Bayi tidak merangkak, nggak papa yah?
hola!
update blog post ah...
pagi ini grup wa emak-emak hot ramai dengan pembicaraan mengenai periode merangkak anak
tentu saja dijawab dengan sangat detail oleh ibu guru bola (*bukan nama sebenarnya) hehehe
emang anak harus merangkak dulu ya?
kalo anaknya mau langsung berdiri dan rambatan gimana?
"kadang ada anak yg maunya skip ngerangkak, ada yg bilang gak apa-apa, ada juga yang bilang sebaiknya jangan dilewatin. tinggal gimana ortunya aja" - amiecumi
"Setau gue sih fase merangkak itu sebaiknya gak dilewatin.. salah satu manfaatnya adalah memperkuat tulang punggung, ada yg bilang bisa melatih kesabaran bayi juga" -tissa
"Gue pernah dtg ke sensory class, di situ gurunya jelasin.. katanya klo gak merangkak, ada risiko pas gede anak jd gak tahan duduk lama. Klo ky gitu jd harus diterapi merangkak lagi" -mamamon
-------
Nah untuk para emak galau, ini dia jawabannya, saya rangkum dari hasil chit-chat di grup WA ya
"fase merangkak, jangan di skip. Karena akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya" -bugurubola
Yang paling gampang terdeteksi antara lain:
1. terlambat bicara
2. clumsy
3. kurang konsentrasi
4. kordinasi buruk, akibatnya clumsy
5. ketahanan kerja singkat, jarang selesai ngerjain apa-apa
Terkadang, orang tua berfikir bahwa
kalau anak udah mulai coba-coba berdiri, dianggap sebagai anak dengan perkembangan yang cepat sehingga kemudian di encourage untuk mulai latihan titah.
Justru sebenarnya yang harus dilakukan adalah menstimulasi supaya si kecil mau merangkak. sehingga tahapan tersebut tidak terlewati.
Episode merangkak penting karena merupakan bagian dari latihan perkembangan otot besar, otot besar berguna untuk menopang badan. Apabila otot besar tidak berkembang baik, cenderung anak jadi nggak bisa duduk dengan baik, dan akhirnya nggak betah duduk lama-lama
lalu, dengan merangkak anak juga belajar koordinasi, kiri dan kanan. Somehow ketika si baby belajar merangkak, neuron di otaknya nyambung satu-satu.. hal itu berkaitan dengan perkembangan cara pikirnya.
mengutip dari ayahbunda.com,
Keseimbangan dan kosentrasi.Sejak tahun 1980-an sejumlah penelitian mengaitkan antara berjalan dini atau tidak merangkak di usia bayi dengan kesulitan akademis di kemudian hari. Hasil penelitian menunjukkan, anak-anak yang tidak merangkak atau hanya merangkak sebentar (cepat jalan), mencapai nilai lebih rendah dalam uji kemampuan anak prasekolah. Tidak merangkak saat bayi juga dikaitkan dengan gangguan keseimbangan, gangguan konsentrasi, yang berumuara pada kesulitan belajar dan kecerdasan yang tidak optimal.
Penjelasan yang lebih detail mengenai manfaat merangkak saya dapatkan dari mybaby.co.id :
- merangkak adalah tonggak perkembangan yang penting bagi bayi. Ketika bayi tidak melalui fase merangkak dengan menggunakan tangan dan lututnya, mereka kehilangan banyak peluang untuk mengembangkan kekuatan tubuh bagian atasnya. Akibatnya, otot-otot tubuh bagian atasnya melemah.
- "Merangkak itu bisa membantu menguatkan tangan, pergelangan tangan, siku, dan pundak, karena bayi harus terus mengaktifkannya untuk menyangga berat badan," - Felice Sklamberg, terapis okupasi anak di New York University's School of Medicine.
- Melewatkan tonggak perkembangan ini juga bisa memengaruhi kemampuan anak untuk memegang pensil atau peralatan makan. Sebab, penggunaan berat badan saat merangkak membantu melengkungkan dan meregangkan ikatan sendi-sendi pada pergelangan tangan dan lengan, yang dibutuhkan untuk melatih motorik halus.
- "Selama fase merangkak, sendi-sendi pada pangkal ibu jari dilebarkan ke dalam jangkauan geraknya. Itu sebabnya bayi yang tidak merangkak kelak tulisan tangannya lebih berantakan," tambah Mary Benbow, pakar perkembangan tangan anak.
- Merangkak juga merupakan tahapan untuk melatih koordinasi, dengan menggunakan lengan dan kaki dalam gerakan timbal-balik, demikian menurut Jane Case-Smith, direktur divisi terapi okupasi di Ohio State University's School of Allied Medical Professions di Columbus.
- "Ketrampilan inilah yang digunakan dalam aktivitas seperti berpakaian, makan sendiri, dan olahraga. Anak yang melewatkan fase merangkak biasanya lebih sulit mengejar ketertinggalannya," jelas Case-Smith
- Dengan merangkak, bayi juga belajar melalui interaksi dengan tangannya. Melakukan navigasi di lantai juga membantu ketrampilan spasial (mengenali bentuk ruang dan tempat) secara visual. Selain itu kepekaan mengenai kedalaman juga berkembang lebih cepat.
Oleh karena itu, ketika si kecil mulai merangkak, coba dukung tahapan ini dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi anak. Singkirkan barang-barang dari lantai agar dia bebas bergerak. Bila perlu, lapisi lantai dengan matras agar dia nyaman saat merangkak.
Emmm... kalo sudah terlanjur, apa bisa diperbaiki?
Bisa!! ada terapinya
Kalau memang dirasa belum mengganggu / parah, nggak perlu diterapi sampe ke klinik tumbuh kembang kok, bisa melalui kegiatan bermain di rumah sehari-hari seperti lari, jalan, manjat .. lakukan dengan postur badan yang benar. Melompat, melompat maju mundur, satu atau dua kaki, main monkey bar, lempar tangkap bola, dan lainnya.
Berbeda-beda tergantung anaknya masing-masing. Tiap anak punya waktunya sendiri-sendiri, kaaaan? Biasanya, ketika mulai mpasi (6 bulan) masuk periode merangkak, tapi ada juga yang baru merangkak diatas 7 bulan. Seinget saya, gendhis baru mulai merangkak sekitar 8 bulan, dan semakin besar merangkaknya udah makin cepet banget kayak tentaraπππ
Periode merangkak sendiri juga nggak perlu lama-lama, 2 bulan juga cukup. Dan akan berjalan sesuai dengan format perkembangan bayi.
*(((formaatt))) macam ngumpulin kerjaan aja hahaha*
Oh iya, dulu saya sempat ada kekhawatiran kalau gendhis lebih suka merangkak dari pada berdiri dan berjalan, sesuai postingan saya disini. Tapi memang ternyata ada waktunya masing2, di encourage ajah!
begitchuuuu.
Semoga postingan ini bermanfaat. kalau mau nanya-nanya lebih lengkap silakan... nanti pertanyaannya saya teruskan ke bu guru bola. hehe