toilet training gendhis
Rasanya, saya sudah pernah submit postingan tentang toilet training-nya gendhis. Tapi kok nggak ketemu ya... Karena kemarin sempat ada diskusi di salah satu grup WA tentang hal ini, dan supaya cerita pengalaman toilet training nggak menguap begitu saja, saya tulis lagi aja yak.
Postingan ini adalah sekilas throwback masa-masa gendhis toilet training. Seperti apa metode yang saya terapkan dan hasilnya. Tentu saja nggak langsung berhasil, karena banyak "trial and error" dan drama yang menyertai. Sampai akhirnya kemudian sukses, jujur saya juga surprised sendiri. Hahaha...
Apa sih toilet training?
Toilet training atau sering juga disebut potty training, secara simpel adalah upaya melatih sikecil supaya bisa buang pada tempatnya, yaitu di toilet
Kenapa perlu toilet training?
iyes, hal ini perlu untuk mengajarkan si kecil secara perlahan bahwa:
- Manusia memiliki kebutuhan biologis untuk buang air kecil/besar.
- Buang air itu tidak boleh sembarangan, ada tempat khusus yaitu toilet.
- Pengenalan body signal, bahwa ada reaksi tubuh sebagai dorongan ingin pup atau pipis. Sehingga nextnya, bisa diajarkan bahwa kalau ada rasa mau buang air segera bilang sama ortu, eyang, atau mbak
Nah, terkait body signal, sebaiknya secara perlahan kita bantu anak untuk mengenali tanda-tanda kalau ingin buang air seperti: sakit perut atau mules, rasanya seakan kayak ada yang mau keluar dari tubuh bagian bawah, dll.
Sebagai emak, kita juga harus memperhatikan sinyal-sinyal yang mencurigakan dari si anak. Contohnya di gendhis adalah biasanya dia akan diam seperti patung sambil terlihat kayak serius merasakan sesuatu di perutnya. Atau, dari posisi duduk tiba-tiba dia berdiri, dan nggak mau disuruh duduk lagi. nah kalo udah begini... pertanda guwaw jawaw lagi buang air.
Kapan sebaiknya memulai toilet training?
Nah ini nih... ada beragam mazhab yang dianut emak-emak.
- Ada yang menganjurkan sedini mungkin, termasuk ibu saya yang mengatakan bahwa umur 6 bulan sudah bisa potty training dengan didudukkan di kloset
- Ada yang menganut mulai usia 1 tahun ketika pipis nya sudah nggak terlalu sering
- Ada pula yang mulai 2 tahun keatas terutama saat dia sudah bisa bicara dan sudah mulai bisa mengontrol keinginan buang air nya, semisal udah bisa nahan pipis dan udah bisa ngomong "pipis..."
Referensi kapan waktu sebaiknya memulai serta efeknya pada si kecil, bisa dilihat di artikel ini (ya amplopppp kok ya baru baca artikel ini setelah gendhis lulus toilet training!).
Begini cuplikan artikelnya
" Sebaiknya jangan mengajari si kecil melakukan toilet training jika memang dia belum siap. Kalau anak diajari terlalu dini, kemungkinan proses belajar itu akan selesai lebih lama. Seperti sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang tahu di usia berapa tepatnya anak mulai diajari BAB dan BAK di toilet, semuanya tergantung dari perkembangan anak. Namun sebagian besar balita memiliki kemampuan untuk mempelajari hal tersebut di usia 18 dan 24 bulan. Ada juga beberapa balita yang belum siap sampai usianya tiga atau empat tahun. Jadi sebenarnya orangtualah yang tahu kapan waktu paling tepat mengajari anak toilet training dengan mengamati perkembangan fisik, kognitif dan perilakunya"
Nah, referensi lain bisa kita ceki ceki berdasarkan artikel dari instagram keluargakita.id Hal yang disarankan adalah jangan terlalu dini memulai. Karena kematangan emosi dan motorik anak belum maksimal serta adanya keterbatasan bahasa. Which is, naturally memang ada fase dimana anak belum bisa ngomong dan belum mampu mengontrol keinginan buang airnya. Tapi pastinya, secara perlahan akan tiba waktu dimana si kecil sudah pintar bicara dan bisa menahan kalau mau buang air.
Berikut kutipan lengkapnya:
Beberapa "Salah Kaprah" yang terjadi di masyarakat terkait Toilet Training
Salah Kaprah 1 : Memulai lebih awal, lebih baik.
Toilet training di usia dini beresiko menyebabkan masalah perilaku atau emosi pada anak.Hal ini disebabkan kematangan emosi & motorik yg belum maksimal & keterbatasan bahasa.
Salah Kaprah 2 : Setelah berhasil tidak akan ngompol lagi.
Anak bisa ngompol lagi setelah berhasil toilet training disebabkan oleh banyak faktor. Bisa terjadi hanya sesekali di waktu tertentu. Dapat juga berulang & perlu ditemukan penyebabnya.
Salah Kaprah 3 : Tak perlu ribet mengajarkan, anak akan bisa secara natural. (seee... yekannn jadi gak perlu terlalu menjadi emak-emak yang pushy maksa-maksa anak #ambilkaca #padahaldulubegitu)
Toilet training adalah ketrampilan yg harus dilatih & berkaitan erat dgn kemampuan regulasi diri, yaitu anak dpt merasakan sensasi inderanya & mengenalinya sebagai tanda munculnya suatu emosi tertentu ataupun perubahan pada tubuh.
Berdasarkan pengalaman saya, memang artikel tersebut adalah benar adanya. Hohoho.
Step by Step Toilet Training :
(ini yang saya pribadi lakukan lho ya, banyak tips bertebaran mengenai metode toilet training, tapi saya share sesuai pengalaman saya saja, mungkin ada yang cocok ataupun nggak cocok, ambillah yang terbukti berhasil, sedangkan yang gagal cukup tau aja yaaaa wkwkwkwk)
1. Bawa si kecil ke toilet setiap 15 menit sampai 1/2 jam sekali
Iya, ini saya lakukan, terutama pas saya sedang libur. Guwaw jawaw saya dudukkan di toilet. Saya tungguin dia menunaikan "hajat"nya. saya siram2 pakai air supaya mau pipis. Kadang, cara ini berhasil, tapi seringan gagal-nya hahahahawaduh.
Yang suka kejadian, udah didudukin cukup lama sambil cerita, nyanyi-nyanyi, namun dia nggak kunjung pipis juga. Bocahnya lalu bosen terus ngamuk. DRAMAAAAA... Saya insist supaya dia tetep duduk dan nggak keluar toilet sebelum benar-benar pipis. Dan akhirnya... saya capek sendiri, karena tiap dibawa ke toilet pake adegan drama - drama dulu eh.. pipisnya juga gak keluar. Akh..
Jadilah saya kemudian kembali memakaikan diapers atau training pants. Jeda waktu membawa ke toilet pun saya panjangin jadi 2 jam atau lebih (terkadang malah udah keburu kebobolan #tepokjidat...)
2. Mengulang-ulang kalimat hypnoparenthing
"Gendhis sudah besar, kalau mau pipis bilang sama Ibun, Ayah, Umi, Uti.."
"Gendhis sudah besar, kalau pipis di kloset"
"Gendhis nggak pakai diapers ya... jadi kalau mau pipis bilang ya..." (khusus yang ini, case-nya klo emang dia lg nggak saya pakein diapers, supaya dia aware kalo dia lagi nggak pake diapers jadi jangan pipis dicelana)
somehow kayaknya si anak belum ngerti yah, tapi ternyata hal tersebut menempel di ingatannya. Jadi, meskipun terkesan gagal sebenarnya kata-kata sakti itu sudah merasuk kedalam jiwa... hahahahadehapasih
yang kejadian adalah:
gendhis keburu ngompol di depan kamar. terus dia ngomong sendiri "gendhis, kalo pipis di kloset ya"
lain waktu, dia ngompol di depan meja makan "pipis...pipis... kalo pipis bilang ibun"
at least, dia tau kalo itu namanya pipis. dan dia inget kata-kata sakti pipis harusnya di kloset, dan kalo mau pipis bilang
biasanya nih, kalo udah kejadian gendhis keburu ngompol, akan ada adegan tanya jawab:
ibun: gendhis, ini namanya gendhis pipis ya... keluar air, celananya basah. gendhis kan tau kalau pipis harusnya di klo...?gendhis: set....ibun: kalo pipis dimana? (ulangin lagi)gendhis: klosetibun : kalo mau pipis bilang sama i...?gendhis: bun...ibun: kalo mau pipis bilang sama siapa? (ulang lagi)gendhis: ibun...
#onrepeat #ulangiterussampaiberhasil #emakemaktelenpilsabar
Kalo menurut teman saya bonde (ini patut dicoba)
"Klo Mabelle justru ngga prnh gw 'paksa' pipis.. Jd ketika gw mau lepas pampersnya, ya gw biarin aja dia ngompol, tapiii setiap ngompol gw sll bilang "ini namanya kakak lagi pipis yaa".. Jd Mabelle ngerti dulu ketika dia merasa ngeluarin air dr kemaluannya itu namanya pipis. Setelah dia paham, ketika dia ngompol dia akan bilang "kabey pipis Bun" , nah next step nya diajarib bahwa pipis itu bukan di celana sambil jalan2, melainkan duduk di toilet. Alhamdulillaah, ngga sampai 2 minggu proses mabelle lepas pampers"
3. Sebelum bobo, biasakan untuk ajak buang air terlebih dulu.
Siram-siram air bagian weewee/bambam nya supaya memancing dia untuk pipis. Ini adalah tips toilet training terutama buat toddler yang masih ngompol pas bobo malem.
Gendhis juga melewati fase ini.. kadang kala kalau saya lagi nggak ngantuk2 banget, tengah malam gendhis saya ajak ke kamar mandi buat pipis lagi (biasanya malem 2x pipis) Tapi kalo saya tidurnya lelap ya skip deh hahaha bangun2 pagi kasurnya basah karena ngompollllll...
Saya masih inget, Mbak Diah temen pumping saya di kantor bilang nggak apa-apa, ntar juga bisa sendiri kok....
Jadi selanjutnya, kalau malem sebelum bobo gendhis saya ajak pipis. Setelahnya saya pakein pampers lagi. (secara airen komplen kalo kasurnya basah dan saya males jemurin hahaha) Sampai suatu hari itu diapers masih kering sampe pagi. Akhirnya mulai saat itu full gendhis ga pake diapers lagi.
4. Pakaikan training pants
Menurut saya, toilet training memakai training pants itu sungguh membantu.
Apa sih training pants?
training pants bentuknya seperti celana pop / celana dalam. Namun di dalamnya terdapat lapisan handuk yang berfungsi menyerap air kalau si kecil pipis. Sehingga, meskipun celana-nya basah (iya, basah luar dalam) tapi airnya tidak akan sampai menggenang di lantai. Emak pun terbantu karena nggak perlu ngepel lantai sampai heboh.
Apa tujuan pakai training pants? Untuk menunjukkan pada anak bahwa kalau dia pipis sembarangan maka nanti celananya akan basah, dan mengajarkan anak bahwa celana basah itu nggak nyaman. Selanjutnya, si anak akan dengan sendirinya merasa "oh memang nggak nyaman ya... kalo celana basah". Sehingga next nya dia akan minta pipis di toilet.
Selain itu, manfaat lain adalah in case terjadi kebobolan anak ngompol, ortu nggak terlalu pe er buat ngepel ompolnya yang seiring usianya makin besar pipisnya juga makin banyaaaaakkkkkk!
Pengalaman gendhis, mulai usia 1,5 tahun, pas mulai toilet training, sudah saya pakaikan training pants. Tapi memang nggak konsisten sih saya nya juga... kalau lg di rumah saya pakaikan, tapi klo pas ditinggal sama eyangnya, mau jalan2 keluar, atau pas bobo malam kembali pake diapers. (jangan dicontoh yesss)
4. konsistensi
ini salah satu kunci utama.
Untuk mommies yang stay di rumah atau punya mbak pengasuh, rasanya memang bisa lebih konsisten ketika menjalani proses toilet training. Yaitu benar-benar lepas diapers sehari-hari. Sehingga hasilnya bisa lebih cepat.
Dalam case saya, karena banyak ninggalin gendhis dengan eyangnya yang sdh cukup sepuh, saya nggak tega kalo eyangnya nanti ngepel ompol, gonta ganti seprei, atau jemur2in kasur. Ketitipan gendhis yang aktif kayak bola bekel aja sudah cukup merepotkan. Jadi toilet trainingnya on-off. kadang lepas diapers, kadan dipakein lagi.. (jangan ditiru)
berikut curhat dari teman saya si arum:
Acan baru 2 bln bener² lepas pampers, kl menurut gw sih saat lo memutuskan utk lepas, ya lepas total, jgn sampe pas pergi2 msh dipakein pampers, krn percuma, dia ga akan membentuk habit nahan pipis.
Ngompol mah udah pasti, bilangin aja tiap kali ngompol, adek kl mau pipis di km mandi, ini namanya ngompol, kalau mau pipis bilang
Ngamuk? Pastiiii. Tp lama² jg lewat kok, tiap anak beda², Alyssa potty training cuma 2 minggu, acan 2 bln lebih, kadang msh bocor
Acan kmrn jg gt, gw ga konsisten, kl pergi ya gw pakein pampers, atau kl gw lg rempong ya gw pakein pampers... makanya lama bgt prosesnya
Jd kl menurut gw mending lgsg lepas aja, pergi pun ga usah dipakein
yes! TIAP ANAK BEDA-BEDA. They have their own time. Jadi kadang meskipun treatmentnya sama ke tiap anak, hasilnya juga bisa beda-beda.
Saya pun setuju bahwa toilet training itu seperti MISTERI. kayak kata Daniamon
Entah knp toilet training itu kyk misteri *lebay 😅 safina dah lepas pampers pun ampe tk a msh ngompol.. Tp pas tk b tiba2 ga pernah ngompol lg aja sendiri.. Jd sptnya ngompol itu emang fase yg hrs dilewatin aja sih.. Dan klo mau lepas pampers,ya lepas aja lgg.. Pake cara inki,okee.. Pake cara amie jg oke.. Nanti lama2 anknya yg belajar sendiri jg.. Sekian pengalaman toilet training yg seadanya..hehehehe
misteriusnya itu kayak yang saya alamin deh. Pas masih kelas kelompok bermain kecil gendhis masih suka ngompol, jadi di sekolah saya pakein diapers. Setelah libur hampir sebulan dan naik ke kelompok bermain besar, tiba2 dia udah nggak ngompol lagi, dan sudah stop pake diaper. Jadiiii... nanti tiba2 ada masa-nya dia udah pinter ngendaliin kalo mau pipis, dan ngomong kalo ada rasa mau pipis. saya aja sampe takjub sendiriiiii. Oemjiii!
in the end. Setelah ngajarin gendhis toilet training (yang pake drama 15 menit bawa ke kamar mandi, maksa supaya mau pipis, lalu anaknya ngamuk, kemudian emaknya jadi lelah kayak hayati) saya semakin menyadari bahwa sejatinya anak itu cuma butuh DIBIASAKAN DAN DIARAHKAN bukan DIPAKSA.
Emak nya lah yang memang membutuhkan stock sabar segambreng dan hati yang strong
Alangkah baiknya kita sebagai ibu memberikan waktu dan membiarkan si kecil menjalani proses toilet training within their own time, sesuai kemampuannya. Anak akan belajar setahap demi setahap. Misalnya tahap pertama dia sudah mau menunjukkan sinyal-sinyal ekspresi kalau ingin buang air, lalu dia belajar mengungkapkan keinginan buang air, next nya justru nanti dia yang akan ngajak ke toilet, daaaan seterusnya.
begitulah..yes.
semoga artikel ini berguna untuk para mommies yang sedang menjalani proses toilet training si kecil. luv luv
oh iya, review training pants ada di postingan selanjutnya ya..