freezer sepulang saya dinas


Laluuuu, satu lagi kekhawatiran saya yang masih menggelayut. Setelah seminggu lebih berpisah, adek masih mau nenen langsung sama saya nggak?

alhamdulillahhh.... begitu nempel, dia langsung nyusu sambil ketawa tawa kegirangan. seriously. sampe puting saya kegigit saking hebohnya! hahaha...


---

Oh iya sebagai tambahan, kalau untuk ditinggal dinas dalam negeri yang biasanya 3 hari 2 malam, perlengkapan perang saya jauuuuh lebih simple. Hasil perahan cukup di simpan dalam plastik asip lalu saya masukkan ke chiller kulkas hotel. Tidak dibekukan. (ideallnya asip fresh yang dimasukkan chiller bisa tahan sekitar seminggu)

Pas mau pulang, semua asip saya masukkan lagi ke coolerbag baby boogy andalan. Lalu saya tambah dengan 2 ice gel unimom yang sudah saya bekukan di freezer hotel. Perjalanan pulang paling lama sekitar 8 jam. Sampai rumah, walau ice gel udah mulai cair, kondisi asip masih oke. dan langsung saya masukin freezer. Aman deh. 


sooo, buat para momies yang mau pergi jauh ninggalin baby nya, semoga postingan saya membantu yaaaa.... kalo bingung, silakan tanya tanya aja, InsyaAllah saya siap membantu :)


Selain asip, oleh oleh lain adalah FOTO! *numpang narsis aahhh...













Update:
Tahun berikutnya, saya mendapat kesempatan untuk business trip lagi. Cerita lengkapnya bisa diintip di link ini