Sehari sebelum berangkat, giliran badan saya yang drop. Panas sampe 39, kepala pusing, batuk-batuk. Haduhhhh.... Langsung deh di bom pake obat dan istirahat. Cuma satu kekhawatiran saya, takutnya telinga sakit pas naik pesawat. hiks-hiks
Singkat kata, sampailah kami di bandara minangkabau. Kemudian langsung menuju kantor dinas buat koordinasi. Sebelumnya, saya pernah kesini sekitar 5 tahun yang lalu waktu itu dalam rangka event Tour de Singkarak. Kalau dulu waktu-nya sempit banget dan kerja banget 😜 business trip kali ini lebih longgar dan fleksibel
Selanjutnya kami menuju solok, kebetulan salah satu ibu senior asalnya dari sini. Kami mengunjungi rumah ibu beliau. Nama desanya cantik deh "Nagari Kanari" atau negeri kenari. Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan yang spektakuler cantik nian. Bukit-bukit yang menjulang, gunung tinggi, ngarai, lembah, dan rumah-rumah adat eksotis. Kami disambut dengan makanan rumahan yang "restoran padang" banget. Serba santan, gulai, balado... pokoknya endes gulindang bambang!
Selepas silaturahmi sama keluarga ibu senior, kami melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi. Kami menginap di hotel Royal Denai, reviewnya nanti saya bikin di postingan sendiri yah. Sampe di hotel, istirahat minum obat, lalu kerukupan dalam selimut. Meriang disko plus tenggorokan sakit. Komplit!
Hari ke 2, jadwal kami mengunjungi sawahlunto dan melihat bagaimana pemda mengelola aset pariwisatanya. Di awal, kami mengunjungi gudang ransum. Yang pertama ada di pikiran saya, apa istimewanya ya? ala-ala dapur umum?
Ternyata... more than i expected. Zaman penjajahan belanda dulu, banyak orang didatangkan dari mana-mana seluruh indonesia, buat diperbudak jadi pekerja tambang.
Yang paling ngenes adalah ada yang disebut "orang rantai" yaitu pekerja yang dirantai hampir seluruh tubuhnya... huhuhu sedih banget. Bentukan rantainya ada rantai tangan, rantai kaki, rantai leher. Nah manusia rantai ini tidak dipanggil berdasarkan namanya, tapi mereka diberikan nomor identitas dan dipanggil berdasarkan nomornya. Dan kalau meninggal, pusaranya berupa nomor urut. Keji abisss!
Tapi, belanda sangat concern sama makanan yang dimakan para pekerja. Harus bergizi dan sehat, supaya produktif dan nggak gampang sakit. Di museum ini juga ditampilkan diorama makanan yang disajikan, lengkap ada karbo, protein, sayur n susu nya.
Kuali kulai besar, penggorengan raksasa, alat tumbuk super besar mengisi pemandangan museum. Kita seperti dihempaskan ke zaman dimana perbudakan terpampang di hadapan mata. Pakaian-pakaian koki, replica peralatan makan, foto-foto para pekerja, dll.
Selain itu, dibagian luar terdapat bangunan terpisah yang berfungsi sebagai tungku raksasa dengan batu bara sebagai bahan bakarnya. Ribuan orang setiap harinya mendapat asupan makan dari sini. Saya pun baru ngeh, Oohh ternyata museum ransum seperti ini tho...
Tidak hanya itu, bangunan samping oleh pemda dibuat menjadi museum ilmu pengetahuan. Kalau di jakarta, seperti museum PP IPTEK di taman mini. Cukup bagus, cuma sayang alat-alatnya banyak yang gak nyala... hiks!
Setelahnya, kami menuju Goa Mbah Suro. Ini adalah berupa goa sebagai pintu menuju tambang batu bara. And yes, kita bisa masuk ke dalam... kayak time tunnel dimana kita dibawa untuk merasakan sensasi "tambang" dalam goa ratusan tahun lalu. A bit spooky... bapak pemandu nya cerita dulu acara mr tukul jalan-jalan (itu loooh yang tukul jalan-jalan ke tempat serem nyari hantu) pernah mengunjungi tempat tersebut dan banyak yang "kesurupan" termasuk host nya yang perempuan, ih bikin parno ajaaaaa, kami dipakaikan sepatu boots dan safety helmet. Di dalam suana remang (pengelola sudah memasang lampu penerangan) dan guess what... kita masih bisa menyentuh bahkan mengambil batu baranya (saya ambil sedikit...karena penasaran). goa yang kami lalui sepanjang 10 meter dengan pintu keluar ada di seberang jalan.
Tempat tujuan berikutnya adalah Istana Pagaruyung. Personally, saya sangat amazed dengan lukisan yang ada di dinding istana. bagus baget yaaa.. eksotis dan detail. Berapa lama ngegambarnya yaaaaa... Istana ini emang cantik, dan dikelola baik. Hopefully, tolilet dan mushalla nya bisa dibuat lebih bagus dan lebih besar lagi.
Oh iya, di bagian "kolong" istana dijadikan tempat penyewaan baju adat. Dengan membayar 35rb rupiah kita bisa menjelma jadi putri minang yang canteeek. Puas deh foto-foto disini. Selanjutnya, kami pulang ke hotel dan bobo
Keesokan hari adalah jadwal keliling bukittinggi. Setelah sarapan, kami ke lembah harau... cuantik yessss. lalu ke jam gadang (sayang tiba2 hujan turun jadi kami gak foto-foto), lalu makan bebek sambal ijo di ngarai sianok aduh makkkk aselik enak banget (masih ngeces nih pas nulis dan inget betapa yummy nyaaaa tuh bebek)
putaran berikutnya, kami ke pasar atas lantas belanja oleh oleh keripik balado yang tersohor itu.
Begitulah perjalanan kali ini. Saya super amazed sama emak partner business trip saya yang amazingly mampu berbicara tanpa henti, dan tanpa bobok ketiduran selama berjam-jam perjalanan road trip naik mobil. Karena itu akhirnya beliau kami persilakan utk duduk depan samping pak supir, sebagai teman ngobrol supaya bapaknya nggak ngantuk. Saya sendiri, duduk di belakang dengan mata sayup sayup lalu terpejam bobo... hehehe
oh iya, sehari sebelumnya, di tengah jalan, saya sempat dikejutkan dengan telepon tak terduga dari bagian TU kantor. Nelpon nya ke hp emak partner, karena kebetulan sinyal di hp saya antara ada dan tiada. Begini kira-kira bunyi percakapannya:
si ibu: "mba ingki dimana?"
saya : "dari sawahlunto mau ke bukittinggi bu..."
si ibu: "malam ini bisa pulang ke jakarta nggak?"
(si ibu nelponnya udah jam 7 malem)
saya: "hah? kenapa buuuu" *panik*
si ibu : "besok mba ingki dilantik.."
saya: "hah? saya bu? serius bu? beneran saya bu? *nganga- nggak percaya*
si ibu: "iya.... acaranya besok jam 8 ya..."
saya : "waduh...."
Alhamdulillah, berkah dari Allah datengnya nggak disangka-sangka yahhh...