Friday, September 16, 2016

Jalan - Jalan Keluarga Singapura Part 3 (Day 3 - SEA Aquarium Resort World Sentosa)

Day 3

Waktu sudah menunjukkan hampir jam 2 malem, tapi saya sama airen masih melek. Saya lagi sibuk sama persiapan konferensi dan balas-balas chat mommaergo yang masih kepending. Meskipun sudah pasang status tutup/libur tetap ada mommies yang chat... Makasih mommies *cium satu satu* hihihi

Airen juga lagi sibuk mindahin foto2 dan ngedit video jalan-jalan kami. 

Tiba-tiba nggak sengaja, kaki saya menyentuh tangan gendhis 

"duh.. kok anget"
Lalu saya raba dahi-nya "ya Allah... adek panas Mas..." kata saya panik.

Airen juga ikut megang kepala gendhis "iyah...." 

"tuh kaaaan kamu siiihhhhh, katanya air singapur bersih, ga perlu dimandiin lagiiiiiii" saya mulai ngomel-ngomel ala emak posesif. eeeerrrggghhhh! Lalu kami tidur, sambil berdoa semoga besok pagi Gendhis-can udah turun panasnya

------

Pagi pun datang, jam 8-an kami semua bangun dan masih betah di kasur.  Kalo based on itinerary hari ini jadwalnya kita ke Singapore zoo. Tapiiiiii, waktu terbaik mengunjungi singapore zoo adalah pagi hari, harusnya jam 8 berangkat. Gendhis masih kerukupan aja di dalam selimut, maksa-maksa saya ikutan bobo. 



"mau lihat hewan-hewan lucu nggak?" tanya saya. 
"nggak mauuu" jawabnya dengan nada tinggi 
"terus mau nya apaaa?" 
"disini, bobo ajaaaa..."  hyaaaa.... sudahlah. 

lalu airen ke toko obat buat beli obat penurun panas. saya ngelonin gendhis sambil berdoa semoga nanti siang kalo minum obat panasnya bisa turun. Saya mengusulkan airen buat mengganti jadwal dan memajukan kunjungan ke SEA Aquarium

Btw, mau cerita juga nih. awalnya saya sempet ragu, kira-kita perlu nggak ya mengunjungi tempat ini? Apa bedanya sama Seaworld di Ancol? Secara harga tiketnya cukup mahal, saya nggak mau rugi kalo ternyata nggak worth it hehehe. Lalu saya tercerahkan dengan artikel ini. exactly answeing all of my question. Karena udah ada sedikit gambaran... lanjut deh akhirnya beli tiket masuk via liburankeren.com

Singkat cerita, siang jam 12-an akhirnya kami berangkat dari hotel. Gendhis masih panas tapi udah agak mendingan dikit, karena sudah nambah bobo dan minum obat. 

Karena SEA aquarium letaknya di Sentosa Island, rute yang kami tempuh pun sama seperti kemarin. 




Sampai disana, gendhis drama lagi dooooong kayak kemaren. Nggak mau diajak masuk ke dalam aquarium. Sampe saya paksa-paksa malah nangis jejeritan. Duh emang yaaaa... kalo jalan-jalan bawa anak kecil nggak boleh ambisius. Harus fleksibel, dan ikhlas jika itinerary yang udah disusun jadi berantakan *elus dada* *dada ayam KFC* *laperjadibaper*

Airen juga ikutan bete, dan ngajak pulang aja. Tetooooot haduh ini anak sama babe kalo ngambek selalu kompak, bikin kondisi jalan-jalan jadi nggak happy. Saya kembali mengernyit 

"haaaah? pulaaaang? ini udah dibeli tiketnyaaa... mahal bosssss"
"tapi anaknya nggak mau, udah pulang aja" tegas airen 

errrrrrghhhh! drama rempes berulang kembali. wondering, apakah kejadian kayak gini cuma terjadi di kehidupan sayah atau kehidupan buibu lainnya juga kalo lagi jalan2 keluarga? hahaha

Sampe kemudian setelah segala bujuk rayu "kita mau ke rumah Dori" "gendhis dicariin Destiny" "kita mau lihat Bally"  "Ada Nemo banyaaaaak" (dari karakter film Finding Dory) Gendhis mau juga saya gendong masuk, meskipun sambil sesekali ngerengek. Wajar sih, badannya masih lagi nggak enak. 

Print-an tiket masuk yang kami beli, langsung bisa dipake di pintu masuk, nggak perlu nuker2 lagi. praktisss banget!

Begitu masuk, kami disambut dengan pameran bahari dari beberapa negara kepulauan di dunia, termasuk Indonesia. Ada manekin boneka berpakaian Minang serta penjelasan mengenai hewan air dan kebudayaan yang ada disana. Ada pula patung jerapah dan rhino ukuran besarrrr di sebelah kiri jalan menuju aquarium







Kami pun turun ke lantai dasar, dan berbelok ke arah kanan. Tampak beberapa aquarium berukuran raksasa dengan ikan warna warni. 
Gendhis langsung ON! Muka seriusnya didekatkan lekat-lekat pada kaca aquarium. maklum, si kecil kami ini fanatik banget sama binatang, apalagi ikan. 

Beberapa langkah dari aquarium tersebut, kemudian kami masuk ke sebuah tunnel bernama Shark Seas. Waaaawwww gendhis, saya dan airen pun langsung terperangah. Kami masuk sebuah terowongan (kayak di seaworld Indonesia) yang isinya full ikan Hiu bolak balik hilir mudik disekeliling kami. Super kereeeen! langsung foto-foto selfie. Hehe. Untuk ukuran tunnel kayaknya lebih gede di Seaworld Indonesia, plus disini juga ga ada travelator yang bisa jalan sendiri. Tapiii... berdiri diantara puluhan (mungkin ratusan?) ikan hiu di kanan-kiri-atas tentu memberikan sensasinya sendiri.












Di ujung setelah terowongan, bagian atas ruangan tampak seperti skylight yang kalau dilihat lebih jelas merupakan bagian dari kolam hiu tadi. Mantap!




Berikutnya.... kami disuguhkan aquarium yang super gede-gede dengan ikan-ikan yang cantik. Koleksi ikan disini sangatlah banyak dan beragam.





Paling favorit adalah aquarium yang berisi ikan jenis Blue Tank, yang merupakan karakter Dori di film Finding Dori. Meskipun masih lemes, Gendhis excited ampun-ampunan! Dan kalo udah puas sama satu aquarium, dia buru-buru narik tangan saya buat jalan ke aquarium sebelahnya. 





Koleksi ubur-ubur disini juga lengkaaaaappp dan ditampilkan sangat menarik. Keren-keren banget deh. Ada ubur-ubur (saya lupa jenisnya apa) yang berwarna biru keunguan yang melayang-layang di air. Duh gemess pengen megang! hahaha...








Di bagian tengah, ada aquarium besar yang tinggiiiiii... sampe bisa dinikmati dari lantai atas. Ikan-nya ada yang berwarna metalik, suka-nya bergerombol kayak school fish tapi muka-nya lebar, gepeng, dan agak abstrak bentukannya hahaha! 

Selanjutnya, salah satu spot favorit kami adalah menikmati aquarium open ocean yang supeeeeeerrrrr gedeeeeeee. Ini rasanya lebih gede deh dari yang di Seaworld. Isinya? Mostly jenis Manta atau ikan pari. Kami pun memarkir stroller dan duduk persis di depan kaca aquarium. Nikmat bangettt pemandangannya. Lantainya dari karpet, jadi empuk buat duduk-duduk. Pengunjung yang lain pun sama seperti kami. 






Di bagian belakang, terdapat stall-stall yang menjual makanan/cemilan. Jadi mostly mereka duduk sambil makan-makan. Gendhis pun disini minum susu, nyemil coco crunch dan wafer. 

Tiba-tiba tampak beberapa orang penyelam masuk ke dalam aquarium. Woooooowww ternyata ini pas dengan waktu feeding time. Pemandangan yang kami saksikan pun tampak semakin seru. Ikan pari nyatanya  juga mahluk yang nggak sabaran yaaaaa hahahaha kaleng besar yang dibawa penyelam which is isinya makanan, udah langsung dikerubungin padahal belom dikeluarin isi-nya. Mereka sampe nyeruduk-nyeruduk si mas penyelam. Mana ukuran ikan pari-nya gede-gede bingittt, rasanya ada yang sampe 2 meter-an.  Kalo saya ga salah liat sih makanan yang dikasih adalah ikan-ikan kecil. Lumayan lama deh kami duduk disini, kayak lagi ada di lokasi film finding Dori hehehe. 

Lalu, kami pun melanjutkan petualangan. Highlight lain adalah discovery touch pool, yaitu kolam dimana kami bisa menyentuh hewan-hewan laut kayak kerang maupun bintang laut. Saya dan gendhis pun berbaris mengikuti antrian. Cukup rapih sebenarnya, tapi turis-turis India sama Cina yang rada rusuh... mereka bolak balik kanan kiri bahkan ada yang lama banget ga mau gantian, plus ada yang udah di pintu keluar terus masuk lagi ke dalem lalu kembali pegang-pegang hewan laut. Sampe trus diusir ama mbak nya dan suruh ngantri dari awal. weleh weleeehh... Gendhis pas diajak nyentuh malah narik tangan, jadi saya aja deh yang sentuh-sentuh bintang lautnya. Di touch pool ini nih yang ada adegan karakter "Dori" berenang sambil ngomong "just keep swimming... just keep swimming..."





Next, ada lantai kaca yang dibawahnya berisi ikan-ikan lagi berenang. Saya sama gendhis berdiri main-main di atasnya sambil foto-foto.  tapi sebenernya rada parno, takut jatoh! hehe cemen yak. 









Buat saya. S.E.A aquarium worth to visit. At least once in a lifetime. Sekali aja cukup sih, nggak lantas membuat saya harus kesana lagi kalo next trip ke singapur. Tempat ini 
recommended buat ngajak anak-anak. Karena di dalam ruangan, dan ac nya semriwingggg. Serta stroller friendly. Lebih enak lagi kalo pas nggak rame, jadi kita nggak rebutan buat gantian liat ikan nya di akuarium. 

Di pintu keluar, ada toko souvenir yang nggak hanya jualan pernak pernik hewan laut tapiiiii juga ada karakter favorit anak-anak salah satunya adalah my little pony, kesukaannya gendhis. Untung anak ibun pinterrrrr nggak minta beli! Btw, harga mainan disini ternyata lebih murah dibandingkan mainan yang sama (jenis dan kualitasnya, saya cuma bandingin boneka my little pony yaaaa, gak tau deh berlaku juga buat yang lain apa nggak), meskipun nggak terlampau jauh juga bedanya.




Oh iya, nggak jauh dari souvenir shop, ada sebuah stand berupa monitor touch screen interakfif dimana kita bisa bermain dan membuat guci/pot tanah liat (berbentuk gambar tentunya) yang kemudian ada pilihan motif untuk menghiasnya juga. Seru deh. Tapi kalo lagi rame... harus sabar mengantri yaaaaa. 

Selesai berpetualang di SEA Aquarium kami pun bertolak ke vivo city naik bus RWS8



Perut sudah sangat keroncongan. Sengaja kami nggak makan di Sentosa atas nama penghematan hehehe. Disamping itu, kami juga mau nyoba makan di Sedap Foodcourt sesuai dengan rekomendasi dari Mba Tesya dan sudah saya masukkan dalam itinerary.

HOW TO GET THERE?
 fyi, vivo city buka dari jam 10 pagi. Food courtnya terletak di Basement 2 (satu lantai dengan MRT station). 

Foodcourtnya terletak di bagian paling ujung  (setelah melewati McD di kanan) lurus terus sampai mentok! Ada beragam jenis masakan yang dijual mulai dari masakan jepang, china, india, thailand, vietnam. masakan padang, bahkan jawa kayak soto ayam sampe ayam penyet! Di singapore, Untuk mencari stand yang jual makanan halal, kita bisa lihat yang sudah menempel sertifikasi "Halal Singapore". Jadi nggak perlu diragukan lagi kehalalannya. Harga makanan disini sekitar 4 sampai 8 SGD. Ayah daddy memesan satu paket makanan berisi nasi lemak, ayam penyet cabe hijau, telur,  dan sup. Enak dehhhh, kuah sup nya gurih tapi seger. Karena porsinya cukup gede dan saya lagi males muter, kami makan sepiring berdua.  (gendhis-nya bobo, untung ada kursi panjang jadi bisa saya geletakin disitu dan dia bobo lumayan lama plus nyenyak). Masih belum kenyang, kemudian si Ayah pesen paket kopi, kaya toast, dan 2 buah telur setengah mateng. Kaya toastnya yummy, garing dan manis apalagi pas dicelup ke dalam kopi. Saya kemudian pesan beef teriyaki buat takeaway makan di hotel malamnya.

Sambil nunggu Gendhis bangun, saya pun muter-muter keliling vivo city. Di lantai 3, terdapat area play ground outdoor. Cocok banget buat yang bawa anak kecil, sayang gendhis lagi kurang sehat, padahal saya sudah planning membawa dia main kesini. Saya kembali masuk ke dalam, dan mengikuti arus orang-orang jalan. Ternyata mereka menuju sebuah pintu kemudian berjalan ke arah luar. Saya kepo pengen tau ada apa disana. Waaaawwww ternyata viewnya bagus ih! Ada balkon outdoor dimana kita bisa mengarahkan pandangan ke sentosa island. Banyak kapal hilir mudik, termasuk satu kapal Cruise  yang sedang bersandar. Keren yah Singapore ini dalam mengelola pariwisatanya. Kapan indonesia bisa seperti ini yaaaa? *salim*


Kelar muter-muter, saya kembali turun ke lantai B2 dan membeli cemilan di stand yang berjejer depan foodcourt. Sengaja cari yang rame dan belum ada di indonesia. Saya pun tertarik memesan kue berbentuk bola bola kecil sebesar bakso ukuran standart yang didalamnya kita bisa request mau isi coklat, custard, red bean dll. Harganya 4 dolar dapat 7 bola. Pas dicoba rasanya... mmm... mirip kue cubit tapi agak keras, jauuuh masih lebih enak kue cubit abang-abang di pengkolan depan alfamart pondok pinang hehe

Btw, ternyata... setelah di telaah lebih jauh, tempat kami makan bukanlah Sedaap Foodcourt tapi Kopitiam Foodcourt. Saya lirik-lirik kanan kirinya kok ga ada tulisan Sedaap ya, dan semua piring makan disana ada logo Kopitiam. Oh mungkin sedapnya sudah ga ada atau justru bergabung sama si Kopitiam. 



Selanjutnya kami pun naik MRT dan pulang ke hotel. Gendhis masih lemes lunglai, jadi nggak maksain buat lanjut jalan-jalan. Sampai di hotel, gendhis minum susu, makan sedikit (biasaaaa deh kalo lagi sakit pasti GTMnya kumat) plus minum obat lalu bobo sama ayah daddy.

Sementara ibun-nya cuss ke Bugis Junction dan Bugis Streeet buat beli oleh-oleh sekaligus cuci mata. Bugis street-nya ternyata masih sama yaaaaa dengan  4 tahun yang lalu. Kalau kesini, jangan lupa beli roti panggang (toast). favorit saya yang rasa Srikaya di kios Lau Pa Sat, letaknya deretan paling depan arah masuk ke Bugis Steet serta jus buah yang segerrr banget. Saya kemarin beli mixed juice mango-starfruit seharga 1 dolar. Enak deh!

Buat oleh-oleh, yang paling standar disini adalah beli souvenir tas bertuliskan singapore seharga 10 dolar untuk 5 tas. Kualitas tasnya cukup bagus.. berbahan kanvas dan ada lapisan dalam serta resleting, lumayan banget buat bawa prentilan yang ga masuk tas utama. Oh iya, saya juga kepincut sama Anello Bag yang lagi happening di Jepang dan ternyata buanyaaaaak banget orang di Spore juga pake tas ini. 

Lalu, buat pecinta Smiggle, counternya ada juga di Bugis Junction. Eh ternyata karena di minggu itu lagi HUT Singapore yang ke 51, ada beberapa rak yang semua barangnya all item di diskon 51%. Warbiasak!!!  Saya beli jam weker yang keren bangettsssss. Awalnya sih pas beli rencananya buat hiasan di kamar gendhis karena warnanya cute, tapi eh ternyataaaa saya kepincut sama fiturnya. Dia bisa di setel untuk bunyi setiap pergantian jam, (bukan sekedar bunyi, tapi ngomong buat ngasih tau jam dan suhu saat ini "two pm, 25 celcius" gituu...jadi kita ga perlu nengok, cukup dengenrin aja) trus jam berapapun kalo kita pencet bagian atasnya,  dia akan ngomong juga. ini berguna banget buat saya yang kalo tidur lampu dimatiin jadinya gelap. Tambahan lagi, dia juga ada fitur projektornya, jadi si jam bisa di proyeksiin ke dinding... again ini berguna buat saya yang suka bobo dalam keadaan gelap. Lahhh kok malah ngebahas jam *tepok jidat*  Buat emak-emak penggemar Smiggle kudu mampir kesini, karena di Indonesia counternya belom ada. Pas saya kesana isinya orang endonesiah semua yang lagi pada belenjong. 






No comments:

Post a Comment