Wednesday, March 26, 2014

Liburan!!! Jalan Jalan "Go Show"

Jalan Jalan "Go Show"

Sebagai buah dari puncak kemumetan Airen sama kantor, selepas dia overtime 3 days in a row.... sekaligus merayakan wedding anniversary, akhirnya saya dan adek Gendhis diajak plesiran yeay!

Kemana??? Belum tau!! Nah looo....

Beneran deh, sampe jam 11 siang Airen masih ga tau mau ngajak pergi kemana. Antara pantai carita atau puncak.  "Pokoknya kita pergi liburan, siapin aja koper buat nginep satu malem". "trus nanti nginepnya gimana?" saya minta kejelasan "go show ajalah...." wah, tumben amat nih si Airen sang capricorn perfeksionis sejati yang biasanya segala sesuatu harus manage-able diatur sedemikian rupa, bisa ngajak pergi mendadak dangdut gini. Kesambet apa yaaaa dia.... tapi saya sih seneng seneng aja!

so, apa aja yang dibawa?


perlengkapan anak untuk liburan:



1. baju (4 set) pakai kaos dan celana yang adem

2. perlengkapan mandi (minyak telon, bedak, pewangi, sisir)
3. minyak tawon (takut nanti digigit nyamuk atau serangga)
4. handuk (satu besar, satu kecil)
5. kaos kaki (2 pasang)
6. selimut (2 buah)
7. diapers (secukupnya)
8. perlengkapan makan. (wadah bertutup, termos kecil, sendok, tempat minum bertutup)
9. makanan (nasi tim buat 2  kali makan dimasak pagi sebelum berangkat, buah pepaya disiapkan sebelum berangkat, alpukat utuh (belum di belah) pisau kecil (buat membelah alpukat), bubur instant (buat jaga jaga nggak nemu makanan fresh)
10. gendongan ergo andalan 
11. baju renang / singlet + celana pendek

banyak yaaa... hahaha tapi ini udah lebih dikit dibandingkan pas traveling sewaktu gendhis masih baby unyil.

nah buat emak bapaknya cukup bawa beberapa potong baju, handuk, sama perlengkapan mandi. siap deh!
Oh, iya jangan lupa membawa segala alat elektronik seperti camera, charger dan juga power bank. Penting abis.

Jam 12 teng mobil pun meluncur, sebelumnya kita mampir ke laundry kiloan dulu buat ambil dan naro cucian, kemudian mampir juga ke superindo beli makanan cemilan, roti, air mineral. Airen inisiatif beli bubur ayam instant buat berjaga kalo ga ada makanan yang bisa dimakan adek.

"Kita ke pantai carita aja ya!" ujar Airen. Lalu dia membelokkan mobil ke arah BSD. Ternyata..... baru juga keluar tol, udah macet sodara sodara!!! tumben amat ya, hari sabtu macetnya panjang bener....padahal belom tanggal gajian.

Men are from mars, saya nggak tau kenapa dibilang seperti itu. Namun satu yang pasti, kesamaan dari semua pria di dunia ini adalah dalam hal petunjuk jalan, mereka "lebih percaya sama google maps, dibanding nanya ke orang" Hal ini kejadian pas google maps nya tiba tiba error dan automaticly recalculate. Airen manyun deh, disuruh nanya ke orang kekeuh nggak mau, "gengsi" kayaknya. Daaaaan selang beberapa lama, pas mau belok ternyata jalan yang ditunjukin ama si google maps ditutup untuk umum, akibat perbaikan jalan....wakwaooo google maps kan ga bisa mendeteksi kalo itu jalanan ditutup ato ternyata satu arah, Airen pun misuh misuh bingung mau lewat mana.  walaupun saya pasang tampang prihatin, tapi sebernya dalam hati ketawa "makan tuh gengsiiii...." makanyaaa tanya orang aja deeehhh *gemes*

Hasil dari teteup kekeuh ngikutin petuah mbah google map tanpa mau nanya jalan ke orang, akhirnya jam 5 kurang kita baru mendarat di carita. kata Airen, "harusnya bisa lebih cepet dari ini" iiihhh, ngapain juga buru buru sih say. Alhamdulillah.... suara ombak udah berbisik bisik memanggil gendhis buat berenang.

Eits, tapi masalah belum selesai. Ini mau nginep di mana juga masih nggak tau...
sempet browsing, dapat info penginapan untuk keluarga. Tapi Airen kayaknya masih kurang sreg.

Airen pun membelokkan mobil ke:

Jl. Raya Carita KM 9 Labuan Pandeglang Banten 42264 Indonesia
Telephone:+62 253 803302 / +62 253 801126
Fax:+62 253 801330
Mobile Phone Number:+62 81807247984 / +62 81910850176

saya baca, penginapan ini memang recommended buat keluargasayang sekali, penuh sodara sodara!


Eh tapi, ada salah satu akang yang nongkrong di depan kantor reception Baka Baka menawarkan kalo dia ada kamar di Lippo Kondominium yang bisa disewa. Duhhh kalo urusannya sama calo calo begini saya paling males deh. Bisa bisa harga nginepnya digetok, dikasi harga mahal ampun ampunan. Apalagi, salah satu kelemahan airen adalah orangnya "nggak enakan" jadi suka gampang dikadalin. Terbukti akhirnya dia masuk perangkap rayuan manis si akang. Saya emang udah males berdebat soal hotel, karena perjalanan kesini tadi aja penuh dengan perdebatan "panas" so I leave the decision about hotel on him.


"Barusan aku udah liat. ini hotelnya bagus kok, bersih lagi... kamu pasti suka". kata Airen (saya stay di mobil karena adek gendhis bobo) "terus udah bayar? nggak mau lihat yang lain dulu?" saya mempertanyakan "aku udah oke, udah dibayar" jelasnya. ya suddd...

Masuk lah kita ke kamar hotel. hmmm... kok feeling saya nggak enak ya sama ruangan ini. di sebelah kanan pintu masuk terdapat kamar mandi. Jalan beberapa langkah selanjutnya dapat dijumpai kitchen set dan kulkas (fyi, kulkasnya nggak dingin... udah di utak atik sama Airen tetep nggak dingin juga). Satu set meja makan ditata persis di depan kulkas. Selanjutnya, ada satu buah sofa empuk lengkap dengan bantalnya. Di samping sofa, terdapat sebuah kasur ukuran king size. Kamar ini dilengkapin dengan AC yang lumayan dingin dan sebuah TV ukuran 29 inch.

Kemudian, di sisi kanan dari kasur terdapat pintu yang mengarah ke balkon. tetapi oh tetapi.... sama si empunya kondominium ini balkonnya ditutup kemudian ditambahkan sebuah kasur tingkat yang kelihatannya nggak terawat. hiiiy...
setelah check in... langsung main air!

Malemnya... saya nggak bisa tidur. Nggak tau kenapa kok hati saya rasanya resah tidak tenang. susaaaah banget buat nutup mata. Feeling saya nggak enak banget. Padahal si airen bobo nyenyak di samping saya.... tapi kok saya merasa ketakutan hiiiyyy... puncaknya adalah, pas bangun tidur, gendhis langsung duduk dan melambaikan tangan dadah-dadah entah ke siapa... duuuh spooky berat! Saya yang saat itu masih setengah sadar langsung tutup mata lagi pura-pur tidur.












Akhirnya, pagi datang jugaaaaa... tanpa menyia nyiakan waktu, kami main lagi di laut...

Ternyata, gendhis sukaaaa banget di titah diatas pasir. Muka nya lucu... kalo pas kesiram air. Pernah pas lagi duduk duduk tiba tiba ada ombak agak tinggi menerpa, yang berakibat ada air laut yang terkecap di mulutnya. Muka gendhis tiba tiba langsung aneh dan dia teriak... hahaha mungkin karena asin kali yaaaaa... lucu bener sih anak ibun! Tapi gendhis cupu.... dia nggak berani duduk sendiri diatas pasir... mau nya dipangku.













Jam 3 sore kita check out deh. Di jalan pulang, saya cerita apa yang saya rasa semalem ke Airen, eeehh dia bilang saya lebay... dasarrrr! "aku gak ngerasain apa apa" yeee... emang situ kebo sih tidurnya!

Setelah satu jam perjalanan, karena laper, kami mampir ke mal cilegon. tampaknya ini mall paling heits se cilegon raya, soalnya nyari parkir aja susahhh....

Kenyang isi perut, sambil nunggu pesanan kopi nya datang, airen ngajak gendhis ke lantai atas buat lihat lihat. eh tiba tiba dia turun dan bilang "bun, kamu ke atas deh sama adek...aku pengen dia main disana" begitu liat tempatnya, saya juga jadi semangat. mana murahh pula hehe!

Kiddie Land - Zone 2000
Ramayana Cilegon
Rp. 35.000 untuk satu anak dan dua pendamping
jam bermain sepuasnya








liburan kali ini lumayan seru walau banyak drama. kapan lagi niiiih kita jalan jalan, ayah daddy???

Sunday, March 23, 2014

Life Lesson - A Wise Advice from Grandpa

Just found this wise letter from Worthy to Share website. Really worth to share.
After read this, suddenly i miss my Grandpas (hiks... both of them was passed away in the end of last 2013)

I Re-Post the wise letter as a reminder for me about this inspiring thought. Indeed... its a life lesson that we all must know. This Grandpa (James) know what was important in life. And I'm gonna share his awesome advice below... 


What This Grandpa Left Behind Before Dying Surprised Everyone. But It’s Absolutely Brilliant, Trust Me.



When James K. Flanagan passed away on September 3, 2012, he left behind something absolutely amazing. Months before, he wrote a wise letter of advice to his five grandchildren, unbeknownst to them. With permission of his daughter, Rachel Creighton, the letter he left behind was posted online. This is that letter.
Even if you didn’t know James, his words are worth reading… they’re life lessons for all of us.
Dear Ryan, Conor, Brendan, Charlie, and Mary Catherine,
My wise and thoughtful daughter Rachel urged me to write down some advice for you, the important things that I have learned about life. I am beginning this on 8 April 2012, the eve of my 72nd birthday.

  1. Each one of you is a wonderful gift of God both to your family and to all the world. Remember it always, especially when the cold winds of doubt and discouragement fall upon your life.
  2. Be not afraid . . . of anyone or of anything when it comes to living your life most fully. Pursue your hopes and your dreams no matter how difficult or “different” they may seem to others. Far too many people don’t do what they want or should do because of what they imagine others may think or say. Remember, if they don’t bring you chicken soup when you’re sick or stand by you when you’re in trouble, they don’t matter. Avoid those sour-souled pessimists who listen to your dreams then say, “Yeah, but what if . . .” The heck with “what if. . .” Do it! The worst thing in life is to look back and say: “I would have; I could have; I should have.” Take risks, make mistakes.
  3. Everyone in the world is just an ordinary person. Some people may wear fancy hats or have big titles or (temporarily) have power and want you to think they are above the rest. Don’t believe them. They have the same doubts, fears, and hopes; they eat, drink, sleep, and fart like everyone else. Question authority always but be wise and careful about the way you do it.
  4. Make a Life List of all those things you want to do: travel to places; learn a skill; master a language; meet someone special. Make it long and do some things from it every year. Don’t say “I’ll do it tomorrow” (or next month or next year). That is the surest way to fail to do something. There is no tomorrow, and there is no “right” time to begin something except now.
  5. Practice the Irish proverb: Moi an olge agus tiocfaidh sí “Praise the child and she will flourish.”
  6. Be kind and go out of your way to help people — especially the weak, the fearful, and children. Everyone is carrying a special sorrow, and they need our compassion.
  7. Don’t join the military or any organization that trains you to kill. War is evil. All wars are started by old men who force or fool young men to hate and to kill each other. The old men survive, and, just as they started the war with pen and paper, they end it the same way. So many good and innocent people die. If wars are so good and noble, why aren’t those leaders who start wars right up there fighting?
  8. Read books, as many as you can. They are a wonderful source of delight, wisdom, and inspiration. They need no batteries or connections, and they can go anywhere.
  9. Be truthful.
  10. Travel: always but especially when you are young. Don’t wait until you have “enough” money or until everything is “just right.” That never happens. Get your passport today.
  11. Pick your job or profession because you love to do it. Sure, there will be some things hard about it, but a job must be a joy. Beware of taking a job for money alone — it will cripple your soul.
  12. Don’t yell. It never works, and it hurts both yourself and others. Every time I have yelled, I have failed.
  13. Always keep promises to children. Don’t say “we’ll see” when you mean “no.” Children expect the truth; give it to them with love and kindness.
  14. Never tell anyone you love them when you don’t.
  15. Live in harmony with Nature: go into the outdoors, woods, mountains, sea, desert. It’s important for your soul.
  16. Visit Ireland. It’s where the soul of our family was born — especially the West: Roscommon, Clare, and Kerry.
  17. Hug people you love. Tell them how much they mean to you now; don’t wait until it’s too late.
  18. Be grateful. There is an Irish saying: “This is a day in our lives, and it will not come again.” Live every day with this in mind.
As a conclusion, all his advice was right, rite? My "dang!" point is, I already fail the the number 11. Ups...

Thursday, March 20, 2014

Happy 3rd Anniversary, Bos!


TADAA!!!!

I made this photo decoration and photo mug. Sent it via one night service carrier by JNE to his office.

Pretty sure that he MUST be forget that today is our special day








I also write this poem...hehe (thanks to sederet.com and mbah google)

Dear Ayah Daddy,
Our Anniversary has come round again.

In fact, marriage is not easy by any means. We annoy each other and go through all ups and downs just like anyone else. Sometimes we’re fighting , yelling or I’m just crying. But other time we’re hugging, clowning, joking and cuddling (with Baby Gendhis, of course…hehe).

Indeed, our life is getting challenging day by day. We’re struggling to fill the gasp of each other, to balance each other out.
Thanks for the smile and "laugh" that you keep carry on. Laugh in the toughest of times.  Find the humor in everything together and realize that the tough times we’re going through are gonna pass. The tough times are simply a blip if we know we’re gonna be together forever. 

People said that once you really believe that you’re gonna be together forever, you'll realize that there’s no use being right or wrong in the relationship. There’s only finding compromise, so we both can walk away from the situation, and understanding each other. There does not have to be winners or losers.

lets holding hands,  walk side by side, and continue this journey.


Happy 3rd Anniversary, Bos!


Then, here's his response after receive my anniversary gift. Proven that my feeling was right.




Next, I'll write behind the scene story of that cute gift :)

Wednesday, March 19, 2014

Motorcycle Mom (Brmm..brmm..brrrmmmm....)

Semenjak kembali masuk kantor selepas cuti, nggak ada opsi terbaik selain saya harus berangkat ke kantor pakai motor.

Dalam hal ini, maksudnya bukan saya nyetir motor sampai ke kantor yang jaraknya jauuuuh banget ya... tapi naik motor sampai ke stasiun pondok ranji, lantas motornya diparkir disitu. Kemudian, ganti menumpang kereta tujuan tanah abang. Dari tanah abang, moda transportasi ojek saya pilih biar bisa cepet menjejakkan kaki di kantor. Sounds ribet yaaaah? tapi thats the best option that I have. inilah perjuangan berangkat ngantor. Pulang kantor pun.... ditempuh dengan cara yang sama. Whewh *lap keringet*

Kalau dihitung, dalam sehari saya menghabiskan uang transport sekitar 40rb hiks! bolak balik ojek 30rb, naik kereta PP 4rb, bayar parkir 6rb. Dikali dengan 28 hari kerja jadi berapa tuhhh? ini masih mending dibandingkan saya harus naik angkot dari rumah, uang yang dikeluarkan jumlahnya bakal meningkat lagi. Emang nasiiib jadi orang commuter...hehehe udah ah bikin nggak napsu makan kalo terus dipikirin :p

Ada sih option lain yang lebih ramah di kantong, yaitu ikut jemputan kantor. Tapiiiii...tapii.... berangkatnya harus jam 5 pagi. Duh, dari pada anak saya keleleran belom mandi, belom makan...bahkan bisa jadi belom bangun pas saya tinggal, mending enggak ikut deh. Kok kayaknya saya nggak bertanggung jawab jadi emak. bye bye pak supir!

Pilihan jadi motorcycle mom saya pilih juga dengan alasan karena Airen nggak mungkin bisa "ngojek"-in saya ke stasiun. Dia harus jagain si baby sampe kira kira jam 9 dimana mertua saya udah siap buat dititipin adek bayi.

Sebagai newbie di ranah bikers sepeda motor, saya menyetir dengan amat sangat hati-hati. Di awal awal bahkan saya jiper buat nyalip angkot yang suka seenak udel berhenti di tengah jalan. giliran mau kita salip, eeeh, si angkot malah maju. bikin emosi jiwa raga. Selain itu, saya cupu deh.... masa' kalo sebelah saya bis atau truk gede, langsung nyetirnya grogi, deg deg an bo!

Setelah hampir setahun jadi bikers, kemampuan menyetir saya sudah meningkat pesat dooong...hehehe walaupun tetep aja cemen nggak berani ngebut, maksimal 40km/jam. Karena "inget anak" pas nyetir, mindset di kepala saya adalah sekarang saya udah jadi ibu, jadi kudu hati hati.  Kalo saya sampe kenapa-kenapa nanti anak saya siapa yang ngurusin. amint amit cabang baby #ketok meja 1000x

Ada kalanya saya merasa bahwa I am a bad motorcycle driver. Kadang suka siwer ga ngeliat jalanan berlobang ato gundukan batu, akibatnya motor pun loncat! untungnya nggak tinggi sih. Pernah juga saya hampir terpeleset karena ngerem mendadak, sebab jalanan licin. Ngeri nya lagi, saya juga pernah hampir terjatuh karena motor saya stuck di tengah rel kereta, pas di gas nggak mau maju. sedangkan ban belakang muter tetapi tidak menapak akibat kontur jalan yang bebatuan. Padahal, jalur kereta sedang ramai dan sinyal pintu kereta udah bunyi bunyi karena mau ada kereta lewat. hiy....horrooorrr. Daaaaan baru aja tadi pagi saya menghindari mobil yang lagi belok, eh...ternyata di depannya ada kubangan. Basah deh itu sepatu sampe dalem dalemnya. *ngok*

Udah gitu, memori saya akan jalanan juga buruk... saya pernah sekali nyasar karena sok pede nyobain rute baru yang siapa tau bisa lebih cepet. seinget saya juga saya udah pernah lewatin jalan itu pas dibonceng airen. Ternyataaa.... salah jalan sodara sodara! saya musti nanya orang dan puter balik buat sampe di tujuan. Ah, mudah mudahan saya nggak kapok ya, since no more better option I can choose regarding this thing.

Ternyata, I am not alone!  there's a lot of motorcycle mom out there. It is so true that current mommies are intended to be more independent. Beneran deh! Selama perjalanan, saya banyak sekali ketemu ibu ibu yang nyetir motor sambil bawa anak.  Nggak jarang, ketemu sama ibu yang bawa 2 anak sekaligus! Si kakak yang mau berangkat sekolah duduk di belakang, si adik diikat dalam gendongan. Bahkan kadang gendongannya juga bukan gendongan dengan kadar keamanan yang cukup tinggi seperti baby wrap ataupun baby carrier namun hanya pakai kain jarik. #tutupmata




In fact, thats their daily life. They do that because they have to. Mereka melakukan hal tersebut pasti alesannya sama seperti saya yaitu nggak punya option lain yang lebih baik yang mau nggak mau harus dilakukan. Kalau nggak, stuck deh urusan domestik. Akibatnya, kakak nggak bisa pergi sekolah karena nggak ada yang nganter atau ibu jadi nggak bisa masak karena bahan makanan abis kudu beli ke pasar dulu.

Somehow, kehidupan yang semakin keras dan jalanan yang kian macet bisa jadi membuat si ayah mesti berangkat abis subuh atau stay di rumah buat take care other important stuff, udah gitu... hari gini susaaaaah setengah mati nyari helper buat bantu-bantu. Jadilah ibu ibu perkasa ini menerjang jalanan setiap pagi dan sore demi membuat semua siklus hidup berjalan semestinya. Si adek juga kudu dibawa, karena nggak mungkin ditinggal sendirian di rumah. Jakarta (dan sekitarnya) kejam, bung!

Di sisi lain, banyak orang yang menganggap "miring" ibu ibu yang nyetir motor sambil gendong atau memboncengi anak. Ada yang menatapnya dengan tatapan negatif karena berfikir "duh, kasian anaknya" "kok tega sih, bawa anak naik motor seperti itu" "pasti si ibu nggak sayang sama anaknya " "apa nggak takut jatoh?" "apa nggak takut anaknya menghirup karbondioksida berlebih?" "apa nggak takut bikin anaknya masuk angin?" endebla endeble.... (Hah! rasanya pengen teriak, "diem deh lo semua.... lo nggak tau kan dilema apa yang dihadapi ibu ibu itu tiap pagiiii?") please mind other people's business and dont judge.

Kalo saya yang ditanya, apakah saya akan memilih jalan untuk ngebonceng anak naik motor atau nggak, hmmm if I have no option, yes I will do.
Keselamatan pengendara dan penumpang sudah pasti jadi nomor satu. lagipula, jalan yang dilalui biasanya jalan kampung atau jalan tikus yang nggak banyak dilalui kendaraan, terlebih kendaraan besar.



Terakhir, berikut adalah tips dari saya untuk para motorcycle mommies yang semoga bisa berguna:

  1. Sebelum berangkat, cek cek bebi cek dulu kondisi kendaraan terutama gas, rem, klakson dan lampu sen
  2. Apabila mau membawa baby, pastikan si baby dalam keadaan nggak laper, jadi bisa tenang sepanjang jalan
  3. Apabila mau menggendong baby, pastikan gendongannya aman dan kencang. Sekarang sudah banyak kok gendongan safety belt yang di claim aman buat bonceng anak naik motor. Seperti produk Jafa ini: 








4. Alokasikan waktu lebih, sehingga nggak perlu terburu buru dan nggak perlu kebut-kebutan
5. Dari pada mengambil resiko dengan mencoba jalur baru kemudian nyasar, lebih baik lewati jalanan yang biasa kita lewati saja (*ambil kaca* hehehe)
6. Don't drive, while drunk (Ya keleeessss.... hahaha *dijitakin emak emak se-dunia maya*)


So, titidije di jalan ya mommies... :)


nb: kemarin teman-teman saya di geng Wacana MMO request foto saya yang lagi nyetir motor. Mereka pada nggak percaya kalo saya sekarang jadi bikers hihi. Duh maap belom sempet motret motret, buru -buru ngejar kereta nih.... dadah... *lambai lambai*






Thursday, March 6, 2014

Konsultasi Laktasi - Klinik Laktasi KMC

Belajar Menyusui dan.... tetek bengeknya

Ini cerita ketika baby gendhis berusia 40 hari.

Kebetulan, hari Rabu itu adalah jadwal saya untuk kontrol dengan dsog pasca melahirkan. Seharusnya sih kontrolnya dua minggu setelah delivery, namun karena baby sempat masuk perina dan kondisi saya yang masih up and down sebagai ibu baru dengan segala drama-nya, akhirnya baru terlaksana sekarang.



Nah, mumpung kontrolnya di KMC, saya sekalian aja daftar buat konsultasi ke klinik laktasi. Buka pukul 08.00 - 20.00 Untuk pendaftaran, seinget saya nggak bisa daftar via telepon, melainkan mendaftar langsung ke meja pendaftaran pada hari H konsultasi.

Ternyata, pasien dsog saya sudah banyak bererot yang hadir, kalau tidak salah saya dapat urutan 10. Sedangkan untuk klinik laktasi, dapat nomor urut 2. Ruangan antara klinik laktasi dan praktek dsog berdekatan, sehingga saya hanya menunggu di sisi sebelah kanan saja untuk mengantri keduanya.

Sayapun selanjutnya dipanggil untuk masuk ke dalam klinik laktasi. Bersama dengan Airen dan mamer. Sengaja saya ajak mamer ikut serta, supaya beliau "terbuka" pikirannya tentang manfaat asi, buruknya dot serta empeng, cara latch on, dan teman temannya.

Permasalahan menyusui yang sedang saya hadapi waktu itu adalah bayi ngempeng puting. Gendhis kalau menyusu lamaaaa sekali, lalu bobo. Tetapi pas nenen nya mau dicopot, eh...dia bangun! lantas nangis dan minta nyusu lagi. Bolak balik seperti itu. Haduuuuh, capek sekali badan saya rasanya. Mana belum bisa mimik sambil tiduran, jadi seringnya saya ikutan tidur namun dalam posisi duduk. Alamak, pegelnyaaa....

Konselor laktasi yang membantu saya ketika itu adalah dr (hmmm.... sebut saja namanya Bunga), berjilbab dan masih muda. Beliau lantas meminta saya untuk menunjukkan bagaimana posisi saya menyusui. Ternyata, latch on yang saya lakukan memang belum sepenuhnya benar. Mulut baby masih kurang "nyaplok" karena di awal dia buka mulut, bukaannya masih kurang mangap, sehingga areola nya belum semua masuk. Sayapun diajarkan tips "mouth tickling" yaitu dengan menempelkan puting kita ke bibir bagian atas baby, untuk merangsang dia membuka mulut dengan lebar. Dan saya juga baru tahu kalau pada saat menyusui sambil duduk, tangan kita yang bawah seharusnya tidak menggenggam dan hanya menopang leher serta badan baby, tetapi jari jari tangan sebaiknya dalam posisi membuka untuk menahan kepala dan leher baby.

Bu dokter juga mengatakan, kemungkinan baby ngempengnya lama adalah karena latch on yang kurang sempurna, sehingga asi yang dikonsumsi tidak maksimal. Bukan karena asi saya kurang. Hoooo... ("Tuh Mam, denger kan kata bu dokter?" ngomong ama mamer dalam hati, nggak berani ngomong langsung, menantu cupu...hihihi)

Selanjutnya, bu dokter mengajarkan posisi menyusui sambil duduk supaya areola bisa masuk ke mulut bayi dengan maksimal. caranya adalah setelah mouth ticking dan mulut bayi membuka lebar, kepala bayi kemudian kita dorong perlahan ke arah PD agar langsung "plek" nyaplok. Posisi bayi pun harus benar benar miring hampir 90derajat dengan paha, sehingga hidungnya tidak terhalang dan bisa bernafad dengan bebas. Hmmmm.... tapi jujur aja nih, cara ini kok agak kurang nyaman ya buat saya, walaupun posisi latch on benar, tetapi proses dorong kepalanya itu agak pushy. Baby nya kok kayak diperlakukan seperti robot. Padahal, menyusui kan supposed to be a natural instinc of human.


Latihan Posisi Menyusui


Setelahnya, saya diajarkan untuk menyusui sambil tiduran. Ternyata, posisi kemiringan badan saya dan baby berpengaruh ke posisi latch on yang maksimal. Miringnya kepala baby harus sejajar dengan posisi miring PD saya agar benar benar dicaplok. kalau dilihat dari proses menyusu, ibu dokter mengatakan tampaknya baby tidak punya masalah dan tidak tongue tie.

 Di dalam ruangan klinik laktasi terdapat sebuah kasur lipat yang empuk berwarna coklat. Kasur inilah yang menjadi alas saya untuk belajar posisi menyusui sambil duduk dan tiduran. Di sebelah kasur, terdapat sofa panjang untuk kami ngobrol. Kalau dilihat, ruangannya tidak terlalu besar. Jauh di depan sofa, ada sebuah wastafel dan baby tafel seperti nursing room pada umumnya. Sebuah meja diletakkan dekat dengan sofa. Meja ini di atasnya terpampang beragam alat peraga yang berhubungan dengan praktek menyusui seperti cup feeder, contoh PD peraga dari plastik, boneka bayi, dll


Cup Feeder (tolong abaikan gumpalan tissue di belakangnya yaa..hehe)



terkait dengan pemberian asip, bu dokter sangat menekannya perlunya menjauhi dot dan empeng karena bisa berakibat bingung puting sehingga bayi menolak nyusu langsung. beliau juga menunjukkan bentuk cup feeder merk medela yang bisa dipakai untuk pengganti dot. tapi well... memang perlu kesabaran yang super extra supaya baby pinter mimik pake cup feeder.

Hmmm sebenarnya sih tidak ada yang salah ya dengan ibu dokter ini, tapi saya merasa kurang sreg aja. karena instead of konsultasi dua arah, yang saya rasakan saat itu justru feeding dan defensif tanpa memberikan solusi real buat masalah saya. emang kalo udah urusan dokter mah cocok cocokan ya bo! lebih ngenesnya lagi, karena konsul bareng mamer... saya jadi merasa di pojokkan, as if saya nggak becus jadi ibu. Diungkapkan lah segala kekurangan saya sampai masalah baby blues. seolah olah mau menunjukkan bahwa beliau sudah sangat expert mengurus bayi, bahkan jika dibandingkan dengan ibu dokternya sendiri. saya dan airen sampai diuji buat gantiin baju dan diapers si baby di depan bu dokter. hikssss.... iya deh maaaaammm #nangisdipojokan

moral of the story adalah tujuannya baik sebenarnya mengajak ibu atau mamer ke dokter laktasi, yaitu agar mereka juga terupdate mengenai pentingnya asi dan menyusui. tapiiiii kalo bisa, sebelum berangkat ke rumah sakit sebaiknya ada pesan2 sponsor dulu ke suami, atau ibu kita sendiri agar tidak mengeluarkan kata kata yang bisa bikin kita melempem. huhuhu...

so, that's it. Nggak terlampau lama sih kami di dalam mungkin sekitar 30 menit-an ya. setelah itu saya lanjut antri untuk ketemu obgyn. alhamdulillah jahitan pasca melahirkan, ukuran rahim dan segala pernak perniknya sudah kembali ke bentuk semula dan tidak ada permasalahan.

Hal yang bikin tercengang justru datang dari bill tagihan konsultasi laktasi. Airen sampe protes ke saya, padahal tadi di dalam cuman gitu gitu doang tapi kok tagihannya sampe lebih dari setengah juta. wakwaoooo!! udah gitu, ternyata pengajaran posisi menyusui dihitung sebagai tindakan. karena posisi menyusui ada yang duduk dan tiduran, dihitung menjadi 2 tindakan. Amsyoooong deh!

kalau tidak salah inget, berikut rinciannya (januari 2013)
- konsultasi 300rb
- tindakan edukasi posisi menyusui 1 135rb
- tindakan edukasi posisi menyusui 2 135rb

mehong ya boooo, emang udah makin komersil yaaaa RS ini... padahal saya suka banget sama suasana dan ambience rumah sakitnya. Nggak heran ada beberapa dokter bagus ada yang hengkang dari RS ini karena alasan tersebut. Diantaranya dr. Purnamawati, dsa yang di banyak forum disebut sebagai dsa recommended.

saya rasa si dokter di Klinik Laktasi yang tadi saya kunjungi juga komersil deh (maap suudzan ya) hahaha prasangka ini bukan tanpa sebab sih. jadi, setelah kelar konsultasi saya minta pin bb bu dokter in case sampai di rumah saya ada pertanyaan tentang laktasi. Namun, dokternya nggak memberikan pin bb, melainkan memasukkan saya ke dalam group bbm berisi pasien pasien beliau. Daaaaaan instead of memberikan informasi seputar asi, yang beliau posting pertama kali setelah saya join adalah rentetan gambar nursing pillow berbagai motif yang menjadi barang dagangan beliau. Yah, jadi males deh! udah kayak ikut temenan bbm grup nya onlineshop ajah.


oh iya, klinik laktasi di KMC ini juga memberikan layanan jasa lainnya yaitu:
- Akupuntur Laktasi 
- Relaktasi
- Konsultasi Toungue Tie & Tindakan Insisi
- dll.


Kemang Medical Care
JL.Ampera Raya No.34
Jakarta 12550
Phone : +6221.27.54.54.54 / +6221.27.54.54.00
Fax : +6221.78.84.35.48
Email : info@kemangmedicalcare.com


Thankies, semoga postingan ini berguna :)