Monday, August 18, 2014

I am a Proud Big Sister


Tulisan berikut adalah kisah perjalanan adik saya, yang ditulisnya di laman facebook note. Membuat saya teramat bangga sekaligus terharu. He such a great brother, and I am officially a proud big sister.

Pada puncak kehamilan saya kemarin, bahkan sampai due date melahirkan Gendhis, dia menjadi "si adik baik hati" yang rela saya suruh suruh *nyengir* . Mulai dari beliin bubur kacang ijo madura, beliin ketoprak, anterin naik motor kesana kemari, ambilin ini itu, daaaaan masih banyak lagi. Masih inget cerita saya yang ini kaaaaan? Sewaktu masuk ruang observasi, Iyan sama Mama masih nemenin sambil bawa nasi uduk. Hehehe, saya pun sempet ditinggal Mama sebentar buat antar Iyan ke Bandara karena dia sudah harus kembali ke Mesir. Sayang banget yah, padahal malam-nya Gendhis sudah lahir loh. Jadi sampai sekarang, Gendhis belum pernah bertemu muka sama Om Iyan. Eh... pernah deng ketemu online via Skype hihihi. 

Silakan baca tulisannya yang sengaja saya copy (without his notice... yeah rite, I am a stalker hahaha). Truly inspiring :) 


Perjalanan Menuju Imtiyaz di Universitas Al-Azhar


by: Izdiyan Muttaqin

Perjalanan ini menarik... 

Tulisan ini ditulis dengan rasa cinta dan sayang terhadap adik-adik kelas di Al-Azhar baik yang ada di Mesir atau pun yang masih di Indonesia, bahkan yang belum lahir. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kalian, dan untuk siapa pun yang membutuhkan informasi ini.Saya akan berusaha untuk memberikan sebuah gambaran yang insya Allah dan mudah-mudahan bisa anda terima sebagai sebuah pencerahan. Saya adalah seorang biasa, lahir dengan kemampuan otak yang biasa saja. Di SD saya tidak terlalu menonjol, bahkan saya beberapa kali tidak mendapat ranking di kelas. Prestasi terbaik saya adalah ketika saya berhasil mendapatkan ranking2 dari 40 siswa 3 kali berturut-turut ketika kelas 2 SD. Hal tersebut menurut saya bisa terjadi karena pada tahun itu ibu saya tercinta berjanji akan menghadiahkan saya komik dragon ball jika saya bisa mendapatkan ranking yang bagus. Dan prestasi saya turun di tahun-tahun berikutnya karena mungkin saya tidak mendapatkan janji dibelikan komik lagi dari orang tua, nampaknya keinginan untuk meraih imbalan adalah dorongan yang kuat bagi manusia untuk mengejar targetnya, hal ini berlaku bagi anak kecil dan orang dewasa.

Selanjutnya ketika di tsanawiyah saya sempat mendapatkan ranking di kelas satu, ranking 7 atau 8 kalau kalau tidak salah. Namun ternyata di kelas 2 nilai saya anjlok drastis, saya tidak masuk 10 besar. Sejak saat itu karena malu luar biasa, karena saat itu bagi saya keluar dari peringkat 10 besar adalah berarti bergabung dengan kalangan otak menengah ke bawah. Sebagai anak umur 14 tahun yang otaknya mulai tumbuh dewasa, saya pun berfikir keras bagaimana caranya agar saya bisa dapat ranking lagi... Singkat cerita saya mendapatkan buku quantum learning dari rak buku ibu saya. Buku ini mengulas tentang cara belajar yang efektif. Bukunya bergambar dan cukup ringan. Hal paling utama yang bisa saya ambil dari buku itu adalah tentang teori "modeling". 

Teori ini mengatakan bahwa ketika kita mendapatkan model yang cocok untuk dijadikan panutan dalam belajar, kemudian kita mengikuti gaya belajarnya, mengikuti gaya tidurnya, pola makannya, cara berfikirnya, dll. Maka percaya atau tidak, kita akan mendapatkan nilai akademis yang sama dengan panutan kita tersebut. Terdengar simpel bagi saya ketika itu. Saya pun langsung menjadikan kawan saya, Putri Nilam Kencana sebagai panutan saya ketika itu. Putri adalah pelajar dengan prestasi terbaik di sekolah kami, namanya tidak pernah bergeser dari posisi pertama sejak sd dulu, kalau di tk ada ranking rasa-rasanya dia juga bakal kokoh di ranking satu. Saya pun mulai belajar dari putri. Saya meniru pola belajarnya. Dan ternyata rahasianya hanyalah: belajar sebelum ada ujian atau ulangan, dan belajar nonstop ketika ulangan umum. Sejak saya mempraktekan pola belajar ini nilai saya melonjak cukup drastis. Bahkan dalam beberapa ulangan nilai saya dan Putri adalah yang tertinggi. Aneh memang saya pikir, ternyata demikian simpelnya, dan sejak saat itu saya sedikit banyak merasa lebih percaya diri. Singkat cerita saya lulus tsanawiyah pembangunan dengan nilai evaluasi murni UN tertinggi kedua di angkatan, saya sedikit lebih baik dari putri.

Saat berada di gontor, saya ikut program akselerasi yang biasa disebut eksperimen atau intensif atau taktsifi, materi kelas 1-4 dijadikan hanya 2 tahun, selanjutnya lompat ke kelas 5 dan enam. Tahun pertama cukup berat bagi saya karena saya memang baru pertama kali merasakan pendidikan berbahasa arab di kelas, di asrama dan di ujian. Ketika kelas 1 intensif semester 1 nilai saya cukup lumayan karena pelajarannya masih berbahasa indonesia, di semester 2 saya benar-benar kuwalahan. Saya menjadi ketua kamar, kena marah, dihukum, diberikan tugas-tugas. Sementara di kelas saya tidak paham pelajaran, saya seperti orang buta huruf yang tidak bisa memahami buku pelajaran. Saat ingin belajar saya mendapatkan dorongan dalam hati yang sangat kuat untuk menutup buku karena saya tidak paham buku itu apa maksudnya. 

Hingga tibalah hari-hari ujian tengah semester. Yang saya ingat saat itu saya merasa ingin menangis. Saya tidak paham tapi saya harus lulus. Saya harus naik kelas. Akhirnya saya teringat kata-kata wali kelas saya tercinta ust. Ikhwan Mahmudi, "kuncinya ada di bahasa". Ya untuk bisa sukses di gontor saya harus punya kunci itu. Akhirnya saya membuka kamus kecil karya Mahmud Yunus berwarna hijau yang jarang saya buka itu. Saya memaksa diri. Saya cari satu per satu kata-kata di buku yang saya tidak paham, dan hampir semua kata saya tidak paham. Tidak terhitung berapa jam saya habiskan untuk membaca dan mengartikan buku-buku pelajaran kata demi kata. Di kelas, di asrama, di aula pertemuan, di masjid. Tekad saya adalah agar kamus hijau ini hancur karena terlalu sering dipakai dan ketika itu saya sudah tidak memerlukannya lagi karena saya sudah menguasai kata-kata penting di kamus tersebut. Dan sedikit demi sedikit kamus itu mulai rusak. Kertas-kertasnya berdesakan keluar dari jilidan. Kosa kata-kosa kata penting mulai saya kuasai. Dan saat itulah saya sakit cukup keras. Kuping saya sakit, ada daging yang harus dicabut dengan cara operasi. Ibu saya datang dari ciputat ke Gontor. Saya akhirnya bisa disembuhkan dan ujian bisa saya ikuti dengan cukup baik. 

Dari kelas 1xB (kelas B adalah kelas unggulan di gontor), saya naik ke kelas 3xB. Perjuangan menguasai kosa kata terus berlanjut, hingga saya duduk di kelas 6B. Sebelum menghadapi ujian akhir, saya mendapatkan ilmu baru tentang peta pikiran. Sebuah konsep ringkasan yang menyatukan semua judul dan pembagian-pembagian yang ada di buku dalam sebuah pohon pikiran. Ilmu ini begitu kuat pengaruhnya. Belajar dengan menggunakan peta pikiran membuat otak saya lebih ringan dan kemampuan menghafal saya meningkat drastis. Ujian kelas 6 di gontor adalah yang paling berat karena pelajaran-pelajaran selama 6 tahun diujikan dalam satu kali ujian. Dalam satu ujian rata-rata ada 3-6 buku yang harus dikuasai. Ujian kami murni dari gontor. Tidak ada kisi-kisi, tidak ada try out, tidak nyontek. Hukuman bagi yang menyontek di Gontor adalah diskors 1 tahun, saya tidak pernah menyontek seumur hidup saya di gontor. Untuk menghadapi ujian akhir kami terbiasa tidak makan Pagi, dan tidak mandi pagi, waktu kami terlalu berharga untuk itu. 

Hal penting yang selalu saya lakukan sebelum ujian adalah membuat jadwal belajar. Jadwal yang saya buat selalu full. Saya tidak memasukkan tidur siang dalam jadwal saya, keluar ruang ujian saya sudah terbiasa untuk tidak tidur dan langsung membaca pelajaran berikutnya, kecuali jika sebelumnya saya belum tidur sama sekali. Dan alhamdulillah saya bisa lulus dengan nilai mumtaz, dan berkesempatan mengajar satu tahun di Gontor 9 Kalianda, lampung selatan. Di usia 19 saya diberi kesempatan mengajar siswa setingkat SMP dan SMA. Kecuali kelas 1 semua dengan Bahasa Arab dan Inggris, saya juga diberi kesempatan menjadi wali kelas dan pengawas bahasa di pondok tersebut. Sungguh pengalaman yang berharga yang membuat saya lebih percaya diri menghadapi hidup. 

Selanjutnya saya tiba di Kairo dengan niat untuk kuliah di Universitas al-Azhar. Kami terlambat, saat itu ujian masuk telah ditutup. Saya pun belum bisa kuliah, sempat menganggur, mengikuti dauroh tahfiz, berorganisasi di senat fakultas bahasa arab milik orang indonesia, dan mengikuti pelatihan bahasa di al-azhar selama sekitar 3 bulan, setelah itu saya mengikuti ujian masuk Alazhar dan lulus dengan nilai yang cukup baik (seingat saya jayyid).

Kemudian saya mulai masuk kuliah di jurusan sejarah peradaban fakultas bahasa arab. Saya dikejutkan dengan beberapa pelajaran di jurusan saya yang penuh dengan kosa kata kontemporer ditambah dengan dosen yang menggunakan bahasa arab berlogat mesir, mungkin anda pun mengalami hal sama yang saya sebut sebagai clash of civilization. Namun sedikit demi sedikit saya mulai terbiasa.

Saat tingkat satu dahulu saya sempat berdiskusi dengan salah seorang senior saya di jurusan sejarah, dari diskusi tersebut saya menjadi tahu bahwa di jurusan sejarah tidak ada sama sekali yang mendapatkan nilai mumtaz. Sebagai alumni gontor yang sempat merasakan mumtaz dan menggebu-gebu untuk mumtaz lagi, saya berubah pikiran, target mumtaz saya pun saya simpan di lemari. Ditambah kenyataan bahwa dari 7 orang tingkat 1 di jurusan saya yang tahun kemarin 5 diantaranya tidak lulus ujian kenaikan tingkat. Hal itu ditambah lagi dengan fakta bahwa dari 4 orang kawan serumah, seluruhnya tidak lulus ujian. Saya pun ketakutan kalau-kalau saya tidak naik tingkat. Ditambah lagi sebuah ultimatum dari ibu saya bahwa saya tidak boleh menikah sampai lulus S1. Inilah motivasi terbesar saya, saya harus segera lulus, agar bisa mendapatkan izin menikah dari orang tua saya. Dorongan seksual dan cinta menurut Napoleon Hill adalah emosi yang paling kuat dalam diri manusia. Dan ketika seorang manusia menggunakan dua dorongan ini untuk mendapatkan target yang diinginkannya, potensi maksimalnya akan muncul. 

Maka saya melakukam apa pun yang saya bisa untuk sekedar bisa lulus ujian kenaikan tingkat. Walaupun saya sempat bolos kuliah satu bulan karena mengikuti dauroh tahfiz, namun setelah itu saya hampir sama sekali tidak pernah absen kuliah. Saya catat semua yang bisa saya tangkap dan saya anggap penting. Setiap ada kata-kata aneh yang diucapkan dosen dan saya tidak paham, saya segera bertanya kepada kawan-kawan orang mesir yang dengan senang hati menjelaskan maknanya dengan bahasa yang lebih mudah saya pahami. Saya menghadiri semua seminar tentang bagaimana cara mendapatkan nilai bagus yang diadakan oleh organisasi-organisasi yang ada di kalangan Mahasiswa Indonesia di Mesir. Saya menginterview langsung seorang senior alumni gontor yang pernah mendapatkan nilai jayyid jiddan. Dan hal paling penting dari pesan beliau adalah: kuasai dan hafalkan muqoror, dengan seluruh kata-katanya. Pesan itu mengagetkan saya. Saya belajar di Gontor dengan hanya mengandalkan pemahaman tanpa mengahafal isi buku kata perkata. Dalam buku born to be genius saya mendapat informasi bahwa otak kita memang didisain sulit untuk menghafal hal-hal yang berbentuk tulisan, dan otak kita mampu menghafal sangat cepat bila yang dihafal berbentuk gambar. 

Saya pun menggabungkan cara berfikir senior saya tadi dengan ilmu peta pikiran saya. Hasilnya saya pun berusaha untuk membuat peta pikiran detail untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang sulit dihafal. Untuk pelajaran-pelajaran seperti sejarah eropa dan sejarah kuno, saya membuat peta pikiran untuk seluruh judul yang ada di buku itu. Melelahkan! Namun itu lebih baik bagi saya daripada harus gagal dalam ujian. Semua kata pun saya cari sampai dapat apa artinya. Kamus munjid yang tebalnya sekitar 20-30 cm itu menemani saya di pojokan kamar. Koneksi internet yang cukup kencang membuat saya juga leluasa mencari arti kata-kata sulit tersebut di google. 

Dan tanpa diduga saya lulus ujian tingkat satu dengan nilai jayyid jiddan. Nilai itu adalah yang tertinggi di jurusan kami. Seingat saya saat itu jumlah mahasiswa jurusan sejarah sebanyak 100-200 orang. Orang mesir sendiri paling tinggi hanya mendapatkan nilai jayyid. Saya benar-benar kaget. Saya benar-benar tidak berniat untuk mendapatkan nilai jayyid jiddan, saya hanya berharap agar lolos ujian kenaikan, dan Allah menghadiahkan saya nilai tertinggi di jurusan saya. Dengan nilai itu saya dengan relatif cukup mudah lolos seleksi untuk mendapatkan beasiswa bayt zakat kuwait. Uang jajan bertambah sekitar 480 pon sebulan, kalau saya tetap naik tingkat setiap tahun, saya juga berhak mendapatkan tiket pulang. Saya juga mendapatkan bantuan dana dari kbri sebanyak 300 pon saat hari wisuda Mahasiswa Indonesia di Mesir. 

Di tingkat dua saya terpilih menjadi salah satu ketua ikpm (ikatan keluarga pondok modern). Saya harus pindah ke rumah sekretariat ikpm, dan mengurusi rumah tangga dan kepengurusan ikpm yang menurut saya memang cukup memakan energi dan emosi. Namun saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dari pengalaman setahun di ikpm. Mendapat banyak sekali kenalan baru, dan tentu saja mengasah skill komunikasi saya yang masih sangat kaku. Namun efek sampingnya tahfiz dan kuliah saya sedikit banyak terkesampingkan. Nilai saya di tingkat dua: jayyid. Saat itu saya merasa bahwa daya ingat saya menurun drastis. Namun sekarang saya menyadari bahwa belajar saya saat itu lebih sulit karena saya sangat jarang kuliah, di sisi lain saya tidak lagi ketakutan tidak lulus ujian karena kenyatannya tahun sebelumnya saya lulus dengan nilai jayyid jiddan. 

Di tahun ketiga saya pulang ke indonesia. Saya mengahabiskan sekitar 4 bulan di indonesia. saya magang bekerja di tempat Om-Om saya, Om Busro dan Om Dodo. Saya bolos kuliah 2 bulan lebih. Saya tiba di kairo pada bulan desember. Saya sempat mengikuti kuliah selama 2 minggu. Selebihnya saya habis-habisan membaca buku siang malam. Saya kali ini takut tidak naik tingkat. Pada semester dua tingkat tiga saya rajin kuliah, namun di tengah perjalanan, saya diminta tolong oleh ketua ppmi (persatuan pelajarnya mesir) untuk menjadi ketua panitia simposium dan pagelaran seni pelajar Asean di mesir. Saya pun bolos kuliah demi mensukseskan acara tersebut sekitar 2-3 minggu. 

Dalam mengahadapi ujian di tingkat tiga saya mendapatkan metode baru yang cukup mujarab. Selain membuat peta pikiran untuk setiap pelajaran saya juga menghitung jumlah paragraf di setiap judul. Saya menghafal jumlah tersebut dan berusaha menghafalnya dengan mengingat gambaran penting di setiap paragraf. Dengan metode ini, jika saya sudah berhasil menghafal hal-hal penting dalam setiap paragraf di setiap judul, saya bisa menerangkan isi buku dengan cukup jelas tanpa kesulitan, semudah menyebutkan 1,2,3, dst. Di ujian tingkat 3 saya sekali kembali mendapat nilai jayyid jiddan. 

Di tingkat empat saya pindah dari flat kontrakan ke asrama milik wamy (world assembly of muslim youth) yang berpusat di Saudi Arabia. Saya pindah karena ajakan kawan dekat saya di jurusan sejarah, dan karena saya merasa kurang cocok lagi dengan rumah yang lama, terutama dalam masalah pengeluaran, karena sejak desember 2013, kiriman dari rumah mulai dikurangi, sehingga dengan hanya bermodal beasiswa sebesar 480 pon cukup sulit bagi saya untuk menutup pengeluaran-pengeluaran di flat kontrakan. Dengan tinggal di asrama pengeluaran saya lebih berkurang, dan gaya hidup saya pun tidak terlalu berubah. 

Walaupun di tingkat empat ini saya diminta tolong untuk menjadi penanggung jawab kajian tafahum center, sekjen diaspora mesir, dan pemred majalah ilmiah ppmi himmah, alhamdulillah semua itu bisa saya jalani tanpa harus bolos kuliah. Dua bulan sebelum ujian saya pun menstop seluruh aktifitas selain belajar. Dan saya pun mulai fokus menguasai diktat kuliah. Saya cukup terkejut ketika awal-awal saya fokus belajar di asrama. Saya bisa belajar dengan sangat tenang. Sebelumnya Saya terbiasa sejak tingkat satu dulu untuk belajar di flat yang cukup ramai, atau mengungsi di masjid saat waktu shalat. Selain itu, hal yang membuat belajar di asrama begitu efektif adalah karena di asrama saya tidak perlu masak. Untuk sarapan cukup dengan 4 potong roti, di siang dan malam hari kita mendapatkan makanan dari asrama. Dengan metode belajar yang sama dengan sebelumnya, saya bisa membaca muqoror dengan jauh lebih cepat, persiapan dalam menghafal pun jauh lebih matang. Oh iya untuk materi alquran saya selalu menyediakan waktu untuk murojaah minimal satu juz setiap pagi (saya sudah hafal 4 juz sejak di indonesia ditambah kegiatan tahfiz sebelum kuliah). Dan sebelum masuk ujian alquran saya pun menuliskan hafalan saya yang akan diujikan di kertas kosong, sebagai sarana latihan menulis. Karena materi alquran adalah materi yang saya targetkan untuk mumtaz setiap tahun. Dan alhamdulillah, beberapa hari yang lalu saya mengecek nilai, dan saya mendapat nilai mumtaz, Alhamdulillahirobbilalamin, saya kaget luar biasa, karena sebelumnya kata petugas administrasi nilai saya jayyid jiddan, dan ternyata nilai tersebut adalah yang terbaik di jurusan kami, nilai terbaik setelah saya diraih oleh 3 kawan orang mesir yang mendapatkan nilai jayyid jiddan. Allah memang tidak menyia-nyiakan usaha hambanya, innallaha laa yudh'iu ajro almu'minin


Monday, August 11, 2014

Rumah Sendiri

Lagi pengen curhat aja....

Setelah 3 tahun tinggal di Pondok Indah (pondok mertua indah maksudnya...*hihi*)

saya pengeeeeeeeeeeeeennnn banget punya rumah sendiri, tinggal di rumah sendiri, punya dapur sendiri, punya ruang keluarga sendiri, apa apa terserah diri sendiri.

Mau jungkir balik kek, koprol kek, kayang kek, ato jalan jongkok juga nggak perlu ngerasa "nggak enak"

Tapiii, harga rumah kan sekarang udah ber-M ber ember 

Semoga bisa terwujud, entah bagaimana cara-nya... kuasa tuhan kan "ajaib" yah, insyaAllah ada jalannya

*berdoa khusyuk* *nangis dipojokan*


Thursday, August 7, 2014

Diaper Bag Review - MARSS (Sukaaaakk bangettt ngett...)



Pernah nggak ngalamin kejadian ketika kita belanja beberapa barang, ada satu barang belanjaan diantara barang lainnya yang jadi favorit kita banget. Its like...."duh, gue suka banget ama belanjaan gue yang ini niiiih... *sambil terus menerus diliatin dan dicobain berkali - kali sesampainya di rumah hahaha* pasti pernah doooong...

Begitu juga dengan saya pas lagi heboh belanja perlengkapan bayi menjelang kelahiran baby gendhis. Masih ingat cerita saya yang ini?

Nah, saya baru inget...merk tas saya adalah Marss. Tas inilah yang jadi barang terrrrr-favorit dari semuuuua belanjaan saya buat gendhis waktu di pameran mother and baby fair itu. Karena selain warna nya bagus (netral buat ditenteng emak atau bapaknya. Airen setuju banget sama pilihan saya itu),  bahannya bagus, size nya pas, kantong buanyak, pluuus dapet tas dengan lapisan alumunium buat nyimpen termos air panas, perlak kecil (ukurannya handy buat dibawa bawa), wet bag, sama gantungan kunci boneka. paket super kompliiit plit!

Harganya pun masih reasonable, nggak bikin melotot kayak okiedog, skiphop, allerhand ataupun product mothercare yang sampe juta jutaan itu. Tas ini best buy pokoknya.

Merk Marss ini diproduksi di Hongkong, dan sudah establish sejak tahun 2010.

Setelah satu setengah tahun pakai, so here's my personal review:

Punya saya adalah seri 8002 yang berwarna coklat (sengaja saya suruh airen yang pilih warnanya, supaya dia juga semangat nenteng nenteng perlengkapan lenong gendhis).



spesifikasi:
warna : coklat
size: 45 x 23 x 33
bahan: nylon 200D
type: shoulder strap bag and sling bag




Tampilan luar:



warna coklat nya kece banget. Bentuknya pun modis, nggak kayak tipikal diaper bag kebanyakan. Jadi, kalopun nggak dipake buat bawa perlengkapan baby bisa banget buat dipake membawa keperluan ibu bapaknya. Saya aja pernah bawa tas ini waktu pergi dinas kantor keluar kota loh hehehe





Ada dua tali yang bisa dipakai. Yaitu sebagai tas pundak (shoulder strap bag) dan tali sling panjang layaknya postman bag

Tampilan Dalam:

Memiliki buanyaaakkk kantung dengan partisi. Enggak perlu lagi deh beli bag orginizer. Semua perlengkapan bisa dimasukkan ke dalam kantong kantong terpisah sesuai kategorinya, hal ini membuat isi tas nggak messy dan rapi jali, pada akhirnya dapat memudahkan kita kalo mau mencari sebuah benda. Penting abis nih, secara diaper bag kan pasti isinya semua mua ada disitu, udah gitu kalo berurusan sama ngambil sesuatu buat baby kan kudu cepet cepet semisal tissue or lap. Dengan tas ini barang bawaaan bisa ter-organize dengan baik.




2 buah kantong "ajaib" di pinggir kiri kanan tas.
kantong sebelah kiri diperuntukan sebagai tempat tissue basah. Ukurannya telah di sesuaikan dan audah ada bolongan khus buat ngambil tissue nya. jadi praktis, kita udah ga perlu buka buka resleting lagi, tinggal buka plastik tissue nya aja




kantong sebelah kanan bisa berfungsi sebagai cooler bag, karena sudah ada lapisan pelindung alumuniumnya. So, kita hanya perlu bawa ice pack kecil untuk menjaga asip tetap dingin. Nggak perlu repot bawa cooler bag terpisah. yup, inilah keunggulan lain dari diaper bag marrs tipe ini.




kantong depan
Kalo saya, kantong depan kanan biasanya diisi dengan minyak telon, slabber, plus saputangan kecil merk gerber (eh...gerber atau apa sih tuh namanya yang kecil2 warna warni...hehe lupa!).




Kantong depan kiri biasa saya isi kaus kaki beserta peralatan kecantikan gendhis alias kumpulan headband berbagai warna supaya dia tampil ngegemesin bak bayi di iklan pampers *emak nya kecentilan*

kantong belakang
Kantong besar bagian belakang saya isi dengan kumpulan alat mandi gendhis yang saya masukkan lagi ke dalam kantong zip lock biar ringkes




kantong tengah
Resleting tengah dari tas ini sangat lebaaaarrr, jadi kalo mau masukin apapun gampang banget. Peralatan yang biasa saya masukkan kesini adalah perlak besar, handuk, selimut, baju & celana, jumper, diapers, bantal kecil, bedak, sisir, topi, tissue, hand sanitizer, breast pump unimom manual, dll banyakkkk. Apalagi pas jaman masih new born semua isi kamar rasanya pengen dimasukin ke tas ajah!






Sekat tipis di tengah tas adalah sebagai tempat meletakkan perlak kecil (portable chaging pad) yang juga jadi bonus setiap pembelian Marss diaper bag. Kita nggak perlu worry deh buat gantiin diaper baby kapanpun dan dimanapun berada

Kualitas Bahan dan Jahitan:

Terbuat dari bahan Nylon 200D yang tahan air sehingga nggak perlu takut basah atau kehujanan





Enteng. Males kan ya, kalo tas masih kosong aja udah berat...apalagi ntar pas ditambahin perintilan baby yang segudang! Nenteng tas jadi berasa lagi fitness...hehehe. MARSS bag ini lebih enteng dari diaper bag kebanyakan. 




so far, jahitan kuat. satu setengah tahun dipakai masih baguuus dan awet. durasi pemakaian di 7 bulan pertama masih highly used. Tapi selanjutnya udah nggak sering dipake lagi, karenaaaa.... saya udah punya yang baru!!! hahaha... masih dari Merk MARSS juga, cuma motifnya lebih cihuy ala tas emak emak gaya. Udah gitu, barang bawaan gendhis juga udah ga se rempong pas awal awal. Palingan kalo lagi traveling yang agak jauh atau pake nginep, baru deh tas ini keluar kandang lagi.

Kelengkapan:
Seperti yang udah saya bilang... paket pembelian dari tas ini sudah komplit...plit!

  • Terdapat satu buah wadah berlapis alumunium untuk menyimpan termos ataupun botol susu. Sehingga terjaga kehangatannya urang lebih sekitar 1 smp 3 jam. Wadah ini ada pengaitnya yang bisa dikaitkan pada tas. Jadi nggak takut jatuh atau tertinggal
  • Terdapat perlak atau changing pad buat alas mengganti diapers bayi

  • Terdapat wet bag atau tas plastik kecil darj bahan pvc, yang bisa berfungsi sebagai tempat pakaian kotor atau basah, bisa juga untuk tempat sampah. Sehingga tidak tercampur dengan barang lain di dalam tas. Jadi tas nggak kotor dan terjamin kebersihanya.
  • Possible banget buat digantung di stroller atau diatas geretan koper

Perawatan:

Kalo saya pribadi sih cukup dilap dengan kain basah atau tissue aja apabila kotor. Selama penggunaan dalam batas normal, pasti nggak akan kotor kotor amat kok ...

Overall, saya "puas pake banget" sama diaper bag merk MARSS tipe ini.

Terus, karena udah jatuh cintrong, pas ada baby fair (di umur gendhis 10 bulan) saya ngerayu ngerayu airen biar dapet lampu hijau untuk beli diaper bag lagi *big green*
Alesan saya sangat kuat *padahal biasa aja sih, tapi sok di kuat kuatin nyahahahaha* *modus* 

Saya butuh diaper bag yang trendy bergaya layaknya tas mamah muda kece. Jadi cukup bawa satu tas itu aja, semua peralatan gendhis dan saya (biasanya cuma dompet, payung, sisir, dan alat make up) masuk ke dalam tas.

Setelah menggalau antara model tas emak gaya warna merah...



atau item ini...




akhirnya diputuskan buat beli yang itu... *tersenyum puaaas!*




alasannya karena size nya lebih besar, warna lebih netral (gampang di matchingin sama baju dan sepatu), model simple tapi manis pluuusss... saya sukaaaaak banget sama hidden pocket nya! Yaitu tempat buat nyimpen changing pad yang terletak di bagian dasar tas, nggak keliatan loh kalo gak diperhatiin dengan seksama.









Tadaaa...ini dia hidden pocketnya






Kelengkapannya sama dengan motif yang sebelumnya saya punya (ada bonus changing pad, alumunium bag buat termos or botol sus, wet bag, sama gantungan tas berbentuk bear). Bedanya nggak ada special pocket buat wet bag dan alumunium pocket.




Maka, diaper bag yang pertama pun pensiun dulu. Saya lagi ketagihan pakai tas baru hehehe. Honestly, saya bukan tipical orang yang seneng gonta ganti tas, karena kecenderungannya pastiiii aja ada barang ketinggalan kalo pas pindah tas. Jadilah ini tas juga saya pake buat ngantor :-) Hahahaha kadang pampers, baju sama minyak telonnya juga ikut saya bawa!




I have to be fair, jahitan tali strap di tas yang kedua ini nggak se kuat yang pertama. Mungkin disebabkan pemakaian yang tidak semestinya, dan bawaan kantor yang berat (berbagai file, map besar, pernah juga laptop) akhirnya tali nya putus satuuu.... hiks. ini juga sih sebenernya yang saya khawatirin, tanda tanda nya udah ada dari minggu lalu tapi masih kekeuh dipake. Secara masih jadi favorite bag, akhirnya saya bawa ke stop n go buat dibenerin. Lalu sama mas mas nya ditambahin kancing besi biar kuat. Sekarang bisa dipake lagi deeehhhhh. Yeay!


Kemarin saya bawa jalan jalan ke Bintaro xchange hohoho. Bisa langsung digantung di stroller :) praktis.





Pengen punya jugaaaaa???? *tebar racuuuun lalalalalala*

Karena puasss banget sama product ini, kayak kemarin di cerita catatan tentang ergo baby carrier, saya juga pengen ibu ibu lain juga merasakan yang saya rasakan...hehehe. Maka saya akan membantu buat para mommies cantik untuk mendapatkan product ini. 

Nggak perlu repot repot nunggu pas pameran yang cuman setahun sekali itu, karena bisa langsung order ke saya sekarang juga. Wooohooo!! Kalo kelamaan ntar keburu baby nya lahir, atau keburu baby nya tambah gede, jadi masa pakainya berkurang hihihi.


So, buat yang kepengen, silakan contact #mommaergo atau intip link ini yaaaa *muach2*








Monday, August 4, 2014

Cerita Imunisasi Si Guwawww



Ahhh… setelah “libur” 10 bulan, akhirnya kami kembali ke RS lagi buat imunisasi. Terakhir gendhis kesini di usia 9 bulan untuk imunisasi campak. Seharusnya niiih, jadwal imunisasi adalah bulan lalu. Tapi emak bapak nya sok sibuk…. jadi baru kemarin deh sempetnya. 


Kebetulan hari itu bertepatan dengan pengumuman hasil pilpres, kantor saya (letaknya persis di ring I ) memperbolehkan buat work from home, karena wilayah tersebut bakal rawan bener kalo sampe terjadi kerusuhan. Belum lagi, ultimatum dari airen yang ngelarang saya masuk kantor. Saya sih seneng seneng aja dapet extra hari libur. Mmmm... Kabar burung yang berhembus dari temen redaksi nya si airen adalah bakal terjadi pengerahan massa besar besaran. iiih serem, bro! mudah mudahan nggak yaaaaa....

Appointment dengan Bu dokter jam 8.30 pagi. Di jam yang sama, saya airen dan gendhis udah sampe di RS. Ternyata, dokternya belom dateng. Sambil nunggu, gendhis di tensi  dan timbang berat badan dulu. Hasilnya, 36.5 dercel dan 12 kg. Pantessss aje kalo lg gendong pake tangan gempor bener nih emak-nya.

Sambil nunggu bu dokter, gendhis main di playground RS Hermina Ciputat. Letaknya persis di sebelah kantin "ki..kue cucur ki..." kata airen. Maklum, doi fans beratnya kue cucur kantin ini, sayang sekarang bulan puasa, kue di kantinnya kosyong. 

Area playground ukurannya nggak gede, mainannya juga nggak banyak. Hanya ada meja kursi warna warni, beberapa trolley dorong, dan bola bola kecil. Yang bikin tempat ini "rame" adalah wall paper meriah full gambar warna warni (sebenernya ini sponsored by pigeon sih...) Ada beruang, kelinci, bee, bunga, dll. Gendhis berkali kali sibuk nunjuk nunjuk.








Nggak lama, suster teriak "anak gendhis...." waaah langsung saya panggil airen buat masuk ruangan. dokter elly pun menyambut kami dengan ramah. "mau imunisasi dok...tapi telat, harusnya bulan lalu" saya menjelaskan. Bu dokter kemudian memeriksa buku catatan gendhis. "oh gak papah bu....hari ini kita kombo ya. DPT, HIB, dan Polio. Beliau jg dengan detail menjelaskan urutan vaksin sesuai usia anak. Sambil menunjukkan tabel imunisasi IDAI yang tertempel di meja. 

Tabel imunisasi IDAI 2014





Berdasarkan artikel dari Pareting, dijelaskan bahwa ada 2 jenis imunisasi. 
Yaitu:


Imunisasi wajib

Adalah  imunisasi  minimal yang harus didapat anak dengan fasilitas disediakan pemerintah. Vaksin ini disubsidi oleh Kementerian Kesehatan RI dan bisa didapat di puskesmas atau posyandu terdekat. Tapi kalo imunisasi nya di rumah sakit dengan dokter, tetup kena bayar lagi. 


  • BCG : Memberikan kekebalan terhadap penyakit TB (tuberkolosis) 
  • POLIO : Memberikan kekebalan terhadap penyakit Polio
  • DPT (mencegah penyakit Difteri : Radang tenggorokan yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja. Pertusis : Penyakit radang pernafasan (paru) yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari, karena lama sakitnya dapat mencapai 3 bulan lebih atau 100 hari. Gejala penyakit ini sangat khas, batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi ‘whop’ dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena kesulitan bernafas. Tetanus : Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka)
  • HEPATITIS B : Memberikan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B
  • Campak : Memberikan kekebalan terhadap penyakit Campak



Imunisasi yang dianjurkan:

Adalah imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. 


Hib


Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Haemophilus influenza type B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis (infeksi pada katup pita suara dan tabung suara). 

Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6, dan 15 bulan.
Catatan khusus: Bisa diberikan secara terpisah atau kombinasi.

- Pneumokokus (PCV) 


Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga. 

Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6 bulan, serta antara 12 - 15 bulan.
Catatan khusus: Kalau mama belum memberikannya hingga usia anak di atas 1 tahun, PCV hanya diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Jika usia anak sudah 2 - 5 tahun, PCV hanya diberikan 1 kali.

- Influenza 


Manfaat: Melindungi tubuh dari beberapa jenis virus influenza. 

Waktu pemberian: Setahun sekali sejak usia 6 bulan. Bisa terus diberikan hingga dewasa.

Catatan khusus: Untuk usia di atas 2 tahun, vaksin bisa diberikan dalam bentuk semprotan pada saluran pernapasan.

- MMR (Measles, Mumps, Rubella)


Manfaat: Melindungi tubuh dari virus campak, gondok, dan rubella (campak Jerman). 

Waktu pemberian: Usia 15 bulan, dan diulang saat anak berusia 6 tahun.

Catatan khusus: Bisa diberikan pada umur 12 bulan, jika belum mendapat campak di usia 9 bulan.

- Tifoid


Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid (tifus).

Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun.

Catatan khusus: Terdapat dua jenis, yaitu oral dan suntik. Tifoid oral diberikan padaanak di atas 6 tahun.

- Hepatitis A


Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Hepatitis A, yang menyebabkan penyakit hati.

Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dua kali dengan interval 6 - 12 bulan.

- Varisela


Manfaat: Melindungi tubuh dari cacar air

Waktu pemberian: Pada umur di atas 5 tahun.

- HPV (Humanpapilloma Virus)


Manfaat: Melindungi tubuh dari Humanpapilloma Virus yang menyebabkan kanker mulut rahim. 

Waktu pemberian: Pada anak umur di atas 10 tahun, diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1-2 bulan kemudian, serta 6 bulan kemudian



Ini dia harga resmi vaksin imunisasi di RS Hermina Ciputat beserta biaya jasa konsultasi dan jasa suntiknya:





-----ooo-----




Terkait dengan tumbang gendhis, di awal pertemuan dokter memberikan penjelasan kepada saya dan airen tentang imuniasi yang sudah lewat serta akan datang. Selama bu dokter menjelaskan, gendhis sudah sibuk ngoceh. "wah, ngomongnya sudah banyak yaaaaa" kata bu dokter. "iya dok. tapi belum banyak kata kata yang sudah jelas diucapkan. paling hanya kata "udah" "ayah" aja...." sambung saya sekalian curhat hehehe. "Nggak papah bu, diajak ngomong terus aja... itu ngocehnya udah jago banget" kemudian bu dokter mulai ngajak ngomong gendhis untuk melihat sejauh mana interaksinya dengan orang lain dan bagaimana dia mengerti sebuah instruksi. "ayah yang mana?" tanya bu dokter. lalu gendhis yang kebetulan saat itu lagi digendong airen mengangkat telunjuknya dan menunjuk ke si ayah. "kalo ibu yang mana" bu dokter melanjutkan. Gendhis pun menunjukkan kalau dia ngerti pertanyaan bu dokter dengan mengarahkan telunjuknya ke saya. "Waaah, bagus sekali. berarti dia tidak ada masalah dengan interaksi ya. biasanya ini kecakapan untuk anak umur 2 tahun". 

"Kalau motorik halusnya bagaimana?" tanya beliau. "motorik halus maksudnya dok?" hahahaha ketauan deh bego nya gue! "iya.. apa sudah bisa pegang pinsil sendiri, menyuap sendok ke mulut....." "ooohhh... bisa dok, bisa....." airen yang jawab. Kemudian bu dokter menyarankan kami buat membeli buku gambar dan mewarnai beserta spidol serta crayon warna warni yang child friendly. Gendhis bisa belajar banyak dari aktivitas ini seperti ajak dia untuk menggambar satu bentuk lingkaran utuh, kotak, benang kusut (ini untuk melatih motorik halus) belajar mengenal warna, belajar berhitung, dll OK. Noted, dok!

Akhirnya, tibalah saat disuntik. Sebagai mandatory, saya memberikan "pesan pesan" khusus ke bu dokter.


  1. jarum suntiknya yang kecil (nggak kebayang kalo si bocah dikasi jarum gede...gak tega!)
  2. plesternya jangan terlalu lebar (kalo lebar, nanti pas mau nyopotnya bakal sangat menyiksa. Untuk menghilangkan rekatan plester, bisa dibubuhi baby oil di atas plester terlebih dahulu sampai kira kira sudah ga lengket lagi)

sengaja emang, saya ngajak airen buat ikut imunisasi gendhis. Karena saya nggak tega kalo udah part memegang si bocah saat disuntik. Belum lagi sekarang dia tenaganya kuaaaattt banget. Saya happy deh, sama dokter elly. Beliau sengaja nyuruh airen memegang gendhis di bagian tangan dan badan, sementara beliau nyuntik paha gendhis di belakang. Jadi gendhis ga lihat bu dokter nyuntik, dan tetap feel secure karena yang nampak hanya wajah ayahnya aja. Proses menyuntiknya pun cuma sepersekian detik. cusss... kelarrrr! saya sampai amazed, cepet amaaat, dok!

Alhamdulillah selesai, tinggal bulan depan kita imunisasi pcv. Fyi, khusus pcv kalau dilaksanakan diatas usia setahun, cukup 1 kali aja. sedangkan dibawah setahun kudu 3 kali. saya memilih opsi yang sekali aja, sesuai anjuran dokter. pertimbangan lain adalah pcv merupakan vaksin yang paling mihil.  bisa bocorrr kantong saya kalo musti 3 kali hehehe

Sebelum pulang, beliau sempat menanyakan bagaimana pola makan gendhis. saya ceritakan kalau dia sudah makan nasi dan sayur sop. Cuma sekarang dia makan nasi nya agak susah. Mungkin karena gigi gerahamnya lago tumbuh. Tapi kok kalo dikasih roti dia mau mangap lebaaaaar. Saya pun mencurahkan kegalauan tentang gendhis bakal tumbuh jadi anak yang ga suka makan nasi ( jadi inget seorang teman sd saya yang takuuut banget kalo lihat nasi) "nggak papa, makanan kan nggak hanya nasi" kata bu dokter.... "tapi nanti kalo gede dia nggak suka nasi gimana dong? kan repot dok...." curhat saya. "nggak papa bu, sekarang malah orang udah nggak disaranin banyak makan nasi, karena karbohidrat dan glukosanya tinggi.... ikutin aja dulu mau anaknya, yang penting ada makanan yang masuk" jawab bu dokter. iya deeehhh....

Kelar konsultasi, kami mampir ke nursing room buat gantiin diapers gendhis. sayang deeeeh, rumah sakit khusus ibu anak tapi nursing roomnya keciiiiil banget! masih lebih gede kamar mandi rumah saya dibanding ini.








Kemudian, karena lagi banyak anak anak ngumpul di playground, sekalian aja deh kasi makan gendhis disini. alhamdulillahhh makannya banyak!





Sore nya, kami buka puasa di bintaro plaza. Ternyata, apa yang dibilang bu dokter tadi pagi masih nempel di benak airen. Habis buka dia ngajak saya mampir ke gramedia dan membeli buku gambar, crayon, spidol, dan buku mewarnai. yeaaaayyy!


numpang main mobil mobilan di ace hardware